Istri Direktur Kemarilah - Bab 252 Tidak Boleh Pacaran Sama Klien

Rumi baru membawa Sheila menginjak memasuki pintu departemen, mendengar diskusi gosip ini, Rumi tidak enak hati menjelaskan: “sebenarnya mereka memang suka bergosip, kamu jangan tersinggung ya.”

Anmei menginjak sepatu hak tingginya, di belakangnya ada segerombol orang yang mencoba menyenangkannya, dia itu kepala desainer custom, yang ternama dari merk D.O.

Terlihat ia menerima kopi yang orang lain buatkan untuknya, meminum seteguk, melihat Sheila, menghentikan langkahnya, mengernyitkam alis: “anak baru?”

Uap panas kopi mengebul sampai matanya, ia mengerutkan alis melempar gelas kopi itu, orang itu tidak menangkap dengan baik, gelas kopi jatuh ke lantai, mengotori seluruh lantai.

Tanpa disangka orang yang membuatkannya kopi juga tidak kesal, malah langsung mengambil tisu, berlutut di lantai dan mengelap noda kopi.

Semua orang memperhatikan Sheila, tanpa sadar terkejut, tidak menyangka anak barunya begitu cantik, sangat menarik.

Tidak tahu siapa, orang pertama yang bereaksi, berkata:

“Anak baru, kenapa begitu tidak paham peraturan? Masih tidak pergi belikan Desainer An kita sarapan?”

Sheila agak mengernyitkan alisnya, awalnya pemandangan ramah dan berteman baik di dalam kantor yang ia kira tidak muncul, sebaliknya sangat tidak ramah memperlakukan orang baru.

Sheila berdiri melihat di samping, tahu Desainer yang namanya Anmei itu sedang memanggilnya, di saat yang sama juga tahu , sedang menunjukkan kuasanya pada orang baru……

“Presdir Weni bilang……” Rumi mau membantu Sheila, hanya bisa mengeluarkan Weni, Sheila takut ia kesulitan, inisiatif bertanya: “apa mau aku yang pergi?”

“Selain kamu yang baru datang, siapa lagi anak barunya?”

“Maaf, aku tidak datang untuk disuruh-suruh, tapi kalau kalian belum sarapan, aku bisa pesankan kalian.” Sheila bicara.

“Aku mau 1 panini, 1 americano.”

“Aku 1 porsi pangsit isi udang, dan segelas susu kacang.”

“……”

Tanpa disangka mereka tidak sungkan dan memesan, ingatan Sheila tidak buruk, setelah mengingatnya memesankan untuk mereka, anggap saja sebagai membuat relasi baik di hari pertama kerja.

Tempat kerjanya berbentuk seperti salib, yang membagi jadi 4 sekat, 4 sekat dibagi menjadi 2 grup, setiap grup dipimpim oleh seorang kepala desainer, Anmei memimpin 1 grup, Rumi memimpin 1 grup lainnya, karena sifat Rumi yang baik dan penuh kesabaran, jadi Weni menunjuknya untuk memimpin Sheila.

Rumi memandu Sheila ke kantornya sendiri: “maaf ya, sekali datang kamu langsung keluar uang.”

“Tidak apa, anggap saja sebagai biaya belajar.”

“Kamu malah sangat terbuka ya, tapi orang-orang itu semua licik, kamu sebaiknya lebih perhatian sedikit, terutama……”

Kata-katanya belum selesai diucapkan, Sheila sudah tahu ia mau bilang apa, terutama karena ia orang yang datang dari entah berantah, terutama harus memperhatikan kepala desainer yang namanya Anmei itu.

Sekali lihat auranya yang terbuka itu juga langsung tahu tidak mudah ditangani.

Ditambah juga, diskusi gosip orang-orang itu, juga sudah menjelaskan segalanya.

Ia hanya datang belajar sementara waktu saja di sini, tunggu sampai ia hamil besar, naskah desain bisa Sheila buat di rumah, jadi tidak perlu datang ke sini lagi, perlakuan di sini sudah cukup spesial, jadi, Sheila terpaksa bilang sebisa mungkin merendah hati, tidak inisiatif membuat mereka madah……

“Kamu masih jomblo?” Rumi melihat sekilas 10 jari Sheila yang kosong, tidak memakai cincin……

Sheila terdiam sejenak, mengangguk, ia menandatangani perjanjian cerai dengan Denis, sekarang seharusnya terhitung jomblo……

“Punya pacar?”

Sheila merasa pertanyaan Rumi agak aneh, tapi masih mengangguk.

“Masih dalam dugaan, kamu begitu cantik, tidak punya pacarpun pasti banyak orang yang mengejar, tapi di sini kita……” Rumi terhenti sejenak, lanjut bicara: “kita disini punya peraturan tidak tertulis, tidak boleh pacaran dengan klien.”

“Kalau sampai pacaran?”

“Inisiatif mengundurkan diri.”

“……”

Saat Sheila sedang terkejut, Rumi mulai mengenalkan situasi di departemennya: “disini departemen kita menyediakan desain custom berkelas tinggi, jadi syarat untuk desainernya sangat tinggi, apalagi yang dihadapi semuanya klien kelas atas……”

“Terus terang saja, kita itu menyediakan jasa desain, hasil desain yang dikeluarkan, harus berpatokan pada pendapat klien……”

“Kalau berbeda dengan pendapat klien?”

“Berpatokan pada pendapat klien.”

Bicara sampai situ, Sheila mengemukakan keraguannya: “kalau klien bilang mau buat custom perhiasan yang sudah ada barang jadinya?”

“Pernah ada kejadian seperti itu, terakhir kali ada orang membawa selembar foto Love minta buat custom yang sama persis……”

“Love? Cincin?” Sheila mengingat di tangan Yuna, cincin yang sama persis dengan cincin warna merah muda yang Denis mau kasih ke Sheila.

Benar sekali, sebuah cincin dengan permata warna merah muda yang dengar-dengar harganya sampai 2 milyar, dibeli Tuan Muda Salim, cincin ini hanya ada 1, jadi ada orang yang tertarik membuat yang sama persis, tapi kualitas cincin yang dibuat pastinya tidak bisa dibandingkan dengan yang asli, apalagi permata warna pink harganya sangat mahal, bukan sembarangan saja bisa dibeli, biasanya kita tidak menyarankan klien untuk membuat tiruan seperti ini, kecuali permintaan kuat dari klien, apalahi kita bisa mendesainkan mereka perhiasan yang hanya ada 1 di dunia khusus dimiliki mereka.”

“……” dalam hati Sheila ada sebuah pemikiran yang sangat kuat, mungkin saja orang yang minta buat tiruan itu Yuna?

Rumi sangat bersabar, memberitahu Sheila segalanya.

Dalam sekejap mata mereka bicara hampir 1 setengah jam, Sheila tidak menyangka Rumi terlihat sudah sangat jago bicara, pengetahuan terhadap profesinya semakin lancar tanpa henti bisa ia ucapkan, kelihatannya bicara seharianpun tidak akan selesai.

Kalau bukan karena di luar kantor ada suara keributan, Rumi masih berencana lanjut bicara.

“aku keluar lihat dulu, di luar sepertinya mulai ribut.”

Rumi menarik membuka pintu, kemudian melihat di tempat kerja ada beberapa orang berdiri sedang berdebat tentang sesuatu.

Orang yang berdiri tidak semuanya pekerja, juga ada seorang klien yang mengenakan rok warna putih, kira-kira umur 30an, di tangannya memegang sebuah tas Gucci: “Suruh penanggung jawab kalian datang bicara denganku.”

Pelanggan beraura megah, dagunya terangkat tinggi, terlihat sangat jelas sama sekali tidak menganggap penting pekerja di hadapannya.

Saat itu Anmei juga keluar dari kantor, mendengar ada orang yang memanggil penanggungjawab, berjalan mendekat tanpa panik dan terburu-buru: “aku penanggung jawab di sini, apa ada masalah nona?”

“Minggu lalu aku memesan custom sebuah cincin berwarna koral, pakai ke luar, orang lain semua bilang palsu, menyusahkan dan membuat aku sangat malu, aku jelas-jelas membawakan permata asli untuk kalian pasangkan, kalian tanpa disangka menukarnya? Hari ini kalian harus memberi aku sebuah penjelasan, kalau tidak aku langsung lapor polisi.”

“Apa cincinnya bisa dikeluarkan kasih aku lihat?” Anmei mengambil cincinnya, melihat secara detil di bawah sinar, sinar warna merah menembus dengan baik, melihat cukup lama tidak bicara apapun, malah melihat ke arah Sheila, tersenyum kecil, berkata :

“Hari ini kita kedatangan seorang desainer hebat dari langit, ditambah lagi ia diapresiasi Presdir Weni, sebaiknya biarkan dia menilai?”

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu