Istri Direktur Kemarilah - Bab 74 Sangat Susahkah Seperti Seorang Istri Memperlakukan Suami?

Bab 74 Sangat Susahkah Seperti Seorang Istri Memperlakukan Suami?

Pelayan takut dengan aura pria itu, yang membawa nafas raja, kekuatan diantara kaki dan tangannya tidak tertahankan.

Dalam sekejap mereka terpana, tidak tahu siapa yang berteriak: “ Cepat! Itu Tuan Salim”

‘Bboom’, semua orang sontak sibuk, mulai membungkus perhiasan, dalam sekejap, seluruh toko menjadi sibuk tapi tetap teratur.

Dan ada dua pelayan yang berebut kunci gudang, sambil berlari, sambil bergosip:

【Apa yang terjadi? Bukankah wanita itu tidak ada uang untuk membelinya? Apakah pria itu Denis Salim seperti yang diberitakan?】

【Bukankah katanya Tuan Denis mencintai nona Yuna, bahkan memberikan cincin seharga 200 juta juga tidak masalah……】

【Mungkin untuk membantah kabar burung, menjaga nama baik, semua orang kaya bukannya begitu.】

【Tidak kelihatan ya, penampilan mereka berdua sangat sempurna, barusan bergandengan tangan turun dari mobil, hampir saja aku percaya bukan cinta bohongan.】

【Tapi tadi pagi kita memperlakukan mereka begitu, akan ada masalah tidak ya?】

【Tidak tahu, lebih baik cepat, kalau tidak nanti beneran ada masalah……】

Pria itu sudah duduk di sofa, memancarkan seluruh auranya, membuat hati seluruh orang di toko tertekan.

Dengan tangan yang panjang, dia memeluk wanita dalam pelukannya, menempelkan telapak tangannya yang besar ke daun telinga wanita itu untuk bermain, seolah-olah yang sedang sibuk tidak ada hubungannya dengan dirinya.

“Sebenarnya tidak perlu begini……”

“Tidak perlu begini?”

“Perhiasan ini, aku juga mau-mau tidak” tadi pagi dia ingin membeli perhiasan ini kemudian berubah pikiran, sekarang karena Denis sudah membelinya, dan menghadiahkan padanya, dia juga tidak berani sembarangan menjual perhiasan ini.

Kalau menjualnya, Denis pasti akan tahu rencananya.

Waktu itu bilang untuk biaya rumah sakit,kali ini, dia sudah tidak ada alasan yang lebih bagus lagi.

“Bukannya mau menghibur diri sendiri?”

“……”Dia melirik ke arah lain, dan dipaksa Denis kembali ke topik pembicaraan: “Jawab.”

“Hanya keinginan sesaat saja.”

“Tuan muda, semua barang sudah di bungkus.” Jack berjalan menuju kearah mereka, diikuti oleh pelayan yang membawa mesin credit card, Sheila, ingat dia tadi pagi yang menyuruhnya membayar, tapi tidak jadi, sekarang jadi malu.

Pelayan gemetaran menyerahkan mesin credit card ke hadapan Sheila dan berkata: “Nyonya Sheila silahkan masukkan passwordnya.”

Sheila mengambil mesin tersebut, dan memasukkan beberapa digit angka, lalu keluar selembar kertas dari mesin.

Pelayan tersebut dipelototi Jack, seluruh badannya gemetaran, lalu meminta maaf: “Nyonya Sheila, maaf, hari ini aku yang buta……”

Begitu dia berbicara, terdengar suara ‘aah’, tiba-tiba berlutut dilantai.

Jack menendang perutnya.

Si pelayan menggertakkan gigi dengan wajah membiru, keringat halus keluar dari ujung hidungnya.

Sheila merasa empati padanya: “Lepaskan dia, tadi pagi aku meminta mereka membungkus barang, akhirnya tidak jadi beli, kalau aku diperlakukan begitu pasti juga akan marah.”

Lagipula mereka juga tidak melakukan apa-apa padanya.

Denis melambaikan tangannya, Jack baru mundur beberapa langkah kebelakang.

“Sudah senang?”

“……”

“Bukankah harusnya ada apresiasi?” Wanita ini bahkan sama sekali tidak melakukan apapun!

“Apresiasi apa?”

“Jawab aku, kalau suami sendiri menghabiskan uang ratusan juta rupiah membeli barang untukmu, kamu akan memberikan apresiasi apa?” Denis melirik pelayan yang masih berlutut dilantai.

Pelayan menundukkan kelapa, dan tidak tahu Denis sedang menanyai dirinya.

“Tanya kamu!” Jack meneriakinya.

Pelayan menengadah melihat Jack dengan penuh keraguan: “Apa……apa tanya aku?”

“Jawab baik-baik, tuan muda kami tidak akan menyalahkanmu atas kesalahanmu.”

“Iya……Iya……kalau suamiku menghabiskan uang ratusan juta membelikanku barang, aku pasti akan senang dan langsung menciumnya!”

Dia mengangkat dagu Sheila: “dengar?”

“…….”Dia sadar HP tidak mudah diambil……

“Maaf?” Denis dengan tegas berkata: “Semuanya hadap ke belakang.”

Jack menyuruh seluruh bodyguard dan pelayan menghadap ke belakang.

Ekspresi pria ini penuh dengan kejahilan, Sheila mengigit bibirnya, dia seharusnya pergi, tapi malah dengan patuh duduk di pangkuannya, membiarkan dia mengajukan permintaan yang tidak sopan……

“Seperti seorang istri memperlakukan seorang suami susah sekali ya?” Denis membisikkan dengan nada pelan disamping telinganya.

Ini sulit baginya, kalau itu tiga tahun yang lalu, ciuman seorang pria akan menjadi hadiah besar baginya. Tapi sekarang, setiap kali dia dicium olehnya, dia akan menggunakan semua kekuatannya untuk mengingatkan dirinya sendiri bahwa kesalahan tiga tahun tidak bisa diulang……

Tapi pada saat ini, pria itu sangat pintar menggerakkan hatinya……

Tidak!

Sikap dia berbeda dengan dulu, karena dia hanya ingin melahirkan keturunan untuk keluarga Salim, berkontribusi untuk Tuan Besar Salim, atau, itu keinginan sementaranya.

Tiba-tiba pria ini memejamkan mata, seolah sangat menantikan ciuman ini……

Bulu matanya lentik, sangat indah, kelopak matanya sedikit berdenyut, dan garis dalamnya jauh lebih terang dari cahaya.

Ternyata ini adalah pertama kalinya Denis memejamkan mata dan berciuman, seolah pria yang berciuman pada cinta pada pertama.

Hanya sebuah ciuman, bukan hal besar, lagipula juga bukan pertama kali……

Bibir Sheila bergesekan dengan bibir Denis, saat kedua bibir saling bersentuhan, Denis tiba-tiba membuka mata.

Sudut bibirnya menyeringai tersenyum.

Sheila ingin mundur kebelakang, tapi tangan Denis sudah disematkan di belakang rambut Sheila, menahannya untuk mundur.

Denis suka memimpin, kali ini juga sama, keterampilan berciumannya kali ini sangat mudah membuat orang jatuh kedalam, terlebih lagi pria tampan seperti dia.

Denis baru melepaskannya, setelah dia kekurangan oksigen.

Ciuman indah ini membuat udara menjadi samar-samar, membuat wajah pelayan penuh dengan tawa yang samar dan menyenangkan.

Mereka juga bisa mendengar perbincangan mereka dengan samar-samar.

【Ya Tuhan, ternyata Tuan Salim sangat baik pada Nyonya Salim, gosip darimana bilang mereka tidak akur?】

【Iya, ada cinta atau tidaknya kelihatan dari mata! Aku harus memposting kisah cinta ini ke timeline sosmed, sayangnya foto Tuan Salim tidak boleh disebarkan.】

Di depan pintu toko perhiasan ada sebuah alun-alun besar. Mobil parkir di dekatnya dan perlu menyeberangi alun-alun.

Ditengah jalan, tiba-tiba

Phiaakk——

Kembang api meledak di atas kepala, yang mengejutkan para pejalan kaki di alun-alun dan memandang ke atas ke langit.

Kembang api yang cemerlang membentang di kegelapan, beberapa anak-anak menggenggam kembang api di tangan mereka, sambil membakar kembang api di kerumunan.

Dengan cepat, Denis dan Sheila dikelilingi oleh beberapa anak kecil, diantaranya memberikan kembang api pada Sheila.

Cahaya terang dari kembang api menerangi wajahnya. Dia melemparkan kembang api dalam lingkaran dengan penuh semangat dan tiba-tiba menyerahkannya ke Denis.

“Kamu tidak enak badan?” wajah pria itu putih pucat, tangannya memegang dada, kelihatannya sangat sesak.

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu