Istri Direktur Kemarilah - Bab 15 Tetua Keluargamu Akan Meninggal Karena Kemarahan

Bab 15 Tetua Keluargamu Akan Meninggal Karena Kemarahan


Tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan oleh kedua orang itu.


Hanya terlihat Sheila dengan tenang berkata :"awalnya aku merasa tidak apa-apa kalau aku yang dijadikan kambing hitam, tapi masalah ini terlalu berat, aku tidak mampu bertanggung jawab."


"Kak Denis, apa yang telah aku bilang itu benar, aku tidak berbohong, kamu harus percaya dengan aku." Yuna menggertak giginya dan melihat ke arah Sheila, dia tidak sabar untuk menarik wanita itu dari pelukan Denis, dan juga, sejak kapan wanita itu menjadi seberani ini?


Denis tidak menghiraukannya, dia hanya melihat tatapan wanita di pelukannya ini menjadi lebih dalam lagi, dia kaget dengan kepintaran wanita ini yang tidak terduga.


Pada saat bersamaan, Jack masuk, dibelakangnya diikuti oleh dua pembantu, kedua tangan mereka masing-masing memegang sebuah piring, di atas piring, terdapat dua kotak kertas putih yang sama persis, bagian atas kotak ada sebuah lubang sebesar jari jempol.


Pembantu sesuai perintah meletakkan kedua kotak itu di atas meja kopi.


Sheila menunjuk kotak-kotak tersebut, berkata :"Nona Yuna bilang bahwa hanya melihat pengharum bersumbu ungu, kan? Kalau gitu pasti mengenali aroma pengharum itu, aku saranin kamu untuk mencium bau dalam kotak itu, kalau kamu bisa mengenali pengharum bersumbu ungu, aku mengalah."


Yuna diam sejenak, kemudian maju untuk mencium bau kedua kotak itu, lalu dia tersenyum seperti telah mengerti sesuatu, menunjuk salah satu kotak, berkata dengan yakin :"kamu pasti kalah! Yang ini."


"Begitu yakin kah?" Sheila membuka kotak itu, botol transparan yang ada di dalam kotak itu, ternyata tidak bersumbu ungu, tapi berwarna putih.


Yuna mengerutkan alisnya amat ketat, dengan segera mengangkat pengharum itu mendekati hidung dan menciumnya, lebih yakin lagi mengatakan :"tidak mungkin, hidungku sangat 


sensitif dengan bau, tidak mungkin aku salah mengenalinya."


"Fakta membuktikan anda kalah."


"Tidak! Tidak mungkin sama sekali! Pengharum ini terkandung ambregis, cypress, dan polarchello, semua kandungan ini memiliki efek hipnotis, botol yang ini, aku tidak mungkin salah." Yuna buru-buru untuk membuktikan dirinya tidak salah..


Sheila mengangkat alisnya :"Oh? Nona Yuna paham sekali dengan kandungan-kandungannya, tapi setahuku polarchello adalah tanaman umum di Amerika Selatan, kandungannya dinamakan 'obat hipnotis terbahaya sedunia' tidak berwarna dan juga tidak berbau, bagaimana cara Nona Yuna mengetahui ada kandungan itu di dalamnya?"


"Itu... ..." mata Yuna mulai berkedip-kedip "aku... kamu..."


Yuna baru sadar dirinya sendiri terperangkap dalam jebakan Sheila.


Menyadari ini, Yuna sedikit melangkah mundur dengan tidak stabil.


Dia terlalu merendahkan Sheila, otaknya sekarang sedikit kacau, kenapa wanita ini sepertinya berubah menjadi seseorang yang bukan ia kenal sebelumnya, bukan lagi wanita yang panik ketika berhadapan dengan masalah, dan masalah ini seharusnya dia yang memerani peran utama, tapi sekarang dia malah terarahkan oleh wanita ini.


Dan juga, Denis malah membiarkan wanita ini duduk begitu lama di pahanya!"


Dia terdiam beberapa saat, sambil bergerak mundur :"saya hanya mendengarnya dari orang lain... ..."


"Oh? Dengar dari siapa? Kalaupun kamu mendengarnya dari orang lain, yang penting kamu sudah mengetahuinya lebih dulu sebelum kejadian ini, benarkan?


"Itu... ..."


Otak Yuna seketika tidak bisa berputar, dia tidak pernah kepikir soal ini, dia mengira Sheila akan seperti dulu, sesuai rencananya, dia akan dengan mudah menjadi sasaran semua orang... ...


Tapi kenyataannya... ...


Air mata tiba-tiba mengalir bagai hujan, bergegas melutut ke arah Nyonya besar Salim :"Nenek, bukan begitu, bukan begitu faktanya, karena aku pertama kali melakukan itu, dan aku mendengar dari orang lain kalau obat ini bisa merilekskan rasa tegang, jadi aku..."


Nyonya besar Salim menepuk punggung Yuna dengan penuh kasih sayang :"sudah, jangan nangis lagi, ini bukan masalah besar, tadi bukannya sudah dibilang, zaman sekarang banyak suami istri yang menggunakan obat ini untuk menambah kesenangan. Tidak apa-apa, berdiri cepat."


Kalau terjadi pada Sheila dibilang menyembunyikan obat bius, melanggar aturan rumah, di Yuna malah dibilang untuk menambah kesenangan...


Sheila menarik kembali tangannya yang ada di pegangan Denis, mendirikan badan :"tadinya aku mendengar kalau melanggar aturan rumah harus dipukuli, tapi, Nona Yuna orang luar, keluarga Salim tidak akan mungkin memperlakukan tamu dengan buruk, benarkan? Tuan Salim?"


Tuan Salim?

Mendengar sebutan ini, muka Denis tidak senang, jelas sekali wanita ini bongkar jembatan setelah melewati sungai, memanfaatkannya sebagai pistol, setelah masalahnya selesai sikapnya kembali seperti semula, wanita ini mengira pria akan dengan mudah melepasnya pergi?


Mendengar kata 'orang asing', 'tamu', mata Yuna terpancar cahaya dingin, dia tentunya tahu Sheila sedang memperingatkannya, sebagai tamu, dia harus tahu batas, dia kemudian diam-diam menggertak giginya dengan penuh benci.


Sheila berjalan ke arah Yuna :"walaupun tamu, tapi, sejak kecil kita diajari harus bisa merubah kesalahan kita, anak kecil saja bisa minta maaf kalau salah, tidak mungkin Nona Yuna tidak bisa, kan?"


"Aku..."


Mata Yuna penuh air mata, menggigit bibir bawah, siapapun yang melihatnya bakal merasa kasihan, dia melihat ke arah Denis, muka Denis tidak berekspresi apapun, dengan nada dingin :"minta maaf."


"Maaf."


Sheila dengan senang memaafkannya, ia melangkah dengan santai, mengangkatnya bangun :"melihat kamu setulus ini, aku beri tahu kamu satu rahasia"


Selesai bicara, dia menggoyang-goyangkan botol pengharum itu, sumbu yang awalnya berwarna putih secara ajaib berubah menjadi warna ungu

"Apa yang kamu tebak tadi benar, aku hanya menyuruh orang untuk mewarnai sumbunya."


"Kamu! Kamu berani menipuku?!"


Yuna segera mengetahui apa yang terjadi, dia sekarang sangat ingin menarik rambut dan memukul wanita ini, tapi Denis ada di sini, Nyonya besar Salim juga di sini, dia harus tetap menjaga sikap feminim setiap saat.


"Jika aku tidak menipumu, mana mungkin kamu akan mengaku." Sheila melihatnya dengan tatapan malas :"tidak masalah kamu ingin merebut 'orang' yang kamu suka, aku tidak menghalangimu, tapi lain kali ingat menggunakan cara yang baik dan bener, mengerti?"


"Kamu! Kamu!" Ternyata Sheila begitu licik, bagaimanapun kali ini dia sudah pasti menang! Setelah Yuna menyebut dua kali 'kamu', dia langsung pingsan, Nyonya besar Salim segera menahannya, kemudian menekan daerah bawah hidung :"cepat panggil dokter"


"Sheila!" Nyonya besar Salim menunjuk Sheila, tangan bergetar, sangat marah.


Sheila hanya mengedipkan matanya, dengan sombong membalikkan badan dan bergegas untuk pergi.


"Denis, lihat dia, lihat sikapnya itu!"


Denis langsung menarik pergelangan tangan Sheila, Sheila dengan santai bertatapan dengan Denis, kemudian mengeluarkan dua jarinya :"keburukan kedua jika kamu tidak mau cerai, tidak lama lagi tetua keluargamu akan marah hingga meninggal karena aku, Tuan Salim, masih sempat jika kamu ingin mengubah keputusanmu."


Denis yakin wanita ini berani melakukannya, dari semalam hingga sekarang, wanita ini sudah menggunakan banyak cara untuk bisa cerai dengannya.

Pria mulai penasaran, apa lagi yang bisa dilakukan wanita ini?


Kaki Sheila tiba-tiba terangkat, seluruh badannya sudah terangkat ke pelukan Denis :"belum bangun tidur, mengatakan yang tidak jelas dari tadi?"


Kemudian dilanjutkan dengan nada rendah :"kamu ingin aku bagaimana mengurusmu pulang nanti?"


Wajah Denis sedikit menyeramkan, melihat ekspresinya, Nyonya besar Salim pun tau kali ini Denis tidak akan dengan mudah memaafkan wanita itu.


Tapi kali ini sedikit berbeda, dulu kalau Nyonya besar Salim memarahi wanita ini, Denis tidak akan ikut campur, kali ini dia malah membiarkan Sheila menjadi-jadi, sepertinya kesabarannya sudah sampai batas.


Nyonya besar Salim kemudian membalikkan badan menjaga Yuna


Denis melihat sekilas Linda yang berlutut sambil gemetaran, langkahnya berhenti sejenak, berkata ke Jack yang ada di belakangnya ;"orang ini, kamu tau kan apa yang harus dilakukan."


Jack menjawab iya, memerintah orang untuk menarik Linda keluar, Linda sadar bahwa dirinya sendiri telah mendukung orang yang salah, sepanjang jalan, dia menangis sambil meminta ampun.

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu