Istri Direktur Kemarilah - Bab 88 Kode Pria Untuk ONS

Bisa dibilang dia kembali ke tempat duduknya sambil menari, memamerkan perasaannya : “ tadi Tuan Muda Salim tersenyum kepadaku lho, sudah kubilang dari awal, pandangan matanya amat mendalam kepadaku, atau malam ini aku harus berdandan yang cantik, lalu mandi mawar, siapa tahu malam nanti dia tidak sabaran lalu janjian sama aku.”

Gadis lainnya hanya bisa mendengus, iri sekaligus kagum.

“Perempuan di sekitar Tuan Muda Salim itu banyak, kamu juga jangan terlalu mengada-ada, bukankah dia cuma tersenyum saja sama kamu.”

“Kalau kamu berani, ya pergi sana, lihat bagaimana sikap Tuan Muda Salim kepadamu.”

“Pergi ya pergi, bukankah cuma sekedar minum saja? Aku malah mau duduk disamping Tuan Muda Salim.”

Para gadis itu melongo memandangi Tiffany : “Benarkah? Sudah Tiffany, kamu jangan berulah, bisa jadi tadi itu Tuan Muda Salim cuma sekedar bersopan santun saja makanya dia mau bersulang dengan Sora, jangan membuat marah Tuan Muda, lagipula masih ada Nyonya muda yang duduk disana.”

“Bukankah Nyonya Muda Salim hanyalah pajangan belaka, kalau Tuan Muda benar-benar serius padanya maka tidak mungkin dia mengundang kita minum, lagipula apa kalian tahu kalau Nyonya Muda itu kali ini tinggal dimana?”

“Ini sudah tidak perlu ditanya lagi, tentu saja menginap bersama dengan Tuan Muda di presidential suite.”

Tiffany memelankan suaranya, sambil mengangkat gelasnya, dan berkata : “dia menginap di sebelah kamar pembantu.”

Para gadis tersebut melongo sampai mulutnya terbuka…. Tuan Muda bahkan membiarkan Nyonya Muda tinggal di sebelah kamar pembantu…

Ada 2 orang yang menatap Sheila dengan perasaan simpati.

“Tuan Muda Salim.”

Selesai bicara, dia melirik ke arah Sheila dengan pandangan yang provokatif.

Denis memberikan isyarat kepada Jack, lalu Jack membantu menarik kursi untuk Tiffany.

Senyum Tiffany makin lebar, bibir merahnya melengkung membentuk sudut yang paling lebar : “Louis ke-13 adalah anggur yang paling aku suka, aku suka saat anggur tersebut masuk ke dalam mulut, rasa buahnya ringan dan wangi, setelah masuk ke tenggorokan ada rasa akar manis yang wangi. Anggur yang sudah berumur ratusan tahun, yang dinikmati bukan saja anggur itu sendiri, tapi juga nilai historisnya, apakah Tuan Muda tahu anggur Louis ke-13 ini pertama kali muncul dimana?”

Mulut Denis membentuk senyuman yang menarik : “ Perang Jarnac di Perancis tahun 1569.”

“Tepat sekali, anggur ini merupakan kombinasi dari pencapaian ahli pembuat anggur selama 4 generasi, saya merasa terhormat, dan lebih terhormat lagi karena bisa mencicipi anggur pemberian Tuan Muda.”

Sheila mengiris sepotong ‘foie gras’ lalu memakannya, wanita ini gerak-geriknya pintar, dia mulai dari bahan omongan yang menarik bagi lelaki.

“Aku menyukai wanita yang ber-EQ tinggi.”

“Benarkah? Kalau begitu Nyonya Muda pasti EQ-nya tinggi.”

Awalnya dia tidak ingin mendengarkan pembicaraan mereka, tapi mendengar Tiffany mengungkit dirinya, tangan Sheila mengepal, bahkan ngobrol saja masih menyeret dia?

Tentu saja dia tahu kalau ucapan yang keluar dari mulut Tiffany bukanlah kata-kata yang baik, ucapan Denis yang bilang kalau dia menyukai wanita yang ber-EQ tinggi, tentu saja bukan merujuk pada dirinya, dia hanya sekedar mengejek kalau wanita itu EQ-nya rendah….

“Menurutmu apa yang dimaksud dengan EQ tinggi?” tanya Denis.

“Menurutku itu adalah tetap menghormati dan sabar terhadap orang yang kita kenal baik, berikan orang lain rasa aman yang cukup, buat orang merasakan stabil, membuat orang merasakan nyaman walaupun tidak berbicara, tahu bagaimana caranya mendengarkan dengan baik, tidak egois….”

“Apa?” Denis tidak tahan untuk berkomentar, tidak marah tapi juga tidak senang.

Ditilik kembali, Denis bukan tipe yang suka mendekati wanita, bahkan tidak ada satupun wanita yang berani mendekatinya, sekarang dia duduk disamping Denis, Tiffany merasa agak sombong, apalagi dilihatnya Denis sabar dan meladeninya ngobrol, makin lama semakin terbuka, bahkan sampai bertanya :

“Tuan muda, lalu bagaimana menurut anda wanita yang ber-EQ tinggi itu seperti apa?”

Pertanyaan Tiffany ini telah dirancang sedemikian rupa, laki-laki yang suka menggoda biasanya akan menjawab seperti ini sambil tersenyum : gadis seperti dirimu inilah yang EQnya tinggi.

Dan itu merupakan pujian yang menyenangkan.

Sayangnya, yang dia hadapi adalah pangeran Denis yang kuat dan perkasa….

Denis tertawa kecil, tiba-tiba dia menghadap ke Sheila lalu berkata dengan penuh arti : “wanita yang bisa membaca suaminya.”

Tiffany terkagum dan memuji : “Yang Tuan muda katakan tepat sekali, pria adalah sebuah buku, pria yang berbeda adalah jenis buku yang berbeda pula, menurutku ini seperti sedang membaca sebuah mahakarya.”

“Oh?”

Bisa menarik perhatian Denis membuat Tiffany tertawa dengan sombong : “sangat menarik, membuat orang tidak tahan untuk meneliti, tapi juga menggugah rasa ingin tahu orang-orang.”

“Benarkah?” Denis mengangkat gelasnya dan bersulang dengan Tiffany, kelihatannya moodnya bagus.

Tiffany sangat pintar memanfaatkan kesempatan, dia melihat ke arah piringnya Denis, di atasnya ada foie gras : “Apakah anda keberatan kalau aku bantu mengirisnya?”

Melihat Denis yang tidak merespon, dengan gerakan yang terlatih dia langsung memotong foie gras menjadi potongan kecil, dia menusuknya dengan garpu lalu menyodorkannya ke tepi mulut Denis.

Sembari melirik nakal ke arah Sheila, lalu dia menundukkkan kepala, dan memakan foie gras yang disodorkan oleh wanita itu.

Saat ini suasananya terasa berbeda, gadis-gadis di meja sebelah melihat Tiffany sukses, langsung menggertakkan gigi dan marah sambil menghentakkan kaki, mereka bukan membenci wanita itu tapi membenci diri mereka sendiri.

Sedangkan Jack melirik sekilas Nyonya Muda, dia terlihat seperti wanita simpanan yang tiba-tiba tidak menarik lagi.

Sheila mengangkat alisnya, di dalam hatinya mulai timbul sedikit rasa tidak tahan.

Tidak disangka, ternyata kemampuan lelaki ini dalam menggoda wanita begitu tinggi…

Ekspresi sehalus apapun tidak luput dari pandangan Denis, dia tiba-tiba menangkap pandangan Sheila dan bertanya : “Apakah Nyonya muda juga beranggapan kalau aku ini adalah sebuah buku?”

Denis memandanginya, lalu tersenyum dengan genit, senyumnya bahkan terlihat canggung.

Sheila dengan gusar memainkan pisau dan garpu di tangannya.

Dia menghela napas dalam-dalam, lalu tersenyum : “Buku yang aku baca tidaklah banyak, buku yang aku tahu juga cuma sedikit, tapi yang aku tahu, tidak peduli buku jenis apapun, buku mahal juga bagus, isinya saja yang bagus juga cukup, yang penting apakah bisa menarik minat orang untuk membacanya, kalau tidak buku apapun maka hasilnya akan sia-sia, aku sudah selesai makan, aku tidak ganggu kalian.”

Selesai bicara dia mengelap mulutnya dengan kain serbet, lalu berdiri dan pergi meninggalkan mereka.

“Tuan muda.” Jack berdiri dan ragu apakah perlu segera menyuruh orang, tapi dia malah melihat tuan muda mengangkat tangannya sekali lagi, yang berarti tidak usah.

“Dengar-dengar di klub malam hotel ini ada acara final ya… “

Belum selesai Denis berbicara, hati Tiffany seakan-akan mau loncat keluar, ini adalah perkataan seorang lelaki ketika mengundang wanita untuk one night stand bersamanya…

Tak disangka ternyata Tuan Muda Salim terpikat olehnya?

Lalu dia harus bagaimana? Apa harus pura-pura menunda sebentar, atau demi menghindari penyesalan di kemudian hari jadi dia harus langsung setuju?

Karena dia adalah Tuan Muda Salim, jangankan di ibukota, bisa dibilang di dunia pun dia adalah tokoh yang legendaris, seorang raja yang mampu membuat keputusan disaat kritis, orang seperti ini apakah pantas dia tunda?

Tidak!

Dia memutuskan dengan cepat!

Dia juga tidak mungkin menunggu Denis selesai bicara, maka dia langsung menganggukkan kepala : “Aku bersedia.”

Gadis itu buru-buru menyanggupi, Denis menerima kain serbet yang disodorkan oleh Jack dengan puas, dia mengelap sudut mulutnya dengan elegan lalu berdiri : “Sampai ketemu nanti malam.”

Baru saja dia mau berjalan keluar, seakan-akan dia teringat sesuatu, lalu melirik meja sebelah : “Apakah mereka adalah temanmu?”

Tanpa perlu menunggu gadis itu menjawab, dia menambahkan dengan ringan : “Semakin banyak orang semakin ramai, kalau begitu ajak mereka juga nanti malam.”

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu