Istri Direktur Kemarilah - Bab 257 Pergi Dengan Menggunakan Cara Yang Paling Sedikit Melukai

“Nikahi aku, temani aku, biarkan aku pergi tanpa penyesalan.” kata Regen.

Tidak tahu kenapa, Sheila jelas-jelas tahu ini adalah permintaan yang sangat tidak masuk akal, tapi saat ini Sheila malah tidak jijik padanya.

Mungkin saja ini adalah harapan terakhir orang yang akan mati, jadi Sheila tidak enggan.

Hanya saja, otak Sheila seketika kacau balau, kalau yang Sheila cintai adalah Regen, maka semua masalah bulankah masalah, kalau di tubuh Sheila tidak ada racum jenis baeu, juga masa depan yang tidak bisa diperkirakan, seperti kata-katanya, setelah ia mati, Sheila tetap bisa kembali ke sisi Denis, dengan prasyarat Denis masih bisa menerimanya.

Tapi di dunia ini memang tidak ada begitu banyak “kalau”.

Tiba-tiba CTIK suaranya, lampu operasi padam.

Beberapa petugas medik denyan sangat hati-hatibmendorong Denis keluar.

Jack dan beberapa pengawal juga menerobos, mengambil alih ranjang pasien Denis dari tangan petugas medik.

Sheila dengan langkah cepat berjalan ke arah dokter, dokter melepas maskernya, mengelap keringatnya dengan sapu tangan, berkata: “masa kritis sudah lewat, bagian punggungnya ada luka ledakan yang cukup luas, bagian kepalanya ada sedikit pengeluaran darah, saat ini dalam koma, untuk kapan sadarnya, tergantung keseluruhan situasi pemulihan……”

Jack mendorong Denis ke arah ruang VIP, Sheila juga maj ikut, terpikir Regen masih berdiri di posisi awalnya, menengok dan bicara padanya: “setengah tahun, aku hanya punya waktu setengah tahun.”

Juga hampir waktu perkiraan Sheila melahirkan.

Sheila memang hanya punya waktu sebanyak itu.

Regen tentu saja tidak tahu Sheila kenapa bilang ia hanya hanya punya waktu segitu, hanya saja meras Sheila tidak bersedia bersamanya lebih lama.

Tersenyum pahit, bicara dengan suara serak: “baik.”

“Setengah tahun kemudian, kamu kembalikan jantungmu ke Kenny.”

“Tidak masalah.” hati Regen mengerat, malah tetap berpura-pura tenang.

“Kamu harus janjikan aku, selesaikan masalah dengan Tuan Muda Susanto, jangan berperang lagi, aku juga akan meyakinkan Denis tidak perhitungan lagi dengan Tuan Muda Susanto.” Sheila lelah dengan hari-hari baku tembak semacam ini, juga tahu Denis pasti tidak akan melepaskan Samuel, tapi serang ke sini dan serang ke sana, pada akhirnya kedua pihak hanya akan terluka.

“Baik.”

“Juga, aku perlu waktu untuk bersisiap, setidaknya harus menunggu Denis pulih, aku baru bisa ke sisimu.”

“Kamu mau mengulur waktu?”

“Mengulur waktu tidak ada sisi positifnya untuk Kenny.” Sheila tahu maksud Regen, berkata: “menunggu dia pulih aku baru bisa ikut kamu pergi dengan tenang, aku akan menemani kamu setengah tahun penuh.”

“Kamu harus tahu , aku dari dulu tidak pernah sesabar ini sama orang.”

“Aku tahu.”

“Kalau dia sudah sadar, kamu tidak datang, berarti kamu menyerah akan nyawa Kenny.”

“Aku tahu, pada saatnya, bagaimana aku ke tempat kamu sana?”

“Aku akan mengirim orang menjemput kamu.”

“Jangan lupa apa yang kamu janjikan padaku.”

“Aku orang yang menepati janji.”

Sheila mengangguk, sepenuh hati mau melihat kondisi luka Denis, berjalan masuk kamar pasien dengan langkah cepat.

7-8 orang petugas medis berjaga di dalam takut sedikit mengabaikan Denis, kamar rawat yang besar terlihat agak ramai.

Gips berbalut di tubuh Denis, di tangannya juga ada.

Air mata Sheila memenuhi kantung matanya melihat Denis, tidak tega melihatnya.

Jack yang berjaga di samping juga bisa memahami, memang pria bisa tahan melihat adegan penuh darah ini. Tapi untuk Nyonya Muda, melihat adegan ini sulit untuk tidak merasa agak keji.

Jack menasehati dengan suara lembut: “Tuan muda tidak apa-apa, sudah malam, Nyonya istirahat dulu saja, kamu juga banyak terkejut.”

“Tidak , aku amu menunggu Denis disini sampai sadar.”

Sheila bersikeras bicara, mengepalkan telapak tangannya dengan erat, juga tidak tahu karena khawatir atau takut, dari awal telapak tangannya sudah sedikit berkeringat.

“Tuan muda tidak akan sadar dalam waktu yang sebentar, Nyonya Muda sedang hamil, bagaimana kalau kecapekan, Tuan muda sadar pasti akan menyalahkan aku. Tuan muda mengorbankan diri menyelamatkan kamu, kalau kamu kenapa-napa sedikit saja, maka Tuan muda akan lebih sedih daripada dirinya sendiri terluka.” Jack juga ingin menghibur Sheila.

Sheila menggelengkan kepala menolak, ia hanya ingin mendapatkan lebih banyak waktu menemani Denis.

Jack melihat kalau kata-katanya tidak menggerakkan Sheila, juga tidak berusaha lagi, lagipula kalau Tuan muda sadar, orang yang paling ingin ia lihat, itu Nyonya Muda.

Saat ini telepon genggam berdering, telepon dari Tuan Besar, Jack berjalan keluar menerima telepon.

Tidak menyangka, kembali dengan sangat cepat, ia tidak tenang melihat Sheila sekilas, mengoper telepon genggam padanya: “Nyonya Muda, Tuan Besar suruh kamu terima telepon……”

Sheila sedang mengambil handuk mau mengelap keringat Denis, terlihat jelas kalau ia terdiam, Tuan Besar mau telepon sheila?

Iya juga, Denis berulang kali terluka demi Sheila, Tuan Besar tidak akan acuh tak acuh, masalah ini mau diganti siapapun itu akan marah.

Yang harus datang, suatu saat akan datang, Sheila menerima telepon, bangkit berdiri, berjalan keluar.

Telepon genggam di tangannya, berjalan ke ujung koridor, baru diterima: “maaf, sudah lama menunggu.”

“Aku dengar Denis terluka lagi karena kamu?”

“Ya.”

Suara Tuan Besar tidak marah, Sheila di ujung telepon sini sudah jelas merasakan aura kuatnya.

“Menurut kamu, kamu merasa lebih baik bagaimana aku harus mengurus masalah ini?”

Nada bicara bertanyanya, malah tetap saja samar-samar ada amarah yang tidak mampu terselubung, semua ini ada dalam dugaan Sheila, Sheila mengambil nafas dalam-dalam, berkata: “aku tidak keberatan bagaimanapun masalahnya diurus.”

Tuan Besar tiba-tiba tertawa aneh dengan suara rendah, berkata: “sebelum ini Tuan Huo telepon aku.”

“……” hati Sheila mengerat, tidak tahu jelas tujuan Regen menelepon Tuan Besar.

Malah mendengar Tuan Besar bicara blak-blakan: “benar sekali kamu memilih meninggalkan Denis, namun , kamu harus melahirkan anak di perutmu, ia anak keluarga Salim.”

Jari Sheila kehilangan warna karena terlalu menggunakan tenaga memegang telepon genggam, Sheila tidak menyangka pergerakan Regen secepat itu, ditambah lagi pemikirannya begitu seksalam, Tuan Besar Salim saja ditembus.

“Aku akan meninggalkan anakku untuk Denis.” kalau Sheila sudah tidak ada, anaknya juga hanya bisa ditinggalkan untuk Denis, Sheila melihat ke arah langit yang jauh di sana, bintang di langit malam hari bersinar, Sheila terhenti sejenak, berkata: “masalah Tuan Huo ini, aku harap kamu menjaga rahasianya untukmu.”

Ia tidak ingin membiarkan Denis tahu , kalau ia tahu Sheila memilih menikahi Regen karena alasan ini, pasti Denis akan menggunakan segala cara untuk menghalanginya.

“Aku tidak hanya akan menjaga rahasianya untukmu, aku juga akan membantu kamu.”

“Tidak, tidak perlu, aku bisa selesaikan sendiri.” Sheila buru-buru menolak, Sheila sekarang akhirnya tahu seberapa Tuan Besar ingin Sheila meninggalkan keluarga Salim, sebelum ini kalau bukan karena takut anak di perut Sheila, mungkin saja dari awal ia sudah mengusir Sheila tanpa memberinya apapun.

Dari awal sampai akhir ia membiarkan Sheila menikah masuk ke keluarga Salim, hanya karena anak keluarga Salim di perutnya.

Ia menolak bantuan Tuan Besar, hanya karena ingin pergi dengan cara yang paling sedikit melukai Denis.

Meskipun tidak pergi ke tempat Regen sana, setelah melahirkan, racun baru di tubuhnya tidak akan membiarkannya hidup, bagaimanapun caranya, melihatnya sekarang ini, sebenarnya pilihan terbaik.

“Aku harap kamu bisa menyelesaikannya sendiri dengan baik.”

Suara yang tidak sedikitpun berperasaan, dingin terus ke dalam hati Sheila, Sheila menjawab baik dengan datar, menutup telepon.

Di belakang terdengar suara langkah kaki Jack yang terburu-buru, orangnya belum sampai, suaranya terdengar duluan: “Nyonya Muda, Tuan muda sudah sadar.”

Novel Terkait

My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu