Istri Direktur Kemarilah - Bab 260 Berikan Dirimu Sendiri Kesempatan Untuk Menyiksaku

"Kalau tidak tega, nantinya jangan menolak untuk menikah denganku."

Sheila menunduk, pandangannya sudah kabur, dia takut Denis akan menemukan matanya yang berkaca-kaca.

Jack membawa segelas air dingin lagi, tanpa kecuali, dihabiskan lagi oleh Denis.

Dua gelas besar air masuk ke dalam perut, segera Denis ingin buang air kecil.

Jack datang untuk membantu Denis, tapi Sheila sudah turun dari ranjang: "aku saja."

Denis menatapnya tanpa bergerak.

"Kenapa? Aku tidak boleh membawa kamu ke toilet?"

"Kamu duduk diam saja di sini." Tersirat rasa malu di antara kata-kata itu.

"Malu?" Sheila mengulurkan tangan dan memegang lengan Denis: "kita sudah pernah melakukan hal yang lebih intim dari ini, ini hanya membantu kamu ke toilet."

Mereka pernah melakukan hal yang lebih intim, tetapi masih banyak hal yang belum pernah dilakukan mereka, dan dia ingin melakukan sesuatu untuknya.

"Tidak merasa kotor?"

Sheila menggelengkan kepala: "Selesai toilet, aku bantu kamu merendamkan kaki? Kata dokter berendam kaki juga dapat menurunkan suhu tubuh."

Ini juga merupakan salah satu hal yang belum sempat dia lakukan untuknya.

Dia menyadari bahwa Denis telah melakukan banyak hal untuknya, tetapi yang dilakukannya untuk Denis terlalu sedikit.

Denis masih berdiri diam di samping tempat tidur, Sheila menatap ke matanya: "Ada apa? Bukankah mau ke toilet, bukankah sudah kebelet?"

“Kok tiba-tiba baik padaku?” Sifat Sheila dingin dan angkuh. Dengan keinginan sendiri membuat sup kepiting untuknya dan membantunya mencukur kumis, itu sudah mencapai batas.

Dia tiba-tiba memperlakukannya dengan baik, ini membuatnya merasa sangat tidak tenang.

“Kamu tidak suka?" Sheila menemukan kecurigaan dalam ekspresinya, dia memiliki rasa curiga yang tinggi, Sheila merasa tidak baik, tetapi masih dengan tenang berkata, "Kalau kamu merasa malu, lupakan saja. "

Dia baru saja hendak melepaskan tangan Denis dan membiarkan Jack datang, tangan langsung dipegang oleh Denis: "Bantu aku."

Satu tangan Sheila memegang kantong infus, tangan lainnya membantu Denis, menopang tubuh yang besar dengan bahu kecilnya.

Meskipun Denis bersandar padanya, tetapi dia tidak membebankan semua berat badan padanya... ...

Sheila membantunya ke toilet, membuka tutup kloset, jari-jari Denis menekan klip ikat pinggang, tangan kecil Sheila yang tidak ada kerjaan telah terulur kemari: "Aku bantu?"

Denis: "... ..."

"Tidak mudah untuk membuka dengan satu tangan, kamu bantu aku pegang kantong infus, aku bantu kamu melepaskan tali pinggang."

"Aku belum sampai tidak bisa melakukan apa pun."

“……”

"Kalau begitu kamu sendiri saja yang buka."

Sheila dengan canggung menyimpan kembali tangannya, Denis malah menahan tangannya, "kamu saja, anggap saja sebagai latihan."

"Latihan?"

"Ketika usia kita sudah 70 80 jadi kakek nenek, mungkin aku benar-benar tidak bisa melakukannya dengan sendiri, nantinya kamu bisa bantu aku... ..."

Kakek nenek 70 80an... ...

Apakah hubungan mereka bisa berlangsung sampai saat itu?

"Kenapa?" Sheila tidak meresponsnya, matanya yang berkaca-kaca begitu menggoda, Denis melepaskan tangannya yang menahan tali pinggang, mencubit dagu Sheila, menundukkan kepala untuk menciumnya saat dia sedang tidak fokus.

"Uh... ..."

Tinju Sheila menekan dada Denis: "Denis Salim, sini adalah toilet."

Berciuman di depan toilet, seleranya begitu tajam?

"Bibirmu yang merayuku terlebih dahulu."

“……”

"Bantu aku buka atau teruskan?"

Sheila tidak ragu lagi, tali pinggang Denis sudah ditanggalkannya dengan hanya beberapa gerakan, risleting ditarik ke bawah, kemudian memejamkan mata dan menoleh ke samping.

Setelah selesai, terdengar suara air kloset.

Ketika Sheila membuka mata, kebetulan pas bertatapan dengan mata Denis. Denis tertawa kecil dan berkata, "Lakukan beberapa kali lagi, nantinya ketika kita tua, kamu akan berguna."

"Kedepannya boleh cari perawat khusus."

"Aku cuman mau kamu."

"Bagaimana kalau aku meninggalkan dunia ini lebih awal daripada kamu?" Sheila menatapnya dengan mata yang sedikit basah.

"Aku temani kamu." Denis menggantungkan kantong infus ke tiang penggantung, berkata: "kalau kamu sakit, aku akan merawat kamu, kalau kamu tiada, aku akan menemani kamu."

"Tidak mau!" Sheila menjulurkan tangan dan menekan bibir Denis: "aku tidak memperbolehkan kamu begitu! Kita masih ada anak, kamu masih perlu menanggung beban keluarga Salim, aku tidak mengizinkan kamu berbuat begitu!"

"Jadi demi aku, kamu harus hidup lebih lama daripada aku, berikan aku kesempatan untuk merawat kamu, juga memberikan dirimu sendiri kesempatan untuk menyiksa aku sebisa mungkin."

Sheila menggigit bibir, tidak membiarkan dirinya sendiri menangis, namun linangan air mata sudah membasahi wajahnya.

Kata 'maaf' hampir saja keluar dari mulutnya, akhirnya hanya tersimpan di dalam hati.

"Jangan menangis, kamu sudah menolakku dua kali, bukankah aku yang seharusnya menangis?" Kata Denis dengan pura-pura santai.

Sheila meliriknya sekilas, memandang dia yang berlagak malang, akhirnya tertawa dengan air mata yang masih belum kering.

Denis sudah mengenakan celananya, satu tangannya tertanam jarum infus, jadi Sheila pun hanya bisa menarik beberapa lembar tisu basah untuk menyeka tangannya.

Menopangnya berjalan ke tempat tidur untuk duduk.

"Nyonya, biarkan aku saja, ibu hamil tidak boleh mengangkat berat." Jack tahu bahwa nyonya mengambil baskom untuk mengisi air yang akan digunakan Tuan Muda berendam kaki, jadi dia pun segera menghentikannya.

Sheila tidak menolak, memberikan baskom kepada Jack.

Jack dengan cepat mengisi penuh air, lalu entah dari mana dibawakannya kursi kecil untuk diduduki Sheila.

Kaki Denis, ramping dan panjang, putih bersih, terlihat lebih lembut dari kaki wanita... ...

"Ekspresimu seperti mau memakannya... ..." Denis merendamkan kakinya ke dalam air hangat.

“Aku tidak punya hobi mesum seperti itu!” muka Sheila memerah, segera menyangkal.

“Iyakah?” Denis tiba-tiba membungkukkan badan, bibir menempel pada daun telinga Sheila, nafas panas menyembur, berkata dengan suara rendah, “Bagaimana, jika ada kesempatan, aku ingin mencicipi punyamu.”

Telapak Sheila mendorong kepalanya ke samping: "Dasar Mesum! Apakah kamu maniak kaki?"

"Bukan." Pandangan Denis lurus dengannya: "aku menginginkan setiap bagian di tubuhmu... ..."

Wajah Sheila merah total, dia tidak pernah begitu malu hanya karena sebuah kalimat, bahkan sampai tidak berani mengangkat kepala.

"Rendam kakimu! Bisakah kamu serius!"

Denis tertawa rendah, suara menggoda itu terus membuat Sheila terasa geli dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Pria ini keterlaluan!

Tidak lama, suhu badan Denis turun, tapi kembali naik lagi pada tengah malam.

Para dokter baik yang bertugas maupun tidak bertugas pada berada di rumah sakit, takut akan terjadi apa-apa... ...

"Jika demam tidak sampai suhu 40 ke atas, maka tidak boleh diberi suntikan penurun deman lagi... ..."

Baru saja disuntik, tapi karena ingin menurunkan demam dengan cepat, Denis mengajukan untuk diberi suntikan lagi.

"Kenapa demam tidak turun! Apa yang dilakukan dokter di rumah sakit kalian!?"

"Demam naik dan turun, obat antipiretik juga membutuhkan proses bereaksi, obat yang semakin cepat menurunkan suhu, semakin besar efek sampingnya pada tubuh manusia."

Sheila baru saja keluar dari kamar mandi, dia membasahi handuk basah dengan air dingin, menaruhnya di dahi Denis: "Kamu jangan mempersulit dokter lagi, kalau marah sampai berkeringat, semakin lama sembuhnya."

Selesai bicara, dia memberi isyarat mata kepada Jack, Jack mempersilakan para dokter keluar.

"Kamu begitu sabar menunggu?"

"Apakah ada gunanya kalau aku tidak sabar?" Sheila menenangkannya: "Sudahlah, kalau kamu tidak begitu mendesak mereka, sebagai imbalan, aku akan membuat hadiah buatanku sendiri untukmu?"

Dia tahu, Denis terobsesi dengan barang-barang buatannya... ...

Namun, alis Denis berkerut: "Kamu merahasiakan sesuatu dari aku, benarkan? Apakah terjadi sesuatu pada Sisi?"

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu