Istri Direktur Kemarilah - Bab 105 Kamu Harus Panggil Aku Apa? (1)

Seli memandang Sheila dengan tatapan penuh kebencian, lalu dengan tatapan yang kagum dia berkata kepada Denis : “Tuan muda Salim, saya adalah kakak tertua keluarga Wijaya, nama saya Seli, waktu itu ketika anda dan Sheila ribut dan mau cerai, saya yang datang ke rumah keluarga Salim, kira-kira apakah anda masih mengingatnya?“

Selagi dia berbicara, Seli sedang duduk diatas karpet dengan posisi tangan menahan badannya, dari sudut ini, kalau Denis melihat Seli, pasti yang pertama kali terlihat adalah bokongnya yang montok.

“Tidak ingat.” Denis melemparkan handuk hangat ke arah Jack, lalu merapikan rambut Sheila yang berantakan, dan bertanya : “Kita sudah selesai mengantar adikmu, kita pulang ?”

Dia seperti menganggap disampingnya tidak ada orang.

Mendengar Denis berkata mau pulang, Harry Wijaya langsung buru-buru berkata : “Tuan Muda Salim, kenapa begitu cepat sudah mau pulang?”

Tidak mudah untuk mendatangkan dewa yang terhormat ini, dan dia pun sudah terlanjur menyebarkan undangan kalau Tuan Muda Salim mau datang berkunjung ke rumah keluarga Wijaya, bahkan sudah menyiapkan pesta penyambutan, dan karena hal ini juga maka rekan-rekan bisnisnya yang ingin hadir langsung berinisiatif mendekatinya dan sekarang kalau mereka tahu bahwa Denis hanya numpang lewat saja, maka muka Harry mau ditaruh dimana?

“Iya benar, Tuan Muda, apakah Sheila ada berbuat salah sehingga anda memulangkannya kemari?”

“Kenapa harus memulangkan Sheila?” Akhirnya Denis mengangkat kepalanya dan memandang Karina dengan tatapan yang dingin.

“….” Karina dibuat takut oleh tatapan Denis yang begitu menggetarkan, dia menjawab terbata-bata : “Uhm, cerai kan.”

Denis tertawa, tawanya sinis : “Siapa yang bilang mau cerai?”

“Maka itu...” Harry memelototi Karina, lalu berkata : “perasaan tuan muda dan Sheila begitu baik, bagaimana mungkin mau cerai.”

Selesai bicara, Harry mengalihkan tatapan ke Sheila lalu berkata : “Sheila, jarang-jarang dirimu bisa pulang kemarin, kenapa tidak menginap beberapa hari dulu baru pergi, aku sudah menyuruh orang untuk menyiapkan kamar kalian, dan pesta penyambutan juga sudah disiapkan…”

Sheila melihat sorot mata Harry yang memberikan semacam peringatan, tentu saja dia tahu kalau ayahnya ingin supaya Denis bermalam di rumah Wijaya, kalau disebarkan keluar pasti membuat pamornya naik, bahkan tidak sungkan-sungkan mengundang banyak pihak, Harry sudah tidak sabar memberitakan kepada semua orang kalau hubungan keluarga Salim dan Wijaya sangatlah dekat.

Sheila tertawa dingin, 3 tahun belakangan ini sejak dia menikah ke keluarga Salim, setiap kali dia diberi hukuman oleh Nyonya Besar Salim, rasa rindunya terhadap rumah hampir tak terbendung, karena selain rumah ini, dia tidak punya apa-apa lagi yang bisa dipikirkan.

Setiap kali dia diam-diam menggunakan telepon pembantunya untuk menelepon Harry, selalu ditolak mentah-mentah oleh Harry.

[anak gadis yang sudah menikah bagaikan air yang sudah dibuang, kamu ini sudah bukan bagian dari keluarga Wijaya lagi, untuk apa pulang kesini?]

Itulah yang dikatakan oleh ayahnya.

“Tidak usah, anak gadis yang sudah menikah bagaikan air yang sudah dibuang, jadi aku bukan keluarga Wijaya lagi, kenapa aku harus tinggal disini?” Perkataan yang sama tak terbendung lagi lalu dia membalikkan pernyataan tersebut kepada Harry.

Wajah Harry agak berubah, dia bahkan masih tersenyum dan bilang : “Kata siapa! Anak gadis yang sudah menikah selamanya tetap adalah anak gadisku, Harry Wijaya. Sheila 3 tahun ini sekalipun dirimu tidak pernah pulang ke rumah, Papa sangat merindukanmu.”

Sheila hanya menundukkan pandangannya, bagi dia yang dari kecil sama sekali tidak mendapat perhatian, mendengar ayahnya berkata “sangat merindukanmu”, hatinya sedikit terketuk, tapi sayangnya itu hanya sebentar saja.

Setelah mendapat perlakuan dingin yang begitu lama, dia tidak tahu bagaimana rasanya kasih sayang seorang ayah, dalam pandangannya, keluarga, hanya ada dia dan Sisi saja.

Namun dia tidak bisa membawa Sisi ke rumah keluarga Salim, dibandingkan dengan keluarga Wijaya, keluarga Salim bisa diibaratkan tempat para binatang buas berkumpul.

Nanti kalau dia sudah keluar dari rumah keluarga Salim, maka dia pasti akan membawa Sisi pergi bersamanya…

Memikirkan Sisi yang masih harus tinggal disini, dia tidak boleh membuat Harry marah, lalu berkata dengan sungkan : “Meskipun aku mau tinggal, tapi Tuan Muda Salim masih banyak urusan yang harus dikerjakan…”

Denis menatap bibir Sheila yang sedang berbicara, setelah dia menahan diri begitu lama, akhirnya terucapkan juga dari mulutnya.

Suasana mulai menghangat, membuat ruang tamu yang kecil tersebut agak panas.

Novel Terkait

Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu