Istri Direktur Kemarilah - Bab 139 Kamu Adalah Binatang (1)

Di layar monitor terlihat ular yang tak terhitung jumlahnya merayap di atas lantai, ketika teringat kembali waktu itu dia dan Regen taruhan menangkap ular, perutnya terasa bergolak.

Dia merasa ingin muntah.

Tiba-tiba terdengar suara jeritan yang memekakkan telinga dan disusul dengan suara jeritan yang lain.

Itu adalah suara Sisi.

Sisi paling takut ular, apalagi melihat begitu banyak ular….

Tubuhnya dalam kondisi terikat dan ditaruh di sudut ruangan, lalu ular-ular itu perlahan mulai merayap mendekati dia, akhirnya ular-ular itu merayap naik ke pahanya, ke badan, bahkan sampai ke lehernya.

Wajahnya begitu terkejut sampai berwarna kehijauan, dia ingin menjerit tapi tidak bisa, hanya bisa mengigit bibirnya erat-erat, dia berusaha menahan diri dikelilingi pemandangan menjijikkan seperti ini.

Sheila mematikan saluran itu, dia tidak tahan kalau harus menonton lebih lama, kalau tidak dia khawatir dia tidak bisa menahan diri lalu pergi kesana dan malah mengacaukan semuanya!

Apa yang sebenarnya diinginkan oleh Regen!?

Dia tahu kalau di HP tersebut tersimpan nomor Regen yang bisa dihubungi, ternyata benar saja.

Teleponnya berbunyi dua kali lalu diangkat, lelaki itu berbicara dengan suara malas : “Ternyata lebih awal dari perkiraanku.”

“Regen! Dasar pria bejat, kamu apakan Sisi?”

“Aku cuma memberikan kesempatan supaya dia dan ular-ular itu bisa membina hubungan yang baik, jangan marah-marah seperti itu nanti mukamu banyak kerutan.”

“….!” Urat di pelipis Sheila berkedut-kedut, dia sama sekali tidak mood mendengarkan Regen berbicara soal kerutan!

Regen malah tertawa kecil, suaranya seperti suara iblis yang bergolak dalam kegelapan : “Tenang saja, sekarang dia sudah jauh lebih baik, dan dia masih belum terkena bisa ular.”

“Regen, berani kamu menaruh ular berbisa!? Coba saja kalau berani!”

Sheila berusaha menahan emosinya, dia tahu kalau ucapan itu sudah keluar dari mulut Regen pasti akan dilaksanakan, dia tidak bisa membiarkan Sisi terus berada di samping Regen.

“Apa kamu pernah dengar ular laut belcheri?”

Dia pernah dengar, itu adalah ular paling berbisa di dunia, apabila tergigit maka tidak ada obat yang bisa menyembuhkan.

Sheila menghela napas dalam-dalam : “Beritahu aku, harus bagaimana baru kamu mau melepaskan Sisi?”

”Kamu ingin aku melepaskan Sisi?” suara Regen yang seperti iblis bahkan terdengar melalui telepon : “Aku mau dirimu.”

Selesai mengucapkan kalimat ini, jantung Regen berdebar tak karuan, dia tahu, jantungnya ini menginginkan Sheila, bahkan otaknya pun tidak bisa mengendalikan jantungnya…

Hari itu dia membiarkan Sheila memilih untuk pergi, dan dia pun tidak memaksa karena ada Denis, kalau kedua belah pihak saling berebut maka kedua belah pihak akan ada yang terluka.

Bahkan dia tahu kalau dia tidak perlu menggunakan cara pertukaran maka wanita itu akan kembali mencarinya, selama Sisi ada ditangannya maka Sheila pasti akan menyambut umpannya!

“Baiklah, beritahu aku kamu ada dimana? Apa kamu masih berada di villa itu?”

“Aku berada ditempat yang tidak bisa kamu temukan, kuberikan waktu 5 hari untuk bersiap-siap, aku akan menyuruh orang menjemputmu!”

Telepon pun terputus, Sheila begitu marah hingga ingin melempar handphone, tapi tidak bisa karena dia masih mengandalkan handphone ini untuk menghubungi Regen.

Dan ketika dia mau balik menelepon, handphonenya sudah mati!

……

Kabut turun mulai turun menyelimuti malam, sinar bulan yang cerah meninggalkan bayang-bayang melalui celah di hutan.

Regen mematikan handphonenya, ini adalah tempat yang dia katakan, Villa Berkabut, tempatnya terletak di pedalaman hutan belantara yang tidak terjamah, bahkan tempat itu pun sulit dijangkau oleh kamera pengawas.

Medan magnet di hutan tersebut akan mempengaruhi sinyal peralatan komunikasi, bahkan kalau ada orang yang berjalan masuk, tidak mungkin untuk berjalan lurus jadi harus memutar jauh.

Dia berbaring santai di atas sofa ruang baca, matanya memandang ke arah layar projector yang besar.

Ketika teringat kembali toge kecil (Sisi) yang begitu ketakutan melihat ular bahkan jeritannya seperti babi yang disembelih, hatinya berkecamuk.

Belum pernah dia bertemu dengan wanita yang nyalinya kecil seperti Sisi.

Waktu itu, dia hanya melemparkan beberapa ekor ular mainan ke dalam ruangan, Sisi malah pingsan karena terkejut.

Lalu setelah beberapa kali percobaan dia mulai terbiasa, dan mulai memasukkan ular mainan yang bisa bergerak seperti ular asli, dia pun pingsan lagi….

Dia menyalakan remote, layar projector yang besar langsung menampilkan kondisi di dalam ruangan itu, ular yang badannya meliuk-liuk merayap mendekati Sisi, dia memejamkan matanya lalu menutup telinganya, dan mulai menjerit.

Dia tidak mengerti kenapa bisa ada orang seperti ini? Sudah terus-terusan berteriak tapi masih tidak kehabisan suara.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu