Istri Direktur Kemarilah - Bab 178 Tembak Jantungnya, Aku Percaya Padamu

Suara langkah kaki semakin lama semakin mendekat, ia diam-diam membuka pintu ruangan sebelah……

Tiba-tiba, sebuah tangan yang kuat tiba-tiba membuka pintu, saat pintu tertutup lagi, aura membunuh dan aura dingin memenuhi ruangan yang kecil dan sempit.

Sheila masih ketakutan, mengangkat matanya melihat, dirinya sendiri sudah dikelilingi Aroma pria yang sangat kuat

Aroma pria itu menusuk hidung Sheila dengan agresif, Sheila malah tidak jijik, kebalikannya, ia pertama kalinya menyadari, ia begitu rindu aroma ini.

Seperti asalkan berada di tempat yang sama dengannya, tidak peduli betapa buruk tempatnya, Sheila akan merasa tenang.

“Toilet lagi, Nona Wijaya sepertinya suka sekali tempat ini?”

Nona Wijaya……

Panggilan ini, membuat mereka seperti berjarak, membuat hubungan mereka seperti orang asing.

Detik selanjutnya, Sheila tidak sempat bicara apapun, tangannya sudah jauh ke tangan pria itu, pria itu berjalan mendekat selangkah, punggung Sheila menempel tembok, sepasang tangannya ditahan diatas kepala, badan pria itu mendekat.

Dagunya dipaksa terbuka, mulut Sheila merasa sakit, tanpa sadar membuka mulutnya, sambil membuang nafas.

Pria itu mengambil kesempatan masuk, memberinya sebuah ciuman paksaan yang bersifat hukuman, balas dendam.

Kasar bagai hujan badai.

Tanpa sepatah kata langsung mencium Sheila?

Sheila mengernyitkan alisnya kuat-kuat, Aroma yang kuat sudah memasuki organ-organ tubuhnya, dengan kuat menyapu bersih udara di mulut Sheila.

Sheila hanya merasa oksigen di tubuhnya seperti sedikit demi sedikit habis sampai tidak ada yang tersisa, semakin lama semakin tidak berfaya, otaknya pusing tidak bisa berpkir.

Saat roknya terangkat, Sheila tiba-tiba sadar, mengigit lidah pria itu kuat-kuat.

Pria itu merintih

Mulut Sheila isinya Aroma amis darah pria itu, yang memasuki tenggorokannya.

“Denis……”

“Memberikan kertasnya ke Jack, bukannya menyuruhku datang ke kamar mandi dan melakukan hal ini?” Denis tertawa dingin mengejek saat mata Sheila membesar: ”Nona Wijaya ternyata sangat ahli melakukan kegiatan yang gelap di kamar mandi……”

Sheila tahu maksud Denis itu sekali waktu ia dan Regen di kota Visga.

Matanya sedikit melihat rasa sakit, Denis masih saja tidak mempercayainya.

Saat Sheila menggesek kartu dan membayar, ia memberi bonnya pada kasir, minta kasirnya kasih ke Jack.

Di kertas itu hanya tertulis 2 kata ‘tolong aku.’

Sheila itu memohon bantuannya.

Jack memberikan kertasnya pada Denis, jadi dia di kamar mandi, Denis datang dengan sangat cepat.

Sebenarnya Sheila sudah berpikir dengan sangat jernih, meski ada racun jenis baru di dalam tubuhnya, ia tetap saja ingin melahirkan anaknya, Sheila ingin memberitahunya, itu anak mereka, mau memberitahunya juga, Sheila tidak mau pergi, mau tinggal disisinya, kalau memutuskan melahirkan, itu artinya waktu Sheila menemaninya sudah tidak banyak........

“Aku mau kamu……” membawaku pergi.

Katanya belum selesai terlontar, Denis tertawa dingin lagi dengan suara rendah: “mau aku bantu kamu apa? Bantu kamu pakai tangan? Atau pakai mulut? Atau pakai ini?” selesai bicara ia menempelkan tubuhnya pada Sheila, Sheila dengan jelas meraskan kalau bagian itunya dia sudah tidak bisa dikontrol.

Tidak takut, berenergi, kesombongan yang tidak bisa ditolak.

Sheila menghela nafas, barusan digoda benda seksi itukah?

Hatinya menjadi sedikit sedih, Sheila menggigit bibir bawahnya: ”bukan.”

“Apa Itu”

“Itu…” Sheila merasa sulit membicarakan kelanjutannya, juga agak melukai harga dirinya, tapi berpikir kalau kali ini tidak bisa kabur, akan sangat sulit mencari kesempatan lain, maka dari itu ia mengambil nafas dalam-dalam dan bicara: ”bisakah kamu……membawaku pergi!”

Badan Sheila ditahan lengan Denis, sikutnya menempel ke dinding, dagunya dipaksa naik.

“Bawa kamu pergi?” Denis seperti mendengar cerita 1001 malam: ”barusan kamu masih bermesraan sebebasnya, sekarang mau aku bawa pergi?”

“Aku tidak ada hubungannya dengan dia, kamu salah paham padaku.”

“Salah paham apa? Salah paham kalau semua yang aku lihat itu palsu?”

“……”

“Kamu kira aku mudah dibohongi, jadi terus berulang kali membohongiku?”

“Tidak! Aku tidak membohongimu, semua yang aku katakan itu sungguhan! Tolong perc……”

“Kamu kira aku masih akan percaya?” ia tiba-tiba mengaum dengan suara rendah.

Meskipun menahan sekuat tenaga, tapi volume suaranya tetap saja sangat besar, Sheila melotot, tidak tahu seberapa kedap suara kamar mandi, Sheila agak takut suara mereka terlalu besar dan memicu Regen masuk……

“Kamu tahu tidak, semakin jelas hubungan antara kalian, semakin menjelaskan kalian semakin dekat!”

“……”

“Kenapa? Tidak bisa bicara lagi!? Bicara! Aku suruh kamu bicara!”

Sheila sejujurnya dipaksa sampai tidak bisa mengambil nafas, semakin tidak tahu amarahnya kenapa tiba-tiba sebesar ini, seperti gunung berapi yang tertahan sangat lama, tiba-tiba meledak.

“Kenapa tidak bicara? tidak bisa mengarang lagi? Kamu bukannya selalu bisa bicara?”

Sheila sekarang mulai menyesal, minta bantuan padanya itu keputusan yang salah, sekarang ia tetap saja tidak percaya, Sheila kira kalau Denis melihat hasil pemeriksaan rumah sakit, akan percaya bahwa Sheila dan Regen sama sekali tidak ada apa-apa.

Mana Sheila tahu, hasil rumah sakit prosesnya bermasalah dan lama tidak keluar-keluar, dan kaset rekaman yang ia berikan pada Denis, karena kontak listriknya putus, jadi Denis juga tidak bisa dengar……

“Kenapa kamu tidak bilang kalau ia mengancammu dengan Sisi, jadi kamu mau tidak mau harus ke pelukannya?”

“……” Sheila terdiam sejenak, perlahan berkata: ”itu fakta.”

“Apa kamu mau bilang juga kamu dan Tuan Huo ikut sesuai situasi saja.”

Sheila mengangguk.

“Kamu kira aku akan percaya padamu?” wajah Denis sepenuhnya menurun dan kesepian, sangat jelas, ia sama sekali tidak percaya Sheila.

Sheila menggelengkan kepalanya putus asa: ”kenapa kamu selalu tidak pernah mendengarkan penjelasanku, tidak percaya padaku?”

“Karena kebohonganmu sudah terlalu banyak.”

Memang Sheila sendiri menghancurkan kepercayaan Denis padanya.

Sampai hasil pemeriksaan rumah sakit saja tidak bisa membuktikan ketidakbersalahan Sheila, tahu kalau ia sendiri tidak ada gunanya lagi bicara, penjelasannya akan berubah jadi usaha untuk menutupi.

Sifat Sheila dari dulu acuh tidak acuh, disalahpahami diremehkan semua tidak akan ia pedulikan, tapi sekarang, malah merasa sedih dan tertekan.

“Kamu mau aku bagaimana supaya kamu bisa percaya padaku?”

“Percaya padamu?” Denis tertawa mencemooh, tiba-tiba menariknya keluar.

“Kamu mau apa?” Sheila seperti menyadari sesuatu, berusaha menarik kembali tangannya, tubuhnya miring ke belakang, Denis seperti seekor singa yang marah, membuat Sheila takut dan ingin kabur.

Sayangnya Denis menarik tangan Sheila dengan kencang, tidak memberikannya kesempatan untuk mundur.

Terus sampai mereka berdua masuk ke ruang VVIP.

Regen sedang duduk di sofa dan mengistirahatkan mata, mendengar keributan, dengan malas membuka kelopas matanya, melihat tangan besar Denis menggenggam pergelangan tangan Sheila, alisnya sedikit meloncat.

Dalam ketenangan malah menganggap dirinya yang terbaik di dunia.

Denis dalam beberapa langkah besar sudah menarik Sheila sampai ke depan Regen, tangan besar Denis ia ulurkan, sebuah pistol ke arah jantung.

Denis menyerahkan pistolnya pada Sheila: ”di hadapanku, tembak jantungnya, aku percaya padamu!

Ini kesempatan terakhir dan-------- satu-satunya yang dia berikan!

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu