Istri Direktur Kemarilah - Bab 98 Aku Bisa Masuk Jika Aku Ingin Masuk

“Cari mati!” Denis bergegas ke kamar mandi, mengangkat kakinya dan menendang pintu kamar mandi--

Argh --

Ada teriakan seorang wanita di dalamnya.

Para pengawal segera berbalik badan.

Di dalam kamar mandi berkabut dan panas, secara tidak jelas, terlihat air dari pancuran jatuh dengan kekacauan di bawah remang-remang cahaya.

Seorang wanita telanjang dengan tangan di dadanya, menutupi bagian yang penting, menghadap berlawanan arah dari pintu, karena pintu tiba-tiba terbuka, sehingga ia meringkuk di sudut.

Pria itu menginjak lantai yang basah dengan air, dan wajah tampan tersebut tampak seperti iblis neraka dalam bayangan cahaya.

Wanita itu menghadap berlawanan arah dengannya, dan air mengalir melewati rambutnya, menggambarkan garis punggungnya yang cantik.

Untuk memanjat ranjang Regen Huo, begitu tidak sabarkah untuk membersihkan diri?

Dia begitu menolak dirinya, tetapi menyenangkan pria lain seperti ini?

Denis menginjak lantai dengan kuat, setiap langkahnya seperti tidak sabar untuk menginjak keluar lubang di lantai.

Telapak tangan besarnya mencubit bahu wanita yang telanjang itu dan dengan tenaga yang kuat memaksa wanita itu untuk menekan ke dinding.

Argh --

“Kamu?” Air dari pancuran juga jatuh ke kepala dan badan Denis. Melalui mata yang dibasahi air hangat, terlihat seorang wanita asing memegangi dadanya dengan kedua tangannya yang menggigil dan berteriak dengan ketakutan.

"Tuan ... Tuan Salim ..."

Suara seorang wanita renyah, dengan ketidaknyamanan dan ketakutan seorang gadis.

“Di mana Sheila Wijaya?” Kemarahan dari mata Denis menghancurkan semua rintangan dan tiba di mata gadis itu.

Gadis itu terkejut dan segera menggelengkan kepalanya: "Aku ... aku tidak tahu ..."

Denis mengerutkan alisnya, dan gadis itu tampaknya pernah dilihat di mana, tetapi dia tidak bisa mengingatnya untuk sementara waktu.

Telapak tangannya yang besar mendorong gadis itu terbentur di dinding, dia melirik ke kamar mandi dan memastikan bahwa hampir tidak ada tempat untuk menyembunyikan diri di dalam kamar mandi, setelah itu dia keluar dari kamar mandi

"Tuan Salim, kamar ini sudah dibongkar-bongkar, dan tidak menemukan Nyonya Salim ..." Jack menarik sebuah handuk putih dan menyerahkannya pada Denis untuk membersihkan tubuhnya.

Langkah kaki yang penuh dengan emosi jalan menuju pintu: "Pergi ke kamar pelayan."

Di tengah hujan lebat, bahkan pesawat terbang tidak bisa keluar dari kota Visga, dan Sheila juga tidak memiliki kemampuan untuk keluar dari sini.

"Tuan Muda Salim, hati-hati di jalan"

Kata-kata Regen yang nakal muncul dari belakang, dan Denis mengerutkan alisnya. Dia merasakan krisis besar dari barangnya sendiri yang diincar orang lain.

Selesai berurusan dengan Dokter Kenny, dan sekarang muncul pula Regen Huo, kemampuan wanita ini untuk berselingkuh tidak bisa diremehkan.

"Tuan Salim, Tuan Huo lagi kurang enak badan. Aku mendengar bahwa dia baru saja menjalani operasi besar dalam dua hari terakhir, jadi seharusnya tidak terjadi apa-apa antara dia dan Nyonya Salim ..."

“Tidak perlu omong kosongmu !?” Denis dengan wajah hitam, nafsu pria yang tidak terukur, apakah masing kurang banyak pria yang mati karena nafsu terhadap wanita?

Mengambil kunci yang diberikan Jack padanya, pintunya terbuka dengan mudah.

Kamarnya kecil, hanya sebesar kamar mandi kamar president suite, dua meja samping tempat tidur, dua tempat tidur, sisanya kosong di kamar ...

Pada saat ini, terdengar suara air di kamar mandi.

Sheila sedang mandi di kamar mandi, mendengar suara pintu terbuka, dan segera melihat sepasang pandangan mata panas sedang menatap dirinya.

Melalui gorden, Sheila melihat pria yang bangga tersebut melangkah ke arahnya, bersandar di pintu kamar mandi, pandangan mata yang panas bagaikan dua bola api.

“Bagaimana … kamu bisa masuk.” Bertempur dengan raja hutan membuatnya berkeringat, jadi setelah keluar dari tempat Regen, dia hanya ingin kembali ke kamar dan mandi.

Tanpa terduga Denis datang lebih cepat dari perkiraannya.

Denis maju beberapa langkah ke depan: " aku bisa masuk Jika aku ingin masuk."

"Jangan mendekat!" Sheila mengambil handuk mandi melilit tubuhnya. Pria dengan mata penuh nafsu membuatnya takut.

"Aku menyukaimu seperti ini, meskipun telah bercinta berkali-kali, tetapi tetap malu seperti seorang wanita perawan ."

"Aku justru sebaliknya darimu." Sheila melipatkan ujung handuk ke dalam: "Aku benci orang seperti kamu, tidak peduli sudah menyentuh berapa banyak wanita, tapi berpura-pura hanya pernah menyentuh seorang wanita."

Handuk baru saja dibungkus, tubuh ditarik ke dalam pelukan yang ganas: "Aku benar-benar hanya mempunyai kamu seorang wanita."

“Jika terlalu banyak berbohong tidak takutkah kamu menjadi pembohong?” Sheila mendorongnya dan mengulurkan tangannya untuk mematikan pancuran, tetapi lengannya malah ditarik oleh Denis.

Pada malam hari terjadi terlalu banyak hal. Denis sengaja membuatnya marah karena ingin melihatnya cemburu karena wanita lain. Tanpa terduga bahwa dia sendiri yang marah karena munculnya Regen!

Melihat bahwa dia kembali dalam kondisi baik, marahnya pun langsung menghilang, dia hanya ingin menyayanginya, membujuknya dan menebus dosanya.

“Sangat wangi,” Denis menundukkan kepalanya dan mencium aroma tubuhnya.

“Masih marah?” Dagu Sheila terangkat tinggi olehnya, Denis menundukkan kepala dan menciumnya.

"Apa yang membuatku marah? Sebaliknya, aku sangat senang bahwa orang lain akan berbagi tanggung jawab denganku! Dalam mimpi pun aku menantikan hari ini, dan aku selalu siap untuk digantikan!"

"Kamu benar-benar sedang marah!" Menghukum dengan menggosok bahunya dengan janggut tipis di dagunya : "Katakan padaku, apakah kemarahanmu berarti kamu peduli padaku?"

"Sudah aku bilang bukan! Perlukah Aku mengingatkanmu? Setengah tahun kemudian, kita akan berpisah. tidak keterlaluan sama sekali bagimu untuk mempersiapkan masa depan sekarang."

“Sheila Wijaya, kamu harus membuatku marah ya!?” Dalam sebuah kalimat membawa embusan angin, Denis menekankan bahu Sheila untuk menempel ke dinding: “Kamu juga tahu bahwa masih ada setengah tahun, aku Juga mengingatkanmu bahwa dalam waktu enam bulan ini, kamu masih merupakan Nyonya Muda Salim ku, kamu harus menjalankan tugasmu sebagai Tuan Muda Salim, seperti ini - "

Setelah berkata, dia menarik handuk pada wanita itu, menarik salah satu kakinya tinggi, lalu membuka risleting celananya dan memasuki tubuhnya.

Sheila teringat bahwa Tiffany berada di kamar malam ini, tangannya berkeliaran di tubuhnya Denis, sehingga perutnya mual dan ingin muntah.

Dia berusaha keras untuk menjauhkan wajah Denis dan menghentikan ciumannya.

Dalam keputusasaan, dia menyentuh bola mandi dan membuang ke wajahnya, akhirnya dia berhasil mendorongnya menjauh dan melarikan diri keluar dari kamar mandi.

Namun lantai sangat licin, dan dia berlari dengan sangat cepat sehingga dia terpeleset pada momen penting.

Jatuhnya itu sangat berat. Dia berusaha untuk berdiri, namun belum stabil dia berdiri. Tubuh Denis yang tinggi dan besar melemparkannya ke tempat tidur.

Tempat tidur sempit itu bergolak dan terasa akan runtuh kapan saja jika memikul berat badan dua orang.

Denis membuka kemejanya, memperlihatkan dadanya yang kuat, dan perban yang membalut luka bagian punggung.

Jelas-jelas terluka, tetapi matanya masih bisa memancarkan cahaya binatang yang tak terbendung.

Novel Terkait

Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu