Istri Direktur Kemarilah - Bab 206 Hamil Tapi Masih Tidak Bersikap Baik

Belum selesai bicara, kaki Carl menendang, sudah mau melempar diri ke arah Sheila.

Sheila buru-buru menghindar, memaki Carl dengan sangat serius: “Carl, sudah berkali-kali aku bilang, kalau kami begini lagi aku tidak datang lagi ke rumah utara.”

“Guk——”

“Jongkok.” Carl jongkok dengan patuh, Sheila membungkukkan pinggang mengelus kepala Carl: “aku hamil, jadi setelah ini kamu harus pelanan dikit, paham?”

Mumut takut Carl tidak paham mendengarnya, menjelaskan sambil berdiri di jarak yany sangat jauh dari Carl sangat: “di perutnya, ada anak bayi”

Selesai bicara Mumut bahkan membusungkan perutnya, tampangnya sangat lucu.

Pindah ke rumah utara, itu permintaan Sheila, rumah utara paling jauh dari yang lainnya, juga tempat paling tenang di kediaman Salim.

Selain itu ada Carl juga yang menemaninya, ditambah lagi Mumut bisa menjaga Sheila, menunduk sedang melihat Carl menatap perut Sheila dengan penasaran.

Mumut selesai bicara: “Nyonya Muda sudah hamil, jadi Carl harus melindungi Nyonya Muda, tidak boleh sering-serig melempar diri ke arahnya, sangat mudah melukai orang.”

“Awuuu——” kepala Carl yang berbulu itu terangkat, menghadap langit dan mengaum panjang, seperti mengerti dan juga tidak, kemudian dengan was-was melihat Jack yang sedang memindahkan barang masuk.

Langkah kaki Jack hampir saja tertahan sejenak.

Perasaan Carl terhadap Nyonya Muda seperti lebih dalam dibanding perasaannya terhadap Tuan Muda, anjing tidak tahu terima kasih yang tidak kenal walau dipelihara.

Tunggu sampai seluruh barang-barang selesaibdiletakkan, Jack memerintahkan penjaga untuk beberes, Mumut berlari mendekat dan bertanya dengan penasaran: “pengurus rumah jack, kalian ini mau melakukan apa?”

“Tuan Muda bilang mau membuatkan Carl sebuah rumah di taman.” Jack memberi arahan pada penjaga untuk meletakkan rumah kecil warna putih di pojokan dinding.

“Bukannya awalnya tinggalnya baik-baik saja tidak?”

“Tuan Muda bilang marema Carl tidak sering mandi di badannya ada sangat banyak bakteri penyakit, takut mengganggu kesehatan Nyonya Muda, sebaiknya dipisahkan.”

Setelah Sheila mendengarnya, ia juga berjalan mendekat: “tidak akan mengganggu, aku akan sering memandikannya.”

Denis sibuk, jadi tidak ada banyak waktu untuk memandikan Carl, Carl tidak membiarkan orang lain selain Denis untuk menyentuhnya.

Jadi sudah beberapa hari Carl tidak mandi, juga pantas saja Denis jadi khawatir.

“Awuu——”Carl mengelus-elus kaki Sheila dengan kepalanya.

“Ini……” Jack tidak punya kuasa membuat keputusan, hanya bisa melapor nanti ke Tuan Muda.

“Kalian dirikan dulu saja rumahnya, buat sebuah ayunan di sebelah rumahnya.” dengan begini Sheila jadi bisa sering-sering menemani Carl bermandi sinar matahari di taman.

Jack segera memerintahkan penjaga untuk melakukan sesuai perintah.

Mereka membangun rumah Carl di taman, Sheila menyuruh Mumut mengambilkan ember besar untuk memandikan Carl, meletakkannya di padang rumput di taman, mau memandikan Carl.

“Carl, masuk ke ember.” Sheila menunjuk ember merah besar, cukup untuk kedua kaki Carl.

Air keluar dari keran, dari selang airnya kena ke tubuh Carl, Carl seketika tidak bereaksi, menggetarkan tubuhnya, menyebarkan airnya kemana-mana, butiran air bening dan berkilau dibawah sinar mentari, Sheila pura-pura marah menyuruh Carl agar tidak bergerak lagi, ia sendiri malah senang dan tertawa.

Jack buru-buru membuka hp, memencet video.

Di ujung hp sana, Denis tiba-tiba menghentikan rapat, menyuruh para petinggi semua keluar, para petinggi saling lihat-lihatan, hari ini rapatnya itu sangat penting, membahas saat-saat paling intens, karena rencana tidak sesuai, presdir hampir saja melempar tablet di tangannya, kemudian menerima video.

Tiba-tiba presdir jadi suram, bubar.

Menonton video sendiri di ruang rapat.

Mata Denis menatap videonya erat-erat, wanita hamil masih tidak bersikap baik, memandikan Carl sesenang ini?

Jarinya menggeser di wajah bersemangat Sheila di layar, seperti, Sheila ada di hadapannya.

……

Sheila mengambil pengering rambut dan mengeringkan bulu di tubuh Carl, Carl pada dasarnya memang berukuran besar, seakarang tertiup halus, terlihat sepenuhnya lebih besar.

Carl menggetarkan bulu di tubuhnya, seperti singa yang senang berperang.

Memasukkan Carl ke rumah, Sheila sudah lelah sampai nafasnya terengah, baru duduk di sofa, Carl seperti mencari kesempatan yang tepat saja, dalam sekejap lompat ke atas sofa, kepapanya tiduran di paha Sheila.

Sheila tidak mempedulikannya, mengambil telepon genggam dari meja kecil, bosan setengah mati jadi main hp sebentar, tiba-tiba teringat sudah sangat lama sekali tidak membuka e-mail.

Membukanya, sesuai dugaan ada beberapa puluh e-mail baru.

Menghapus beberapa e-mail berisi iklan dan tagihan, sebuah e-mail, dikirim oleh asisten hotel Universal, Dona, satu e-mail lagi untuk Rinu, sama seperti sebelumnya ditandai sebagai sudah dibaca.

Tapi tetap saja tidak ada balasan……

Carl melihat Sheila membuka hp dan tidak mempedulikannya, menggunakan tenaga mendekatkan kepalanya yang berbulu itu, didorong Sheila.

Membuka e-mail Dona, menyapa singkat, kemudian melaporkan situasi Universal belakangan ini, Denis sudah memberi kuasa penuh pada Sheila untuk mengurus di Universal sana, tapi ia tetap akan melaporkan situasi dalam waktu yang tidak tentu.

Pada akhirnya, selesai bicara bisa menghubungi Fahmi, ia mengganti kontaknya, membuat Sheila harus menghubungi Fahmi.

Mumut kebetulan keluar dari dapur, melihat Sheila sedang bangkit berdiri mau berjalan ke luar: “Nyonya Muda, kamu mau pergi ke mana?”

“Aku keluar sebentar.”

“Apa kamu tidak istirahat lebih beberapa hari?”

“Dokter bilang asalkan tidak berolahraga keras, tidak apa-apa.”

“Kalau begitu aku pergi beritahu pengurus rumah Jack.”

“Tidak perlu, aku minta supir mengantarku, akan pulang dengan sangat cepat.”

Menunduk, melihat Carl sedang menggigit celananya, mempelototi, Carl menggonggong dengan suara rendah, diam-diam mundur pergi.

Setelah menghubungi Fahmi, Sheila meminta supir untuk mengantarnya ke arah hotel, di sini ada konferensi permata yang dikenal sebagai banyak bintang.

Katanya Fahmi di sini untuk jadi model untuk merk perhiasan.

Seseorang yang datang dan pergi bagai bayangan, yang rata-rata dalam sebulan ganti 1x nomor hp, Sheila berpikir kalau bukan melihat dengan mata kepala sendiri di tempatnya langsung mungkin saja besok juga tidak tahu akan ada dimana, orang yang bahkan manajernya tidak punya kebebasan, sangat sulit menghubunginya.

Di luar hotel sudah penuh dengan wartawan yang tidak terhitung jumlahnya, di atas karpet merah yang panjang ada kelopak bunga mawar merah segar yang memenuhi, satu demi satu mobil mewah berhenti, dari dalamnya bukan turun artis, tapi orang kaya yang ternama dan bereputasi tinggi.

Sheila turun dari mobil, tidak ingin difoto juga tidak ingin dikenali orang, Sheila memutuskan untuk masuk dari pintu belakang tempat pertemuan.

Pintu belakang itu ruang rias dan fanti baju para model atau artis, berbeda dengan suasana serius di pintu depan, di sini sangat amat ramai, dimana-mana ada bayangan orang sibuk.

Ada yang sudah setengah ganti baju sudah ditarik untuk pergi make-up, ada yang bolak balik di belakang panggung cari hiasan kepala, cari sepatu.

Puluhan orang dijejalkan di ruang rias dan ganti baju seluas 200an meter persegi, satu orang bicara 1 kalimat, sudah membuat tempat itu seperti air mendidih.

Pria dan wanita, semua berkumpul jadi satu, beberapa sudah tidak mempedulikan image lagi, mencoba dan mengganti baju di depan umum.

Di tempat jauh ada seorang wanita yang membawa sepatu hak tinggi, mau menerobos kerumunan dan mencoba sepatu, dengan terhuyung berjalan ke arah Sheila.

Ia buru-buru minggir, orangnya terlalu banyak, ia semakin berhati-hati, mengangkat lehernya, mencari bayangan Fahmi.

Dengan sangat cepat, melihat Fahmi di tengah kerumunan orang tidak jauh dari sana, namun sepertinya Fahmi sedang berseteru tentang sesuatu dengan orang, jadi tidak menyadari keberadaan Sheila.

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu