Istri Direktur Kemarilah - Bab 122 Apakah Dia Berpikir Melepaskanku? (1)

Sheila memang tidak peduli, karena dia tidak perlu mengakuinya, tetapi dia perlahan-lahan membuka ponsel.

"Di telepon menampilkan bahwa foto itu dikirim pada tiga hari yang lalu pukul 3:17,

Pada saat ini, Nona Suni sedang menjahit gaun yang dia robek di ruang tamu. Gaun itu didesain untukku oleh Tuan Salim... "

Pupil mata Denis mengecil

Apakah roknya robek oleh Suni?

Karena Suni yang merobeknya terlebih dahulu, jadi dia memberikan padanya?

Hanya berpikir bahwa wanita ini mungkin bukan secara inisiatif memberikan kepadanya, suasana hatinya tergoyang, tidak tau kenapa mulai terasa nyaman.

"Kak Seli dan Suni sedang menggunakan masker di kamarnya saat ini. Aku di ruang tamu, Sisi lagi membuat jus di dapur. Kami semua memiliki saksi mata, tetapi, Nona Karina, di manakah kamu?"

"..." Dahi dan hidung Karina berkeringat.

Wanita ini telah memperjelas waktu dan logika!

Denis menatapnya, tubuhnya tampak memiliki magnet yang ajaib, dan daya tarik yang kuat membuatnya hampir lupa bernapas.

“Tuan muda, orangnya telah dibawa.” Pada saat ini, Jack diikuti oleh seorang pengawal dibelakangnya, dan pengawal itu memegang kerah seorang pria masuk.

Hanya waktu sebentar, Denis telah kembali ke kekakuannya yang kejam seperti biasa, dan dia memerintahkan: "Pukul sampai dia mengatakan yang sebenarnya!"

Pria itu begitu ketakutan sehingga dia bergegas melutut ke lantai. Dia memandang Karina dengan gelisah. Karina meletakkan tangannya di lengan sofa dan urat di punggung tangannya tampak samar-samar.

"Jangan pukul, jangan pukul, aku akan katakan!" Pria itu memeluk kepalanya dan meminta belas kasihan: "Aku seorang wartawan dari Kantor Koran Waktu..."

Sheila Terkejut dan berdiri dari meja kopi, Denis menemukan wartawan yang bekerja sama dengan Karina?

"Foto itu ... Itu dikirimkan kepadaku oleh Nona Karina ... Aku tidak tahu apa-apa lagi ..."

"Kamu omong kosong! Kamu berbohong! Kamu!" Karina memegang perutnya dan tiba-tiba berdiri, ketika merasakan gerakan bayi yang jelas, dia kembali ke sofa.

“Bukti dan saksi ada di sini, Nona Karina, siapa yang sedang omong kosong?” Sheila berkata dengan ironis: “Papa, keluarga Wijaya mengundang teman-teman dan kerabat datang pesta juga menghabiskan banyak usaha, tetapi dikacaukan seperti ini dan membuat keluarga kita malu, tidak tahu apa isi dari hati mereka. Apakah mereka benar-benar tidak menganggap Keluarga Wijaya? "

"Sheila Wijaya! Kamu! Kamu!" Jari tangan Karina yang gemetar menunjuk ke Sheila, kata-katanya tidak membentuk kalimat, tangan yang satu lagi tidak lupa untuk menenangkan bayi di dalam perut.

Sheila tanpa basa-basi mengatakan: "Nona Karina sedang hamil, jangan mempengaruhi bayi, jika aku adalah kamu, aku akan menjaga bayinya dengan baik, nanti dilahirkan, jika itu anak laki-laki, kamu akan menjadi yang terhormat karena anakmu, tentu saja --"

Setelah terdiam beberapa saat, melirik Seli dan Suni: "Nasib bisa melahirkan putra atau tidak itu tergantung pada kehendak Tuhan. Tuhan menyayangi orang yang baik hati. Jika kamu terlalu banyak melakukan hal buruk, itu belum tentu bisa. Apakah itu benar, Nona Karina?"

“Sheila, bagaimanapun dia adalah ibu tirimu, bagaimana sikapmu berbicara dengannya?” Harry Wijaya berteriak dengan keras.

Sheila tiba-tiba menyimpan keunggulannya, tetapi dengan lembut berkata: "Maaf, aku tidak bisa menahan diri."

Tetapi tanpa sikap minta maaf, tiba-tiba dia berkata pada Denis, "Sudah Bolehkan? Bolehkah kamu mengirim seseorang untuk membawa Sisi kembali?"

Denis mengangkat dagunya dan mengarahkannya ke Jack. Jack segera mengirimkan pengawal. Regen Huo seharusnya tidak pergi jauh, dengan yakin akan segera mengejarnya kembali.