Istri Direktur Kemarilah - Bab 161 Dia Tak Akan Membiarkan Orang Merampas Anak Itu!

Yuna duduk di atas ranjang dengan gaun tidur sutra berwarna putih, rambut berantakan, pipi merona dan jejak cinta dan gairah yang terpampang jelas di lehernya.

Sheila merasa dia dapat menghadapi hal ini dengan tenang, padahal kenyataannya dia merasa sangat menderita.

Hanya saja dia terus saja mengingat untuk tidak menunjukannya di depan Yuna.

“Nona Yuna, Tuan Muda telah sampai......” kata pelayan dengan nafas terengah-engah.

Berlari terlalu kencang hampir saja menabrak Sheila yang berdiri di samping pintu, tanpa merasa bersalah malah memarahinya: “Apa kamu tidak lihat aku mau masuk, anjing yang baik jangan menghalangi jalan!”

Sheila menyeimbangkan tubuhnya, yang tampak adalah pelayan Yuna, Sheila tidak marah malah dia tersenyum lembut dan berkata: “Maaf, telah menghalangi jalanmu. Siapa namamu ? Lain kali jika melihatmu aku akan langsung menghindar memberi jalan.”

Pelayan: “......”

Senyuman Sheila malah tampak mengerikan ditambah lagi dengan tenang minta maaf, dia sungguh bingung, detik berikutnya, dari pintu kamar seketika atmosfer ruangan pun menegang.

“Siapa yang suruh kamu minta maaf!?” kata seorang pria dingin.

Sheila pun tersenyum tanpa berkata.

“Aku tanya, siapa yang suruh kamu minta maaf?”

“Aku yang berdiri didepan pintu, tak sengaja menghalangi jalannya hingga dia menabraku, minta maaf sudah seharusnya.” katanya datar tanpa sedikit pun ambil hati dalam hal ini.

Hatinya masih terus memikirkan Yuna yang perasaannya sedang hancur, Yuna juga mengatakan jika dia benar hamil, anaknya akan lahir dalam keadaan seperti ini.

Ketika hati mulai tenang, Sheila ingin menjelaskan pada Denis, tapi Denis tak percaya, dan itu juga bukan sepenuhnya salah Denis, tapi akhirnya Sheila tidak bisa menjelaskan, segala masalahnya jadi satu menekannya rasanya dia ingin meledak,

“Maaf maaf maaf, Nyonya Muda itu semua salahku.”

“Bagaimana ini salahmu? Kamu bilang anjing baik tidak akan menghalangi jalan, aku rasa itu lumayan masuk akal.”

Dia sengaja menekankan kalimat anjing baik tidak akan menghalangi jalan.

Si pelayan tak punya kesempatan untuk menjawab, para bodyguard sudah menerobos masuk, plak plak plak mereka pun langsung menamparnya.

“Ribut sekali, sudah malam, aku tak mau mengganggumu mengunjungi kekasihmu.”

Sheila tersenyum menggoda sambil melirik Denis, dia pun melangkah keluar.

Walaupun telah berjalan agak jauh, Dia tetap bisa merasakan ada yang menatapnya dengan pandangan panas penuh hasrat.

Denis terpaku menatap bayangannya, matanya tajam, seakan bisa membelah satu garis.

Tuan Salim?

Masih ada tiga hari, apakah dia sangat ingin berpisah dari Denis ?

“Kak Denis......” ucap Yuna manja yang berlebihan sukses menarik Denis kembali sadar dari pikirannya.

Wanita ini duduk dengan kaki menjuntai disamping ranjang, sepasang tangan bertumpu pada kedua lutut, seperti pengantin yang sedang menunggu dijamah.

Denis yang dari tadi tetap berdiri di tempatnya tanpa ekspresi dan tanpa pergerakan apapun menyebabkan orang tertekan.

Jack berdeham seiring berjalan ke hadapan Yuna dengan beberapa bodyguard dibelakangnya, dengan nampan di tanganya yang berisi segelas air dan sekotak obat.

“Nona Yuna, Tuan Muda meminta anda untuk meminum obat ini.”

“Obat? Obat apa?” ucapnya sambil melihat ke arah nampan.

“Obat kontrasepsi.....” Jelas Jack.

“Tidak! Aku tidak mau makan obat itu!” Yuna pun menghempas nampan seketika air pun tumpah membasahi muka dan badan penjaga.

Yuna langsung berlari menuju Denis: “Kak Denis, aku tak mau minum obat, tolong biarkan aku mempertahankan anak?”

“Pertahankan?” ulang Denis dingin: “Kamu akan menyesal.”

Jelas-jelas Denis tidak menyentuhnya, malah dia sendiri yang merangkak ke kasur dan mulai menggodanya.

Kepergian Sheila yang menyulut amarahnya semakin besar, sehingga menjadikan Yuna sebagai pelampiasan yang langsung diserahkan ke bodyguard.

“Tidak, aku tak akan menyesal, memberikan anak pada kakak sudah menjadi mimpiku, aku tidak menginginkan status apapun, aku hanya ingin anak ini lahir.”

Mimpi pun dia menginginkan anak darinya?

Wanita yang menginginkan anak darinya sudah terlalu banyak, bahkan mereka rela berlutut deminya.

Malahan wanita yang diinginkanya itu menganggap anak itu sebagai semacam penyakit.

Hanya dengan satu pandangan, Jack pun langsung tahu apa maksud Tuan Muda.

Tiga orang bodyguard menerjang masuk, dua orang langsung menahan tubuhnya sedang yang satunya menyuapkan dengan paksa obat tersebut.

Air mengalir dari kedua sisi mulut Yuna membasahi dadanya, dia pun tersedak karenanya yang diikuti dengan isakkan tangis: “Kak Denis aku tidak mau minum obatnya... Huhuhu...”

Air mata mengalir deras, Denis pun telah pergi.

Dia tiba-tiba berdiri dan dengan kaki polos melangkah ke kamar mandi.

Menuju ke toilet, mengarahkan jari tengahnya kedalam kerongkongannya sesaat dia merasakan ingin muntah.

Untung baru saja termakan, jadinya dia bisa memuntahkanya kembali.

Lemah terduduk dilantai, dengan senyumnya yang licik, anak itu adalah anaknya dan Kak Denis, dia tak akan membiarkan orang merampas anak itu!

……

Setelah hujan lebat keadaan taman pun kembali indah disertai dengan semburat merah cahaya senja.

Ruang baca pun dipenuhi dengan semerbak harum teh merah.

Denis dengan alis bertaut mengeluarkan mancis dan menyalakanya.

Selang beberapa belas menit dari perkataan terakhir Dokter Dodi, saat hening seperti ini, pikiran Tuan Muda tak bisa di tebak......

“Katamu, dia bertanya untuk memajukan pengambilan DNA janin?

Ternyata hal ini yang menyebabkan Tuan Muda berpikir begitu lama, apa yang dia pikirkan hanya dia yang tahu.

“benar, yang aku katakan kepada Nyonya Muda untuk tes DNA kita perlu mengambil cairan plasenta dan rambut serta darah dari kedua orang tua, umumnya dilakukan pada usia kehamilan 11 minggu dan paling cepat mungkin di minggu ke-8......”

Denis berdeham sambil membuka tutup pemantik apinya.

Sembari berdeham menutup kembali tutup pemantik apinya.

Apakah karena tak tahu anak itu milik siapa? Atau untuk memastikan anak itu memang anaknya, sehingga ingin melakukan tes DNA?

Dengan alis bertaut dan tatapan mata tajam: “Dia bilang apa lagi?”

“Dia juga bertanya tentang apakah ada cara untuk mengecek seorang wanita memiliki berapa pasangan......”

Tatapan tajam dan punggung yang tegak, dia ingin membuktikan dirinya sendiri?

Atau apakah dia tau Dodi berada di pihaknya, sehingga ingin mengakalinya?

Denis bersandar dengan pandangan berpikir: “memangnya ada?”

“Setahuku bisa dicek melalui tes sperma yang ada di rahim, dan aku merekomendasikan Rumah Sakit ini kepadanya.” Sambil menyodorkan kartu nama Rumah Sakit yang dimaksud.

Denis mengambil kartu nama itu melihatnya sekilas dan berpikir.

Dengan cepat Dodi menelan ludah dan berkata: “mungkin Nyonya Muda tidak meng......”

Mengkhianati Tuan Muda, kata-kata itu tertahan, satu tatapan siap tajam seakan tanpa ragu untuk membunuhnya, Dodi pun tertunduk diam.

Bang! Bang bang bang!

Tiba-tiba terdengar suara tembakan dari luar......

Denis mengepalkan tangannya langsung melompat berdiri, dengan waspada melihat keluar jendela.

Di halaman yang agak jauh, seorang wanita berdiri didepan matahari terbenam dilengkapi rompi peluru menggunakan penutup telinga dengan satu tangan mengacungkan pistol membidik sasaran.

Pistol sudah dibidikan dengan mantap di satu titik, khususnya di bagian jantung!

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu