Istri Direktur Kemarilah - Bab 142 Cintai Aku, Maka Aku Akan Melindungimu Seumur Hidup ! (1)

Sheila tertidur pulas di tempat tidur, selain bersin tidak jelas ditengah malam, dia tertidur pulas sampai keesokan pagi.

Lima hari sebelumnya, dia dikurung di pondok gelap, yang lembab, dan dingin, bahkan di tengah malam bisa mendengar auman serigala, dan setiap saat akan selalu terbangun.

Saat ini, sinar matahari yang cerah menyinari wajahnya, dan menghangatkan tubuhnya.

Dia membalikkan badan, melihat ada bulu hitam besar di depan matanya.

Sontak dia terduduk kaget, memastikan apa yang dilihatnya, dan baru lega setelah menyadari itu adalah Carl.

“Carl, kenapa kamu naik lagi!!” Dia menyadari setiap dia tinggal Rumah Utara, posisi disampingnya pasti akan ditempati Carl.

Kemarin malam, dia sudah memprediksi Yuna seharusnya tidak akan begitu gampang melepaskannya, jadi sesampai di Rumah Utara dia menjemput Carl kemari untuk menemaninya.

Mengingat Rumah Utara biasanya jarang dikunjungi orang, jadi dia meminta dua pria besar berjanggut mengikatnya, setelah itu, kembali lagi ke Rumah Utara.

Pelayan Carl, Mumut bergegas lari keatas: “Nyonya, apakah Carl naik keatas lagi.”

Selesai mengatakannya, dia melihat empat kaki Carl di tempat tidur, seolah membentuk tulisan.

Tangan dan kaki kirinya diletakkan di perut dan kaki nyonya, seolah berkeinginan untuk memiliki dirinya.

Dia juga tidak mengerti kenapa Carl begitu menyukai nyonya, bahkan kadang kala dia yang sudah menjaganya hampir sepuluh tahun sedikit cemburu.

Selain tuan muda, Carl tidak membiarkan siapapun mendekatinya.

Carl yang bertingkah sombong sekarang ini, membuat Mumut tidak bisa berbuat apa-apa, dan hanya bisa bertanya: “Nyonya kamu tidak apa-apa kan? Carl sangat merindukanmu, mungkin dia menyelinap keluar tengah malam……”

“Tidak apa-apa.”

Sheila sekuat tenaga mendorong kepala Carl, dan mencoba duduk dari tempat tidur dan menatap lidah yang mencuat.

“Dulu Carl memakai kalung anjing, tidak begitu liar dan cukup ramah, sekarang tidak memakai kalung anjing, seperti seekor kuda liar yang di kekang.....

“Mana kalung anjingnya?”dia ingin memakaikannya pada Carl, agar tidak berlarian, tidak bisa mengendalikan diri.

“Tuan muda ingin dia sedikit bebas, jadi melepaskannya, seiring dengan waktu, tidak tahu kalung itu entah hilang kemana.”

Sheila melihatnya tanpa daya: “Dasar tidak ada aturan, aku membuatnya sendiri untukmu, kamu harus memakainya setiap hari.”

Aauuwwuu——

Carl menundukkan kepalanya, lalu menjilati wajah Sheila.

……

Di kediaman Lain

Ini adalah tempat tersibuk dari seluruh kediaman Salim.

Puluhan pelayan berkumpul, menerima perintah untuk mendekor lokasi perjamuan.

Tentu saja, pembagian tugas setiap orang berbeda, ada yang menyiapkan kue dan buah, ada yang menyiapkan balon dan bunga, ada yang menyiapkan jus dan wine......

Di depan villa Rumah Utara, ada halaman rerumputan yang besar, yang sudah didekorasi, dengan balon merah muda diikat ke pohon, halaman rerumputan yang besar ini tidak bisa langsung melihat meja.

Karena Yuna menyukai warna pink, semua meja di dekor berwarna pink, bahkan bunga juga berwarna pink, semuanya di dekor serba pink.

Lokasi perjamuan di dekorasi sedemikian romantis dan girly.

Pelayan mengangkat tinggi-tinggi piring yang ada ditangan mereka, berjalan kebingungan kesana-kemari mencari meja.

Pelayan yang memegang bunga, hidungnya tertutup bunga besar, dan hanya bisa mencium aroma pekat bunga.

Gadis cantik yang memakai gaun pink, berputar indah didepan kaca: “Ikatkan rambutku dan pasang pita bunga pink.”

“Oh iya, anting juga aku mau warna pink.”

“Eye shadow pink, blush on pink.”

Tiba-tiba Yuna melihat di dalam kotak perhiasan ada “Cincin pink……”tanpa pikir panjang langsung memakainya.

Rumah Utara

Sheila menjulurkan tangannya ke punggung, menarik resleting gaun merahnya.

Dia memakai gaun merah cerah, ditambah dengan make up merah tegas, dan dengan ekspresinya yang sombong, disertai dengan aura yang menawan bak seorang ratu.