Istri Direktur Kemarilah - Bab 225 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik

Darah segar segera menetes dari ujung bibir Sheila, polisi mengamuk mau menginjak ke arah bagian perut Sheila——

Sheila yang terkapar di lantai setelah ditampar, refleks menggunakan tangannya melindungi bagian perutnya, matanya mempelototi alas sepatu yang menginjak ke arahnya, namun sepatu terus mengambang di udara, lama sekali tidak mendarat.

Hati Sheila berpikir kalau dia kurang lebih menghindari karena takut Sheila hamil, jadi ia mengangkat kaki hanya untuk berpura-pura, bukannya sungguh mau menginjak.

Tangan Sheila menopang tubuhnya mau bangkit berdiri, sepatu polisi menginjak pundak Sheila, membuatnya terdorong kembali.

Sheila mencari kesempatan yang tepat mengangkat kaki dan menendang ke arah selangkangan polisi.

Pria itu menutupi bagian itu kesakitan, melompat-lompat, barusan Sheila menggunakan seluruh tenaganya untuk menendang, seberapa sakitnya dia, seberapa tingginya dia melompat.

“Kamu wanita sialan, tanpa disangka berani menendangku!” polisi menahan sakit, mencekik leher Sheila yang sudah duduk tegak: “kamu berani menyerang polisi!?”

Punggung tangan di leher Sheila semakin bertenaga, semakin uratnya terpampang.

Sepasang tangan Sheila sibuk, mau memukul dia, PLAK PLAK PLAK, tangannya memukul di wajah, kepala, juga tangan kepala polisi.

Kepala polisi mengangkat tangannya mau membalas pukulan Sheila, dari pintu terdengar suara rendah yang menghentikan——

“Hentikan!”

Sheila melihat sesuai sumber suara, pria itu membelakangi sinar, tubuhnya mengenakan jas desain khusus buatan tangan bergaris gelap, ditiup angin agak sedikit berantakan, juga tahi lalat di ujung matanya yang seksi……

“Regen Huo?” di mata Sheila melintas sebuah rasa terkejut yang tidak mudah dideteksi, tubuhnya refleks berpindah ke belakang.

Intuisi memberitahu Sheila, bukan sebuah kebetulan bertemu dengannya disini.

Yang mengesalkan itu, hari ini keluar rumah, Sheila tidak membawa pengawal, dari dulu Sheila juga tidak suka pengawal mengikuti.

Regen mengangkat bibirnya dan tertawa ke arah Sheila, detik selanjutnya, menyimpan kembali tawanya, saat menghadapi polisi, sudah penuh dengan niat membunuh.

Sekali gerakan, menatap dengan aura dingin, langsung menendang bagian kepala polisi tersebut, kepalanya ke belakang, tubuhnya sepenuhnya jatuh dengan keras ke belakang.

Menghadapi Regen, polisi sakit saja tidak berani berteriak, ketakutan dan berusaha keras untuk kabur bicara di sisi kaki Regen: “Tuan Huo, mohon ampun.”

Sepatu lancip kulit buaya warna hitam Regen langsung menginjak di pipi kanan polisi: “Salah siapa yang membuat kamu berani, menyentuh wanitaku?”

“Kamu …kamu …wanitamu?” polisi merinding ketakutan, lututnya bergesek di lantai mendekat lagi ke arah Regen: “No, Nona Huo memerintah aku untuk bertindak lebih keras……”

“Nona Huo?” Regen mengernyitkan alisnya memalingkan kepala kepala melihat ke wanita yang sudah bangkit berdiri dari lantai, wanita itu hari ini pakaiannya sangat santai, kaos dan mantel yang tidak biasa berwarna biru gelap, tidak erat membuat aura santai Sheila semakin terlihat jelas, Jeans 7/8 berwarna putih, membuat kakinya terlihat ramping dan panjang.

Kepangan rambut samping yang sudah kendur dan berantakan, membuat auranya seperti bertukar di antara wanita dan gadis.

Pandangan Regen menempel Sheila bagaikan api membara, bertanya: “kamu kapan memprovokasi Reina lagi?”

Sheila menepuk-nepuk debu di tubuhnya, mempelototi ke arah polisi dengan amarah yang tidak berkurang, bertanya balik dengan nada bicara yang tidak baik: “siapa Reina Huo?”

Segera setelah mendengar nama itu, dengan sangat cepat Sheila menebak hubungan mereka berdua: “adik perempuanmu?”

Kelihatannya barusan wanita yang memakai tang-top warna merah, pantas Sheila merasa sangat familiar melihatnya, kening mereka berdua lumayan mirip.

Regen melihat dari ekspresi wanita itu kalau ia kurang lebih sama sekali tidak ada kesan baik terhadap Reina, juga dari situ paham, pesan yang Reina berikan pada Regen, maksudnya menyuruh Regen datang sebagai pahlawan yang menyelamatkan wanita cantik.

Saat Reina mengirim pesan padanya, kebetulan Regen pergi ke daerah laut yang lebih dari 200km dari sini, di sana ada nelayan yang bilang pernah melihat Kenny!

Sebuah pesan singkat dan sebuah foto Regen terima, ia segera mengubah arah perjalanannya……

Hati Regen memberitahu dirinya sendiri, mau bertemu Sheila!

Telapak kakinya menekan, dengan kuat menginjak wajah polisi: “pergi!”

“Pergi?” Sheila dengan dingin melihat Regen tiba-tiba mengubah sikapnya, sudah seperti mau membuat gol di gawang, namun tiba-tiba mengubah pikirannya……

Polisi bangkit berdiri terhuyung, malah ditahan Sheila.

“Nona Sheila……” polisi sudah tidak berkata seperti sebelumnya kekuasaan semacam 'di kantor ini, aku rajanya, aku itu Tuhan’, dan prasangkanya wanita ini tidak akan melepaskannya semudah itu, melunakkan nada bicaranya: “aku sungguh menerima perintah orang, bukan niat asliku, Nona Huo bahkan bilang ada orang yang akan datang menyelamatkan kamu……”

Barusan menampar kamu, aku sekarang pukul balik untukmu……

Selesai bicara, menggunakan seluruh energinya menampar kuat-kuat wajahnya sendiri.

“……” Sheila melihat Regen sekilas, pria itu wajahnya sepenuhnya tidak bersalah, malah tidak bisa menutupi kesombongan yang sudah ada sejak lahir itu, Sheila semakin tidak suka dan mengeluarkan 4 kata dari mulutnya: “pahlawan menyelamatkan wanita cantik?”

“Tidak ada hubungannya dengan aku.” Regen mengangkat kedua bahunya dengan bebas.

PLAK PLAK suara memukul wajah membuat Sheila yang mendengarnya merasa resah tidak tertandingi, sedetik yang lalu sangat amat arogan, sedetik kemudian malah merendah memohon ampun, ternyata kekuasaan itu barulah kekuatan yang sesungguhnya.

Sheila bersuara menghentikan polisi yang menampar dirinya sendiri: “lepaskan Sisi.”

“Ya, ya, ya, aku sekarang langsung minta orang melepaskannya.”

“Tidak bisa!” Regen memainkan telepon genggam di tangannya, ekspresinya sengaja saat bicara: “lanjut saja kurung tidak apa.”

“Re,Gen,Huo!” Sheila dalam sekali nafas bicara: “kamu maunya bagaimana?”

“Aku maunya gimana memang kamu tidak tahu?” Regen selangkah demi selangkah berjalan ke arah Sheila: “gimana kalau kita ngobrol, masalah 3 butir obat bius?”

Menggunakan 3 butir obat bius yang dicampur dalam makanan, menggunakan kesempatan saat Regen pingsan, menggunakan balon udara mini buatan sendiri terbang ke tempat yang ada sinyal untuk telepon genggamnya, bekerja sama dengan helikopter, kabur keluar dari rumah kabut.

“Pemikiranku mau kabur dari rumah kabut, kamu bukannya selalu tahu? Salahkan ya salahkan saja kamu terlalu percaya diri, mengira tidak ada orang yang bisa kabur dari rumah kabut.” Sheila tertawa sombong: “ini disebut——yang menang disebut raja dan yang kalah disebut pecundang, setiap orang bergantung pada kemampuan sendiri.”

“Kamu sedang mengingatkan aku, lain kali harus memperhatikan kamu lebih baik.”

“Aku sedang mengingatkan kamu , tidak akan ada lain kali.”

Regen sudah terbiasa dengan Sheila yang tidak sudi berada di posisi lemah, berjalan ke depan Sheila, telapak tangan besaenya menggenggam tangan wanita itu dengan tepat, menarik tangan kecil Sheila yang agak dingin, menekannya di dada: “ikut aku pulang, dia sangat kangen kamu .”

DEG DEG DEG——

Jantungnya berdetak tidak terkontrol.

Sheila merasakan dari luar pakaian pria itu, tetap saja merasakan detak jantung yang kuat.

Polisi sangat amat canggung berdiri di samping, matanya melayang ke tubuh rekannya, memberi sinyal pada mereka untuk menghindar.

Sheila malah sangat takut mereka pergi , tiba-tiba menarik kembali tangannya, sedikit mengangkat dagunya yang kecil dan tajam: “kalau aku tidak ikut kamu pergi bagaimana?”

“Kalau begitu aku antar kamu pulang.”

“……” jawabannya diluar dugaan, tentu saja Sheila tidak percaya, sesuai dugaan kalimat selanjutnya yang dikatakan Regen: “Sisi tetap disini.”

“Kamu antar aku pulang ke kediaman Salim, Sisi tetap disini?”

“Benar sekali.” Regen tampak seperti tidak terganggu: “sebaliknya, kalau kamu ikut aku pergi, aku akan kirim orang untuk mengantar Sisi pulang.”

Sheila menenangkan diri dan berpikir sejenak, kalau ia pulang, minta Denis mengeluarlan Sisi dari kantor polisi bukanlah suatu masalah yang sulit……

Hanya perlu Sisi sementara terpaksa menetap disini

“Kamu sangat suka membuat aku memilih.”

Regen tertawa: “karena kamu adalah wanita paling sulit ditangani yang aku pernah lihat.”

Sheila agak mengernyitkan alisnya, Sheila tidak suka melihat Regen tertawa seperti ini, tertawa semacam di dalamnya ada arogansi dan keharusan untuk menang, dirinya sendiri sudah seperti ikan yang Regen letakkan di atas talenan.

Sheila diam untuk waktu yang cukup lama, berkata: “2 pilihanmu, aku tidak akan pilih, aku pilih pilihan ketiga.

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu