Istri Direktur Kemarilah - Bab 154 Setengah Mati Menginginkannya

Sementara itu diluar kamar

Yuna berjalan keluar dari kamar yang dulu dia tempati dengan tangan kosong, kemudian dia mulai mencari ke tempat lainnya.

“Nona Yuna, anda tidak boleh masuk kesana….” Yuna mau masuk ke kamar yang dulunya dipakai oleh Sheila, meskipun sekarang Nyonya Muda sudah pindah ke kamar tuan Muda, namun tetap saja barang-barangnya masih tersimpan disini…

“Barangku itu sangat penting, kalau tidak ketemu apa kalian mau bertanggung jawab?”

“Nona Yuna, barang apa yang anda cari, bisakah saya bantu carikan?” Si pembantu bertanya dengan nada gelisah, mereka juga takut kalau barang Nona Yuna hilang, lalu mencurigai mereka maka fatal akibatnya, apalagi membersihkan kamar-kamar ini adalah tugas mereka, kalau ada barang yang hilang maka bisa dibilang mereka yang harus bertanggung jawab.

“Tidak usah, kalian keluar saja, biar aku cari sendiri.” Meskipun Yuna sudah pindah keluar dari rumah Salim namun dia masih sering pergi kesana, dan mereka pun tahu kalau Yuna adalah kesayangan Nyonya Besar, jadi mereka juga tidak berani macam-macam dengannya.

Pembantu itu berdiri terpaku, tidak tahu harus berbuat apa, namun Yuna melirik mereka : “Kenapa, apa kalian takut aku mencuri barang milik Nyonya Muda?”

“Tidak tidak, kalau begitu kami pergi dulu.”

“Tunggu dulu!” Yuna tiba-tiba teringat sesuatu lalu memanggil mereka : “Dimana Nyonya Muda?”

“Dia masih belum bangun….” Mereka juga merasa aneh, kenapa hari ini Nyonya Muda tidurnya begitu lama?

“Belum bangun?” Yuna seperti tidak percaya : “Dari semalam sampai sekarang masih belum bangun?”

Pembantu itu menganggukkan kepala.

“Lalu Kak Denis mana? Apa dia tidak pulang makan?”

“Karena Tuan Muda mendengar kalau Nyonya Muda belum bangun jadi dia tidak pulang.”

Ada sedikit rasa kecewa di matanya, tadinya dia mengira dia masih bisa datang sebelum jam makan siang mereka.

“Oh, sudahlah, kalian pergi saja.”

Yuna memandangi mereka pergi, dia berhenti mencari di dalam laci meja rias, lalu menumpahkan isi kotak rias ke atas meja.

Tentu saja dia tahu kalau tidak ada barangnya yang tertinggal disini, dia mengikuti saran Sora, yaitu menggunakan alasan mencari barang, kemudian dia berencana mencampurkan semacam bumbu di makanan mereka, dia tahu kalau proses pemeriksaan makanan disini sangat ketat, semuanya pasti akan dites dulu.

Jadi dia menyuruh orang membuat sebuah bumbu khusus yang tidak berbau dan tidak berwarna, sehingga tidak bisa dideteksi kalau itu adalah obat perangsang.

Kalau saat porsi tesnya sedikit, maka efeknya tidak akan terasa.

Ternyata wanita itu malah tidak makan, dan Kak Denis juga tidak pulang….

Dan keluarga Salim selalu mengutamakan kesegaran makanan, apabila menu siang ini tidak dimakan atau tidak habis, maka akan langsung dibuang.

Jadi, hari ini sangat mungkin dia pergi dengan tangan kosong.

Memikirkan hal ini, dia merasa kesal dan menendang kaki meja rias sekuat tenaga, rasa sakit menjalar ke kakinya, sakitnya sampai membuat dia tidak bisa berdiri, kuku kakinya sampai terbuka dan mulai mengucurkan darah….

……

Di kantor Group Salim

Di meja makan ruang tamu, Denis baru saja selesai makan siang yang diantarkan oleh pembantunya, lalu dengan elegan membersihkan mulutnya dengan kain serbet, kemudian Jack berjalan masuk dengan gelisah.

“Tuan muda….” Jack memanggil Denis dengan hati-hati, dia membawa tablet di tangannya, layarnya sampai basah kena keringatnya, dan dia mengeluarkan sapu tangan untuk membersihkan layar tablet.

Denis menaikkan alisnya lalu melirik Jack, kalau bukan karena ada urusan yang harus diselesaikan maka sudah dari tadi dia pulang ke rumah dan melihat bagaimana kondisi Sheila, kenapa sampai sekarang belum bangun padahal semalam sudah tidur lebih awal?

“Bawahan kita sudah selesai memeriksa, dan hasilnya karena Nona Sisi membuang kesempatan untuk magang di rumah sakit, lalu menjadi asisten khusus Tuan Huo….”

“Tuan Huo dan Nyonya Muda?”

“Sebelum Tuan Huo dan Nyonya Muda berada di kota Visga, sama sekali tidak menemukan bukti interaksi apapun dengan Tuan Huo .” Jack berdeham lalu menambahkan : “Dan mengenai bagaimana caranya dia bisa muncul di foto yang diambil diam-diam, karena ini sudah terlampau lama, maka….”

“Bisa jadi karena sekolah tempat Tuan Huo dan sekolahnya Nyonya muda saling berdekatan, jadi tanpa disadari dia masuk ke dalam jangkauan kamera Nyonya Muda….”

“Sejak Tuan Huo membawa pergi Nona Sisi untuk merawat batunya, dan pada hari itu Nyonya Muda pergi menyelamatkan Nona Sisi, sikapnya terhadap Tuan Huo sama sekali tidak bersahabat…”

Begitu Denis mendengar nama Regen Huo, sinar matanya langsung redup dan terlihat dingin, kalau Jack mengerjakan sesuatu hal biasanya tidak ditambahi dengan berbagai macam hal, namun kali ini yang dilaporkannya adalah sekumpulan omong kosong, jadi dia datang kemari untuk menjernihkan hubungan antara Regen dengan Sheila?

Awalnya dia hanya merasa penasaran kenapa Regen tidak mau melepaskan Sisi, karena kalau hanya demi merawat batu maka tidak ada alasan untuk menahan seorang gadis di sampingnya.

Mereka sama-sama seorang lelaki, jadi dalam sekejap saja dia bisa melihat apakah Regen memiliki gairah terhadap Sisi atau tidak.

Regen sama sekali tidak tertarik pada Sisi, justru dia malah sangat tertarik dengan Sheila!

Yang dia khawatirkan adalah ada hal yang tidak dia ketahui antara Sheila dengan Regen.

Dan, Jack bergumam : “Tapi…..”

Jack merasa berat untuk membuka mulut, sebenarnya dia tidak ingin mengutarakannya, juga tidak berani, dia khawatir kalau dia katakan maka dia sendiri akan kena masalah, bahkan dia tidak bisa menjamin keselamatan dirinya sendiri…..

“Jangan coba-coba sampaikan semua omong kosong itu lagi” Jack belum mulai bicara, namun amarah Denis sudah mulai naik!

“Ini tentang.. ini tentang insiden malam itu ketika Nyonya Muda dan Tuan Huo tertangkap kamera sedang berdua di kamar mandi….”

Denis sudah tidak sabar lalu merebut tablet itu, sudut kamera pengawas itu tidak bisa menyorot ruangan di sebelah dalam kamar mandi, hanya bisa menyorot bagian luar pintunya saja.

Regen masuk ke kamar mandi, sepertinya sedang menunggu sesuatu ….

Tak lama kemudian, Sheila pun masuk ke dalam, dia menahan pintu supaya terbuka namun sebuah tangan muncul dan menariknya masuk.

Kualitas suara kamera pengawas sangat buruk, bisa dibilang pembicaraan di dalam tidak terdengar, ditambah lagi tidak bisa menyorot bagian dalam, dibalik pintu, orang pun tahu kalau kamar mandi adalah tempat yang bergairah, apalagi seorang perempuan dan lelaki berduaan dalam ruangan yang begitu sempit!

Samar-samar terdengar suara desahan, sepertinya….sepertinya itu suara Tuan Huo…..

Suara desahan yang seksi, seperti suara yang puas setelah makan…

Denis mencengkeram tabletnya dengan erat.

Suara desahan itu membuat hatinya sakit seperti diiris-iris.

Dia mengulang rekaman itu berulang kali dan suaranya diperbesar, bahkan menyuruh Jack mengambil pengeras suara, seakan-akan dia takut salah dengar.

Dia memaksa dirinya menatap layar tablet, tak disangka ternyata di depan matanya sendiri, Sheila diam-diam bertemu dengan Regen!!!

Suara desahan lega dan nyaman bagaikan berada di surga, semakin menambah keheningan di ruangan tersebut, namun bagi Denis terdengar seperti ironi!

Ekspresi wajah Denis memucat, urat di punggung tangannya berdenyut, tiba-tiba dia mengambil tablet itu kemudian melemparkannya ke arah lemari wine di ruang meeting itu, tumpahan wine membasahi layar tablet, entah karena jaringan kabelnya kemasukan air, sehingga muncul percikan api di layar tablet tersebut.

Tubuh Denis mendadak terhuyung-huyung lalu jatuh berlutut.

Yang tadinya Jack mau maju untuk membantunya, malah dikejutkan oleh emosi Denis yang membara!

“Regen Huo.”

Bibirnya yang tipis menekuk hingga membentuk sudut yang menyeramkan.

Dia mengambil sebotol wine, kemudian menggigit tutupnya hingga terbuka, lalu menengadahkan kepala dan minum dengan ganas.

Entah karena pengaruh alkohol, atau karena perasaannya yang sedang gusar, seberkas api mulai membakar tubuhnya dari dalam.

Obat perangsang yang dicampur ke dalam makanannya mulai bereaksi.

Denis mengerutkan alisnya, dia merasa tubuhnya agak aneh : “Panas.”

Jack : “…..”

Hawa panas yang membara menyembur keluar dari pembuluh darahnya, dan langsung naik ke dadanya, meskipun dia begitu marah hingga wanita yang pantas mati itu berani terang-terangan mengkhianati dia….

Akan tetapi saat ini justru dia setengah mati menginginkannya….

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu