Istri Direktur Kemarilah - Bab 90 Dia Tidak Tertarik

Ketika Sheila kembali ke kamar pelayan hotel, jarum jam menunjuk pada angka tujuh, hujan di luar masih berjatuhan di atap-atap dan tanah, tidak ada tanda-tanda berhenti.

Anehnya, meskipun cuaca tidak bekerja sama, tetap tidak dapat mempengaruhi suasana hiburan di dalam hotel.

Para pelayan di koridor kamar pelayan masuk dan keluar seperti sedang menghadapi medan perang, terutama di malam hari, langkah kaki tak kunjung henti, bagi mereka, semakin malam semakin sibuk.

Sheila baru saja selesai mandi, mengenakan pakaian dalam dan piyama yang baru saja dibelinya, mengeringkan rambut dan tergeletak di atas ranjang.

Memejamkan mata, benak tiba-tiba terpintas wajah seorang pria.

Pria yang mendesaknya masuk ke helikopter, ingatannya tentang pengenalan wajah sangat kuat, pada dasarnya, dia mampu mengingat orang-orang yang bahkan hanya pernah bertemu sekali.

Orang ini merampas cincin pemberian Kenny dari dia, dia harus menemukan cara untuk mendapatkan kembali cincin itu ...

Tok Tok Tok---

Mengetuk pintu sebanyak tiga kali merupakan gaya Jack:

“Nyonya, Tuan memintamu pergi setelah mengenakan pakaian.”

“Ke mana?”

“Anda akan tahu setelah mengikuti saya.”

Sheila membuka pintu, sekedar merapikan rambut, melangkah dan hendak keluar, dihentikan oleh Jack: “Nyonya, anda lupa menggantikan pakaian……”

“Pakaian ini tidak boleh?”

Jack memandang lagi sekilas, nyonya mengenakan gaun piyama putih bertekstur katun, lengan baju bergaya balon, terlihat seperti seorang putri, rambut agak berantakan, dengan malas bersandar di ambang pintu, tetap terlihat cantik hingga membuat orang tidak bisa mengalihkan pandangan.

Dia tidak berani melihat lebih lama, segera menundukkan kepala: “Tuan tidak sedang berada di kamar presiden suite, lagipula keluar dengan berpakaian begitu tampaknya terlalu……” terlalu tidak bermartabat.

Sheila terdiam sejenak, sedikit tidak mengerti kenapa dia ingin menemuinya? Bukannya malam ini dia ingin memanjakan wanita kesayangan barunya? Ada urusan apa yang berhubungan dengannya?

Sambil berpikir, tatapan perlahan menjadi gelap: “Katakan saja kalau aku sudah tidur!”

Selesai bicara, Sheila menutup dan mengunci pintu.

Merenggangkan pinggang dengan malas dan hendak naik ke ranjang untuk tidur lelap, tiba-tiba tedengar suara ‘PONGG’

Pintu dobrak dan terbuka… …

“Maaf nyonya, telah mengganggu anda, saya tidak berani melanggar perintah tuan, jika malam ini tidak bisa membawa nyonya ke sana, maka kemungkinan saya akan dihukum mati, setelah menimbang konsekuensinya, saya hanya bisa……” Jack sekilas melirik ke arah pintu dengan tatapan penuh maaf……

Dia juga tidak memiliki cara lain, setelah mengetuk beberapa kali, nyonya tidak mau membuka pintu lagi, dia tahu tidak mudah untuk menghadapi nyonya, jadi dia pun hanya bisa menggunakan cara kasar seperti ini.

“Kepala pelayan Jack, kamu mengdobrak pintu untuk secara langsung melihat aku berganti pakaian?” Sheila sudah meletakkan tangannya di kancing piyama, membuka begitu saja bagai tidak ada orang lain.

Raut muka Jack menjadi hitam seperti arang, terkejut dan segera membalikkan badan, keluar sekalian menutup pintu.

Pintu sudah dobrak, tidak bisa lagi jika tidak pergi, Sheila dengan sederhana menyisir rambutnya, kiranya menduga bahwa Tiffany juga akan berada di sana, dia pun merias muka dengan tampang yang sederhana, mengambil gaun lalu mengenakannya.

Gaun fishtail dengan pundak Sabrina bermotif kulit ular hitam, menempel di postur tubuh yang sempurna, menampilkan lekukan-lekukan tubuh dengan bagus.

Kemudian mengambil sebuah tas kecil hitam, meletakkan kartu kamar ke dalamnya, di dalamnya juga terisi kartu kamar presiden suite.

Demi kenyamanan, hotel menyiapkan dua kartu kamar untuk mereka, satunya lagi ada pada Denis.

Ketika kembali membuka pintu lagi, Jack tetap berjaga di luar pintu, sekilas melihat Sheila dengan tatapan aneh, dengan cepat digantikan oleh kekaguman.

“Nyonya, silakan.”

Kota yang tidak pernah tidur, disebut sebagai dunia surgawi bagi orang-orang yang mencari kesenangan.

Panggung berbentuk cincin berlapis, memandang ke bawah, belasan gadis cantik dengan tubuh dibungkus pakaian kulit hitam ketat sedang menampilkan tarian tiang di atas panggung besar dengan menawan, tubuh yang lunak seperti ular menari sambil memainkan tiang dengan centil, terus menggoda batas manusia yang paling primitif.

Atmosfer kekacauan bau alkohol dan kegenitan, serta lampu kristal pelangi yang tergantung di atas itu memancarkan cahaya mesra.

Semua orang di sini dapat melampiaskan hasrat paling orisinal mereka yang tersembunyi di hati.

Level kamar dibedakan menjadi beberapa tingkatan, para tamu yang paling terhormat tentu saja berada di kamar VIP paling mewah dan mahal.

Meskipun harga kamar VIP telah ditetapkan puluhan juta, tapi jumlah kamar VIP tetap tidak mencukupi jumlah permintaan.

Karena di sini, malam ini, akan dipentaskan pertunjukan yang paling menstimulasi dan menarik perhatian orang-orang.

Tentu saja, Jack membawa Sheila datang ke kamar VIP yang paling mewah.

Orang berkedudukan seperti Denis, tidak perlu memesan terlebih dahulu ataupun mengantri, yang ada hanyalah orang-orang memintanya untuk datang.

Pintu di luar kamar VIP itu sunyi, begitu pintu dibuka, teriakan, siulan, dan sorakan dari panggung tidak ada hentinya.

Wanita yang duduk di sofa bundar merah sedang mengobrol dan tertawa-tawa, sedangkan pria itu seperti berada di tengah-tengah kegelapan, secara otomatis menghentikan tawaan wanita itu, aura kejam dan dingin itu sangat tidak sesuai dengan godaan para wanita.

Lelaki itu melihat seseorang membuka pintu, mendongak, tatapan penuh makna, mata semakin menyala dan memanas.

Wanita ini selalu memiliki kemampuan semacam ini, tidak melakukan apapun, hanya berdiri diam, semua yang ada di sekitarnya sudah dapat dikalahkan, termasuk sekelompok wanita itu.

Sheila mengerutkan alis dan bertatapan dengannya, sekalian memandang sekilas wanita yang ada di sisinya, ekspresi menjadi kacau, dia akhirnya tahu makna dari tatapan Denis, dan juga maksud dari keanehan Jack ketika melihatnya berpenampilan begitu.

Ternyata Tiffany mengenakan pakaian yang sama persis dengannya!

Tiffany sengaja menampilkan ekspresi terkejut: “Tuan Salim, tampaknya seleraku sama dengan Nyonya Salim, kita bahkan menyukai gaun yang sama.”

Wanita lain memandangnya dengan tatapan seperti sedang menonton drama yang seru, mereka lebih penasaran, bagaimana cara Tuan Salim memperlakukan istrinya.

“Bagaimana bisa sama? Tiffany, gaunmu ini adalah hadiah dari Tuan Salim… …”

“Apakah Nyonya Salim sengaja membeli gaun yang sama peris?” Tidak tahu siapa yang berkata.

“Sengaja membeli gaun yang sama?” Denis menilai kalimat ini dengan penuh makna, tatapan tajam seolah-olah akan menerobos pikiran Sheila, tubuhnya bersandar di sofa, berkata: “Apakah ini sedang mencoba untuk menyamar tapi malah menghasilkan yang buruk?”

“Tuan Salim, saya dan Nyonya Salim, siapa yang buruk?” Tiffany mempergunakan kesempatan ini untuk memanja sambil merangkul lengan Denis, Denis malah tidak melepaskannya.

Sheila berdiri tanpa bersuara, bibir merapat, pandangan fokus pada tangan yang menjelajah di tubuh Denis.

Denis tiba-tiba menekan tangan putih nan lembut itu di posisi dadanya, mata tetap menatap Sheila: “Siapa yang Nyonya Salim harapkan?”

“Terserah kamu ingin mengatakan siapa.” Sheila berbalik badan dan hendak pergi.

Denis mengerutkan kening dengan dingin, Jack segera menghalangi Sheila.

Sorak-sorai dari panggung semakin heboh, sedangkan suasana di kamar VIP tiba-tiba menjadi kaku ...

Tawa Tiffany memecahkan kekakuan suasana: “Tuan Salim, sudahlah, tampaknya Nyonya Salim juga bukan sengaja untuk berpakaian sama denganku.”

“Bagaimana kamu tahu.”

“Setiap wanita mengharapkan dirinya sendiri bisa menjadi satu-satunya yang unik, bagaimana bisa ada orang yang suka berpakaian sama?”

“satu-satunya yang unik, benarkah?” Pria tertawa dengan sangat keji: “Susah dihindari, akan ada orang yang tidak suka….”

Dia ingin menjadikan Sheila sebagai satu-satunya, tapi jika seseorang itu diumpamakan sebagai buku, Sheila berkata tidak peduli apapun jenis buku itu, baik yang mahal maupun yang bermakna, semua itu tergantung pada apakah pembaca tertarik dengan buku itu, jika tidak, buku sebagus apapun itu tetap tidak akan berguna……

Dia tidak tertarik……

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu