Istri Direktur Kemarilah - Bab 211 Tidak Mengulang Kesalahan yang Sama Berulang Kali

Emosi pasien sangat tinggi. Ketika dokter berbicara, pisau sudah bergerak sedikit lebih dekat ke leher Sheila: "Tidak! Kamu suruh wanita itu datang! Aku mau berkonfrontasi dengannya, aku mau membunuhnya!"

Suara pasien yang kehilangan kendali itu terdengar keras di telinga Sheila, pisau menempel di leher, terasa dingin.

Sheila tidak berani bergerak, juga tidak berani berbicara, pertama kalinya dia berhadapan dengan situasi seperti ini, seketika tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Terlihat jelas, pria sudah tidak memiliki kesadaran sama sekali, Sheila tidak berani bergerak sedikit pun.

Dokter juga tidak berani sembarang bertindak lagi, hanya bisa memohon: "Kamu lepaskan nona itu dulu, dia tidak bersalah. Kalau kamu mau wanita itu datang, aku akan segera meneleponnya. Kamu lepaskan nona itu dulu, oke? "

“Kamu jangan membohongi aku! Kamu tidak akan menelepon dia, kalian setim dengan dia!”

“Aku benaran menelepon dia, begitu saja, kamu berikan nomor dia ke aku dulu?”

Tubuh tegang pria agak melonggar, mungkin teringat sesuatu, tekanan pada lengan menguat lagi, "Jangan kira aku tidak tahu trik kalian! Kalian semua mau mencelakakan aku! Aku mau menemuinya! Kalian suruh dia datang menemui aku, kalau tidak, aku akan membiarkan wanita ini dimakamkan! Lagipula, tidak ada satu pun wanita yang baik! Lebih baik mati semua! "

Samar-samar Sheila merasakan tangan pria yang memegang pisau agak bergemetaran, pisau dingin semakin dekat dengan kulitnya, sepertinya cukup sedikit memberontak saja, pisau itu pun akan langsung menyobeki kulitnya.

“Kamu, kamu tenang!” Melihat dokter tidak bisa menangani pasien, Sheila mulai mengeluarkan suara untuk memperingatkan pria, tapi suaranya gemetaran, pandangan miring ke bawah, melirik tangan pria.

“Diam!” Pria itu seperti anjing gila yang marah, jeritannya bagai hampir menghancurkan tenggorokannya sendiri.

Para pengawal yang berada di tengah kerumunan juga tidak berani bertindak gegabah, mereka diperintahkan oleh Tuan Muda untuk menjaga Nyonya Muda, karena Nyonya Muda tidak suka pengawal mendekatinya, jadi mereka hanya bisa melindungi dari jauh.

Ketika pasien tiba-tiba bergegas mendekati Nyonya Muda, sudah terlambat bagi mereka untuk beraksi, Nyonya Muda telah jatuh ke tangan pasien.

Pengawal telah memberitahu Jack, Tuan Muda seharusnya akan segera datang.

Sesuai perkiraan, sosok dingin menembus kerumunan: "Lepaskan dia!"

Para dokter dan perawat jelas merasakan aura yang menekankan hati, mereka menyamping dengan kesadaran diri masing-masing, membuka jalan untuknya.

Dia adalah Denis Salim.

Raut muka Denis tampak gelap, tatapan kejam nan ganas, tubuh terdapat semacam atmosfer menakutkan yang memancar dari dalam ke luar. Jantung Denis sudah bagai membadai, tetapi dia tetap mempertahankan nada suara yang tenang seperti biasa: "Aku bisa membantu kamu menemukan wanita yang kamu sebut, tapi kamu harus melepaskannya terlebih dulu. "

Tatapan yang dingin tidak lepas dari pisau yang dipegang oleh pasien, takut pisau itu akan melukai Sheila tanpa belas kasihan. Ada arteri besar di leher, begitu tergores, resikonya sudah jelas.

Namun, pasien sama sekali tidak menerima bujukan apa pun. Dia sudah benar-benar kehilangan akal sehatnya. Tentu saja, dia tidak bisa membedakan bahwa aura pria yang ada di hadapannya ini berbeda dari orang biasa.

Dia menikam pisau setengah sentimeter lebih dekat ke leher Sheila, gerakan ini langsung menempelkan pisau pada kulit Sheila. Hanya perlu sedikit gesekan saja, leher Sheila akan langsung mengalirkan darah.

"Apa-apaan kamu! Berani menakuti aku? Kamu juga sekelompok dengan wanita itu? Kamu adalah pasangan selingkuhan dia!?" Pria itu menyeret Sheila bergerak mundur: "Aku peringatkan kalian untuk tidak memainkan trik apa pun, aku mau menemui wanita itu sesegera mungkin! Kalau tidak, jangan bicarakan syarat apa pun padaku! "

"Tuan Muda, wanita yang disebutnya adalah istrinya, sebelum bercerai, istrinya mentransfer semua hartanya, lari ke luar negeri dengan pria lain, jadi dia stress… ..." Jack berbisik kepada Tuan Muda.

Lari ke luar negeri!?

Artinya, tidak ada cara untuk membawa mantan istri pasien ke tempat dalam waktu singkat. Walau istrinya datang, emosi pasien akan lebih tinggi, situasi Sheila pun akan lebih berbahaya.

"Apa yang kalian rencanakan? Mau melapor polisi!? Aku peringatkan kalian, kalau kalian berani melapor polisi, aku akan mati bersama wanita ini!" Setelah itu, seolah-olah untuk membuktikan pernyataannya sendiri, pisau digesek dengan ringan, leher Sheila segera muncul bercak darah.

Denis menampak merah cerah yang ada di leher Sheila, tatapan mengencang, cahaya dingin dan amarah menyatu.

Tapi dia tetap mengendalikan emosi, dia tidak boleh menstimulasi amarah pasien.

Tangan Denis terkepal erat, mengumpulkan semua kemarahan di dalam kepalan itu, kemudian berkata dengan dingin, "Lepaskan dia! Aku gantiin dia! Aku adalah presiden Grup Salim, pewaris keluarga Salim, akan lebih bermanfaat jika kamu menyandera aku. "

“Denis Salim!” Sheila secara naluriah menggelengkan kepala, terasa bahwa pisau di leher sedang menggesek lukanya.

“Tuan! Tidak boleh! Apakah kamu lupa dengan peringatan Tuan Besar!? Jangan membuat kesalahan yang sama berulang kali, tidak ada nyawa yang lebih penting dari nyawa kamu! Kalau Tuan Besar tahu… …”

“Diam!” Denis dengan nada rendah memperingatkan Jack untuk tidak banyak bicara.

Namun, bagaimana mungkin Jack masih bisa tenang, dibandingkan dengan keselamatan Tuan Muda, tidak masalah jika nyawanya sendiri yang harus dikorbankan.

Jack memohon pada Tuan Muda: "Tuan, biarkan aku saja yang pergi."

“Ha ha ha!” Pasien tiba-tiba tertawa: “Pewaris keluarga Salim? Presiden Grup Salim? Bagus! Aku mau kamu!” Dia sudah memikirkannya, istri sudah melarikan diri, harta juga sudah tiada, daripada dirinya ditinggal sendirian di rumah sakit dan diperlakukan sebagai penyakit jiwa, lebih baik dirinya mati!

Hari ini dia sudah memegang tekad untuk tidak menyerah, sekarang bertambah satu korban yang menemaninya!

“Jangan! Denis! Jangan!” Sheila masih dalam kondisi kaget akan perkataan Jack.

Peringatan Tuan Besar?

Jadi, sebelumnya Denis menjaga jarak dengan dia, cuek pada dia, adalah karena Tuan Besar?

Dia seharusnya sudah terpikir sejak awal, ketika Denis menyelamatkan dirinya dari racun ular, Tuan Besar mengirimkan orang untuk membawa Denis pergi, karena dirinya hamil, barulah Tuan Besar melepaskan Denis.

Yang kedua, Denis meluncur dari pesawat untuk menyelamatkan dirinya tanpa mempedulikan resiko dari aksi itu. Video yang beredar di sosial media, meskipun malam hari, wajahnya tidak kelihatan, tetapi Tuan Besar begitu maha kuasa, tidak sulit untuk mencari tahu.

Jika kali ini Denis beraksi lagi, maka sudah merupakan ketiga kalinya!

Ternyata Denis selalu melindunginya dengan cari ini, dia yang terlalu egois, hanya mempedulikan perasaan sendiri... ...

"Tidak! Denis, kamu jangan datang, aku tidak izinkan kamu mendekat!" Sheila tidak berani menggelengkan kepalanya lagi, raut mukanya sangat buruk, bukan karena pisau yang menempel di leher, melainkan karena Denis yang semakin mendekat.

"Jangan takut, Sheila! Kamu jangan bergerak! Dengar tidak!" Denis maju selangkah demi selangkah dan sambil membujuk Sheila, dia takut jika Sheila terus bergerak, pisau akan menggores semakin dalam ke kulitnya.

"Kamu jangan percaya dia! Dia sama sekali bukan presiden Grup Salim... ..." Sheila sudah mengambil keputusan, ingin menghentikan rencana Denis yang bertujuan menyelamatkannya.

"Sheila! Jangan sembarang bicara!" Teriak Denis dengan rendah, kemudian menunjuk ke lambang yang ada di bagian dada jas, berkata pada pasien: "lihat ini, ini adalah lambang Keluarga Salim, selain orang-orang dari Keluarga Salim, tidak ada yang berani mengenakan lambang ini!"

Pasien menatap Denis dengan penuh waspada, pisau di tangan masih dipegang erat olehnya: "Aku peringatkan kamu, jangan mengakali aku, toh, nyawaku sudah tidak berharga, kalau kalian tidak takut mati, silakan coba saja! Angkat tanganmu, sini! ”

Denis tidak bicara, mengangkat tangan membentuk sikap menyerah sesuai perintah pasien. Meski begitu, tubuh jangkung yang tegap serta aura yang hebat masih saja membuat orang tidak berani untuk bersantai.

Novel Terkait

Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu