Istri Direktur Kemarilah - Bab 146 Kalau Tuan Muda Salim Sudah Mulai Keras Kepala Bisa Membuat Orang Disekelilingnya Ikut Gila (1)

Ketika dia semakin berharap memiliki anak, justru Sheila malah semakin takut, hatinya akan terasa semakin sakit, apabila suatu hari nanti dia benar-benar hamil, dia tidak tahu bagaimana dia akan memberitahu Denis, karena di dalam tubuhnya ada sejenis virus jenis baru yang tidak bisa dideteksi oleh orang biasa, virus ini akan mengakibatkan tubuhnya semakin memburuk setelah melahirkan, dan bisa mematikan----.

Atau bisa saja, dia berharap Rinu kembali padanya karena dia hamil, bukan karena benar-benar mempedulikan keselamatannya…

Ketika dia memikirkan hal ini, hatinya terasa terjun bebas, dibawah tatapan mata Denis yang membara ekspresi Sheila terlihat rumit, dia menggunakan tangannya untuk menutup mata Denis : “Bisakah kamu berbalik badan? Aku tidak bisa kencing kalau kamu menatapku seperti itu.”

Bukannya dia berbalik badan malah tatapannya tidak lepas dari Sheila sambil mencium jarinya.

Sheila baru tersadar kalau dia masih mengenakan cincin yang dibawakan oleh Carl, responnya malah dia buru-buru menarik kembali tangannya dan berkata : “Itu cincin Carl….”

“Ternyata cincin itu sangat cocok denganmu.”

“Ternyata?”

“Cincin itu awalnya memang untuk dirimu.”

“Lalu cincin yang di pakai oleh Yuna?”

“Orang lain yang kasih.” Sembari bicara, dia mengangkat tangan Sheila lalu melepaskan cincin itu : “Nanti akan kuberikan yang baru, khusus untukmu dan tidak ada duanya.”

Sheila memiringkan kepalanya sambil menatap Denis, sepertinya dia sudah lupa akan hal penting yang tadi : “Kenapa aku cuma boleh memiliki yang tidak ada duanya?”

“Kamu yakin ingin mendengarnya disini?” kalau memang dia tertarik maka Denis akan memberitahunya, hanya saja ini di dalam toilet, dan lingkungan bisa merusak suasana.

“Aku tidak tahan lagi…”

Akhirnya Denis tahu yang paling ahli dalam merusak suasana adalah wanita yang ada di hadapannya.

Setelah selesai, Sheila merasa lega, kemudian Denis menggendongnya dengan hati-hati dan meletakkannya di atas kasur.

Setelah menerima telepon, pembantunya masuk dan mengambil sampel untuk diperiksa.

“Apa kamu sangat takut?” Denis melihat sorot mata kosong dan ketakutan di mata Sheila : “Apa kamu takut benar-benar hamil, atau takut kalau tidak hamil?”

Sheila menggigit bibirnya, lalu menurunkan pandangannya, tidak tahu apa yang harus dikatakan.

Dia memang takut hamil, hanya saja yang lebih ditakutkan adalah dirinya juga sedikit berharap kalau hamil.

“Kalau memang hamil, maka lahirkanlah.”

Suaranya yang serak bergema diatas kepalanya, Denis tidak seperti dulu yang suka memaksa.

Sheila tertegun, lalu dengan cepat mengangkat kepalanya dan memandang langsung ke dalam matanya.

Matanya yang dalam, bagaikan sebuah tangan yang tidak terlihat, lalu menembus masuk ke dalam hatinya, kemudian meremas hatinya, seketika rasa sakitnya membuat dia kehilangan napas.

Ekspresinya seperti inilah yang membuat Denis takut, rasanya seperti menggunakan berbagai macam cara untuk pergi dari sisinya, serta menggunakan berbagai macam cara untuk menyingkirkan janin ini.

“Dengarkan baik-baik, kalau memang hamil, maka itu adalah anak kita, dirimu tidak punya hak untuk membuat keputusan apapun untuk menggugurkannya, kubilang lahirkan!” Dia memegang tangan Sheila dengan erat.

Dia menarik tangannya tapi pegangan Denis yang erat sudah membekas, dia menggelengkan kepala : “Aku benar-benar tidak hamil.

Kenapa Denis begitu terburu-buru berpura-pura seakan dia hamil?

Denis yang seperti ini membuatnya entah kenapa merasa takut, karena ini hanyalah kebohongan yang dibuat di vila utama supaya bisa menghindar dari hukuman Nyonya Besar saja.

Saat ini, pembantu mengetuk pintu dan datang mengantarkan hasil tes urin.

Denis membaca hasil tes dengan penuh harap, namun detik berikutnya harapan menjadi kekecewaan.

Dia sangat kecewa karena tidak hamil?

Sheila menatapnya dengan kening berkerut : “Apa yang tertulis di kertas laporan?”

“Negatif, tidak hamil.”

Reaksi Sheila adalah menghembuskan napas lega, bebannya sudah terangkat.

Sheila mengira soal ini sudah berakhir, ternyata Denis malah masih belum menyerah dan berkata : “waktunya terlalu pendek jadi hasilnya tidak akurat, beberapa hari lagi kita pergi ke rumah sakit untuk tes darah supaya lebih akurat.”

“Tidak mau!” Tanpa berpikir panjang Sheila langsung menolak, kemudia tiba-tiba teringat sesuatu dan menambahkan : “Kecuali…..”

“Kecuali apa?”

“Kecuali dirimu berjanji padaku untuk menyelamatkan Sisi dari tangan Tuan Huo.”

Dia khawatir kalau langsung membiarkan Denis pergi menyelamatkan Sisi maka motivasinya kurang, dan kalau dalam waktu 5 hari dia masih belum bisa mengeluarkan Sisi dari sana, maka Sheila harus pergi kesana menyerahkan diri dan diganti dengan Sisi.

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu