Istri Direktur Kemarilah - Bab 119 Lupa, Aku Minta Maaf Datang Terlambat ! (1)

Karina mengikuti Sisi dari belakang, karena dia sedang hamil maka jalannya lebih lambat, sambil berpegangan pada reling tangga, dia emosi dan berkata : “Apakah kalian menyuruh Sisi turun hanya untuk menanyakan soal foto? Entah apa yang diinginkan orang yang mengirimkan foto ini, sampai mengadakan acara pesta saja tidak bisa mengadakan dengan tenang.”

Selesai bicara, dia menatap Sheila dengan pandangan curiga : “Suamiku, apa yang dikatakan Sheila itu benar juga, hal ini harus diperiksa dengan jelas, sama sekali tidak boleh ada toleransi, dalam keluarga Wijaya juga tidak boleh ada orang lupa diri semacam ini.”

Sheila yang berada di bawah, hanya mendongak dan menatap Karina, tapi dia juga balas bertanya dengan nada yang tidak mau kalah : “Maksudmu ingin supaya orang seperti itu harus diusir dari keluarga Wijaya?”

“Tepat sekali, putus hubungan, juga tidak boleh memakai nama keluarga Wijaya lagi.”

“Kalau misalnya nama keluarganya bukan Wijaya?”

“Apa maksudmu? Apa yang kamu maksud itu aku?” Di seluruh keluarga hanya dia saja yang nama keluarganya bukan Wijaya, Karina memegang reling tangga, jemarinya mencengkeram erat reling tangga yang terbuat dari kayu.

“Kamu duduk di posisi yang tepat.”

“Sudah cukup!” Harry Wijaya memijit keningnya, mereka berdua saling berargumen satu sama lain, terdengar berisik hingga membuat kepalanya pusing : “Sisi, akun yang digunakan untuk mengirimkan foto ini adalah akun Wechat milikmu, coba kamu jelaskan apa yang terjadi?”

Sisi menggeleng, suaranya kecil : “Aku… aku tidak tahu…”

“Sisi, bukankah kamu barusan bilang kalau kakak ketigamu pernah meminjam handphonemu?”

Sengaja bilang kalau dia pinjam handphone, apakah sengaja menjebak?

Mata Sheila menyipit, dia tidak membantah, dia hanya memandang Karina, memang benar dia pernah meminjam handphone Sisi, tapi urusan pinjam handphone dengan kirim foto, adalah 2 hal yang berbeda.

Sejak awal Denis memang menebak kalau dia yang mengirimkannya, tapi begitu mendengar tebakannya terbukti, dalam sekejap suasana di ruangan menjadi agak dingin : “Benarkah itu kamu?”

Handphonenya tidak bisa digunakan untuk menelepon keluar, maka dia terpikir untuk meminjam handphone…

“Bukan aku.”

“Sheila, kalau memang berbuat salah kamu harus berani mengakuinya, kalau tidak kelakuanmu seperti ini menyeret nama keluarga Wijaya, apakah kamu senang? Apa kamu ingin membuat keluarga Wijaya ini kehilangan wibawa?” Karina berbicara dengan nada seperti seorang senior yang membimbingnya.

“Aku tidak berbuat, lalu kenapa aku harus mengaku?” Sheila mengangkat dagunya, menunjukkan sikap tidak mau kalah : “Kalau memang aku yang melakukannya, aku Tanya padamu, Nyonya Karina, kalau aku yang menyebarkan berita perceraianku keluar, apa untungnya buatku?”

“Siapa yang bisa menebak apa yang kamu pikirkan? Bukankah waktu itu kamu yang mengundang wartawan karena mau mengumumkan pernikahanmu kan? Ditambah lagi, Sisi juga sudah menceritakan asal muasal masalah ini padaku! “

“Benarkah? Apakah meminjam handphonenya Sisi berarti dipakai untuk mengirim foto? Apakah sudah pasti kalau yang mengirimkan foto atas nama Sisi itu aku? Aku juga bisa bilang kalau dirimu yang mengatasnamakan Sisi mengirim foto itu!”

“Kamu! Ughhhh! Hal ini pasti akan aku telusuri dengan jelas, pokoknya hal ini tidak ada hubungannya dengan keluarga Wijaya.” Responnya seperti dia memberi sinyal kepada Sisi, mendorongnya membuka mulut.

Sisi menggigit bibirnya, dia baru saja keluar dari toilet, Karina yang sedang hamil besar buru-buru menghampiri dan memberitahunya kalau ada masalah besar.

Perjanjian cerai sang kakak, Sheila dengan Denis sudah bocor keluar, dan dia yang menyebarkan hal ini.

Seketika kepalanya terasa seperti mau meledak, dia sama sekali tidak tahu kalau mereka telah menanda tangani perjanjian cerai, dia juga tidak tahu kenapa malah jadi dia yang menyebarkannya?

【Kamu tahu bagaimana temperamen Tuan Muda Salim, kalau dia benar-benar memastikan kamu yang mengirimkan foto itu, maka tinggal lihat akibatnya.】

【Bukan aku yang kirim】

【Kalau begitu siapa yang kirim? Kirimnya pakai akun Wechat punyamu lho, iconnya juga punyamu, isi pesannya pun jelas sekali.】

【Ma, itu bukan aku yang melakukannya】

【Kamu pikir baik-baik, belakangan ini ada siapa saja yang pinjam handphone?】

【Yang pinjam cuma Kak Sheila saja, tidak ada yang lain…..】Waktu itu kakak memang pinjam handphone untuk menelepon, tapi tidak mungkin dia sendiri yang mengirimkan foto-foto tersebut, bahkan dia pun mengerti kalau foto-foto itu bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan…..

【Aku tahu kalau belum tentu Sheila yang melakukannya, tapi aku tetap menyarankan kamu harus bilang ke semua kalau Sheila meminjam handphonemu, bagaimanapun juga dia adalah Nyonya Muda Salim, Tuan Muda Salim tidak akan berbuat apa-apa terhadapnya, tapi dirimu tidak sama, masalah ini, jatuh ke siapapun pasti berujung bencana, terkecuali Sheila…..】

【Tapi…..】

【Kamu coba pikir, kalau kamu terkena masalah, bagaimana nasib lelaki yang kamu pelihara diluar itu?】

【……!】

【Aku tahu kamu tidak berani buka mulut, tidak apa, kamu berdiri dan diam saja, biar aku yang bicara】

Percakapan di toilet tadi seakan terngiang lagi di telinganya, Sisi mengangkat kepalanya lalu melirik Sheila, kakaknya meminjam handphone, lalu benarkah dia juga yang mengirimkan foto-foto tersebut?

“Bicaralah!” Denis memerintahkan dengan suara yang tegas dan memecahkan konfrontasi diantara Sheila dan Karina.

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu