Istri Direktur Kemarilah - Bab 26 Membalas Ciuman

Bab 26 Membalas Ciuman

Denis memandang Sheila dengan tatapan tidak jelas, tidak mengekspresikan apa-apa, tatapan yang dingin bagai bisa menembus segalanya.

"mana mungkin aku meragukan kepesonaan kak Denis, aku hanya merasa sangat tidak patut bagi kak Denis, takut suatu hari nanti dia ... " kata 'selingkuh' di hentikan sangat tepat oleh Yuna, tidak perlu diucap, semuanya tahu apa yang akan dikatakan.


"kenapa? Selingkuh? tidakkah nona Sinai terlalu peduli dengan masalah suami istri orang lain?"

"Cukup." Tuan besar Salim mulai berkata :"dokter Kenny adalah tamu yang diundang aku, juga dokter nenek Lan, Sheila hanya sekedar mengantarnya, tidak perlu memperbesar masalah ini, kalau terdengar orang luar, nama baik keluarga Sinai juga akan ternodai.”


“Tapi Tuan besar, bagaimana kalau aku memiliki bukti?”

Yuna menggigit bibirnya, karena diomong menodai nama baik kelurga Sinai, Yuna merasa malu dan tidak puas, ketika Sheila mengantar dokter Kenny ke pintu, walau langit gelap dan angin kencang, dia tetap dapat melihat ekspresi Kenny, tatapannya yang tidak rela berpisah, ekspresi tidak sudi berpisah itu tidak dapat membohonginya.


 “Bukti apa?”

“Dokter Kenny memberikan obat antihamil kepada Nyonya muda Salim, semua orang tahu bahwa tidak ada yang berani sembarang memberikan obat kepada keluarga Salim, dokter Kenny bersedia membahayakan dirinya sendiri demi memberikan obat seperti itu kepada Nyonya muda Salim, kalau bukan karena cintanya yang dalam, tidak akan ada yang berani berbuat seperti itu.


Jantung Sheila berdebar, memang benar, obat keluarga Salim, apalagi obat antihamil, tidak akan ada dokter yang berani memberikannya dengan sembarangan, kalau ditemukan obat, apalagi obat anti hamil, maka kurang lebih akan bisa menjelaskan persoalan tadi.


Hari ini dia memakai jas biru model pajamas, kemejanya terdapat kantong saku.

Obat yang diberi Kenny hanya bisa disimpan di saku kemeja, kalau ditemukan obat, dengan alasan apapun itu, ujung-ujungnya hanya akan merugikan dia.

“Nyonya muda Salim berani mengeluarkan obatnya?” Yuna menatap Sheila dengan tatapan sombong, akhirnya memusatkan pandangannya ke saku kemeja Sheila.

“Bagaimana kalau bukan?”

 “Aku melihat dengan mata sendiri, kamu menyimpannya di saku kemeja, mana mungkin bukan? Kalau bukan, maka aku akan meminta maaf kepadamu.” Selesai bicara, dia lanjut berkata kepada Nyonya Besar Salim :”Nenek, suruh orang memeriksanya, pasti tersimpan di saku kemejanya.”


 “Mau periksa badan? Boleh, tapi kalau bukan, bagaimana mungkin cukup dengan hanya meminta maaf?”

“Apa yang kamu inginkan?”

“Meminta maaf di media sosial, dan juga harus menjelaskan bahwa masalah gaun pesta yang koyak, masalah kamu terjatuh dari tangga, semua itu tidak ada hubungannya dengan aku, beranikah?”


“Ini… …” Yuna ragu sejenak :”kamu menyuruhku berbohong?”

“Kamu sendiri tahu jelas apakah itu bohong atau bukan, siapa yang membuat masalah itu, kamu juga yang paling jelas.”

Tidak lama yang lalu, Yuna mengambinghitamkan semua masalah ke dia, dan menceritakannya di media sosial…

Semua orang tidak berani membahas masalah itu secara terang-terangan, tapi secara pribadi selalu mengatakan Sheila licik, bahkan status sebagai Nyonya muda Salim direbut dengan menggunakan cara yang culas,  tidak heran kalau Tuan muda Salim memandangnya bagai rumput, meninggalkannya tanpa belas kasih


Oleh karena itu, keluarga Wijaya dijauhi orang-orang, akibatnya, Sheila ditolak untuk pulang ke rumahnya, lebih kejamnya lagi adalah Sisi di bully oleh teman sekolahnya karena masalah

itu.

 “Kalau tidak bersedia, maka aku juga tidak mau, sebagai Nyonya muda Salim, bagaimanapun juga termasuk orang yang berkedudukan, mana mungkin sembarang memperbolehkan orang memeriksa badan?”


Pakaian Sheila masih meneteskan air, tiupan angin membuatnya bersin, berkata :”angin kencang di luar, kalau tidak ada apa-apa, aku akan masuk duluan.”

“Nenek, kamu lihat dia, Tuan besar Salim dan semua orang belum bubar, dia pergi tanpa menjelaskan masalahnya, apakah di matanya masih menganggap tetua?”


Sheila memandang Yuna dengan dingin, membalikkan badan dan ingin kembali ke rumah, pergelangan tangannya tiba-tiba di tarik oleh sesuatu yang hangat, mengangkat kelopak mata, tersenyum dingin :”apakah Tuan muda Salim juga ingin memeriksa badanku?”


Dulu ketika dia dituduh oleh Yuna, sekonyol apapun bukti yang diberi Yuna, pria di depan ini selalu berlaku bagai orang yang buta, membiarkan Nyonya besar Salim menghukumnya, tidak peduli sama sekali.


Saat itu Nyonya besar Salim memerintah orang menguncinya di suatu ruangan gelap, tidak memberi makan selama tiga hari tiga malam, apakah kali ini juga akan menguncinya di dalam ruangan gelap itu?


Ketakutan akan kegelapan, membuatnya gelisah hingga kini bagai dirinya masih berada di ruangan itu, walapun virus baru yang ada di tubuh membuatnya sedikit kehilangan ingatan, tapi ingatan akan ketakutan itu masih begitu jelas dan dalam, bagaimana mungkin dia bisa melupakan itu?


Jarinya melepaskan jari pria yang memegang pergelangan tanganya, tubuhnya segera menghangat, jas pria yang beraroma vanilla telah menyelimuti tubuhnya.

“Pakai, kamu belum sembuh, masalah keluarga Salim tidak perlu dihakimi orang luar.”

Selesai bicara, kedua mata yang ada di bawah alis tajam menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diduga, menekan dagunya :”tadi kamu berkata setia kepadaku, buktinya?”

Walau Sheila sangat tidak menyukai Denis, tapi tidak dapat disangkal, sebagai seorang wanita normal, momen ini hatinya tergoda oleh Denis.

Apakah dia ingin membantunya?

Sulit sekali menemukan kejadian seperti ini!

Tapi, di hadapan Tuan besar, Sheila pun menerima niat baik ini.

Hanya membuktikan kesetiannya pada dia, bukannya sangat mudah?

Sheila mengangkat alis, kemudian tiba-tiba menarik tangannya, berjinjit, kemudian mencium bibir Denis, membuatnya tidak memiliki kesempatan untuk menolak.





 [Nyonya muda akhirnya mencium Tuan muda di hadapan semua orang]

 [Tuan muda bahkan tidak menolaknya]

 [pastinya ingin menjaga harga diri Nyona muda di hadapan orang, Tuan muda baik hati sekali…]

 [A--]

 [sangat silau hingga membutakan mataku, apakah Tuan muda…sedang membalas ciumannya? Jangan…]

Para pembantu berunding melakui tatapan mata.






Sebaliknya, Yuna membuka lebar matanya, dengan tatapan yang tidak berani percaya memandang adegan di depannya, tangan yang terjatuh di kedua sisi badan sudah terkepal erat-

erat.

Awalnya Sheila hanya ingin sekedar menyentuh bibirnya, tidak sangka, Denis malah merangkul pinggangnya, dan melangsungkan ciuman yang mendalam, memaksa tubuhnya 

menempel ke dia, bagai ingin menyerapnya ke dalam tubuh.

Tangan Sheila dengan tidak sadar terangkul di leher Denis, jas terjatuh ke tanah dan menyebabkan daun di tanah berterbangan.

Mereka berciuman bagai tidak ada orang lain di situ, suasana sekitar pun menjadi romantis akibat ciuman itu.

“cukup, jangan membuat malu di umum, pulang ke kamar kalau mau berciuman.” Pemikiran Tuan besar Salim lebih kekunoan, suasana yang tak terkendali itu membuat mukanya memerah, dia pun membalikkan badannya.


“Tunggu—” tangan Yuna mencubit gaunnya dengat ketat :”aku bersedia!”

Berekspresi tegar melihat ke Sheila yang baru selesai berciuman, berkata :”kalau Nyonya muda Salim bersedia menerima pemeriksaan badan, kalau kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang telah aku katakan, maka aku akan bersedia meminta maaf kepadamu melalui media sosial, dan menjelaskan perbuatan aku yang dulu.”


Sheila bersandar lemas di tubuh Denis, tangannya masih merangkul leher Denis, membelokkan kepala dan tersenyum memikat :”maaf, aku sudah tidak tertarik.”

“Kamu!’ Yuna marah hingga wajahnya memerah, menggertak gigi “kamu tidak berani? Takut?”

Menggunakan metode radikal

“Ternyata nona Yuna suka mencari masalah, aku sudah bilang, Aku tidak tertarik!”

“Jelas sekali bahwa kamu takut ditemukan obat!”


“Terserah kamu ingin berpikir seperti apa.”

Sheila melepaskan tangan yang merangkul di leher Denis, memasang ekspresi yang benar tidak tertarik dengan hal itu, membalikkan badan dan ingin pergi.

Pergelangan tangannya ditarik lagi.

Dia dengan penasaran memandang ke arah tangan yang menariknya, bertatapan dengan Denis, dia menjadi gelisah, awalnya dia hanya bertaruh bahwa Yuna tidak akan berani, kalau benar diperiksa badan, dirinya sendiri pasti akan dirugikan, karena obat itu memang tersimpan di sakunya


“Biarkan dia periksa.”

Kening Sheila berkerut erat, rasa tidak senang menyelubunginya, hanya melihat pria itu, tanpa bicara, hatinya sudah bagai terikat oleh sesuatu, membuatnya tersesak, seakan-akan ciuman tadi hanyalah sebuah mimpi.


“Kalau saya bilang tidak? Kamu tetap mau periksa?”


Selama berkata, dia menarik kembali tangannya, tidak sangka kekuatan pria ini bertambah, seperti takut Sheila mengaburkan diri

“Iya.”

Tangan Sheila menjadi kaku, pria ini memang sering suka menjebak Sheila yang sedang dalam bahaya, lucunya adalah sekarang dia malah merasa pria ini akan membantunya, berprasangka bahwa pria ini akan memperlakukan dia berbeda dengan yang dulu, dan bahkan masih berharap sesuatu akan terjadi.


Kata “iya”, hanya satu kata, namun dingin bagai es batu.

Dinginnya terasa hingga ke tulang.

Sebaliknya, harapan Yuna terhidupkan kembali oleh keputusan Denis, keberaniannya juga semakin membesar.

Dia melangkah maju dengan cepat, tidak menunggu persetujuan Sheila, tangannya langsung memegang bagian saku kemeja Sheila--

Novel Terkait

My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu