Istri Direktur Kemarilah - Bab 139 Kamu Adalah Binatang (2)

Dia menyalakan pengeras suara, lalu berbicara : “Sekali lagi kamu menjerit, maka ular-ular itu akan merayap masuk ke dalam mulutmu.”

Jeritannya seketika berhenti.

Sisi tahu kalau dia memperhatikan lewat kamera pengawas, sekujur tubuhnya terasa gatal dan kebas, ditambah lagi ular yang mencoba merayap masuk ke dalam pakaiannya.

Lelaki ini psikopat, sangat menjijikkan dan kotor.

Sisi bergumam dalam hati.

Aaaaahhh----

Lagi-lagi sebuah jeritan.

Seekor ular mendesis dan menjilat wajahnya dengan lidah basah yang menjulur, bulu kuduk di sekujur tubuhnya merinding.

“Kan bukan ular berbisa, apa sih yang kamu takutkan? Kamu ini tidak semenarik kakakmu, aku malah sedang berpikir apakah mau menukar dirimu dengan kakakmu saja.”

“Diganti dengan kakak? Tidak mau! Siapa bilang aku takut ular? Aku tidak takut, sama sekali tidak takut.”

Begitu mendengar lelaki psikopat ini mau memanggil kakaknya, dengan panik dia membuka mata dan seekor ular tepat berada di hadapannya, dia dan ular itu saling bertatapan…

Dia ingin menjerit tapi kalau dia memperlihatkan kalau dia takut, maka lelaki itu akan tidak akan tertarik dan akan menggantikan dia dengan kakaknya.

Tidak, dia tidak akan membiarkan kakaknya datang kemari, dia tidak ingin membiarkan kakaknya menderita.

Tiba-tiba Regen tertawa terbahak-bahak, melihat toge kecil ini, ingin menjerit tapi tak berani, berusaha menahan diri sampai mukanya memerah, kedua bola matanya yang hitam membelalak dan bertatapan dengan ular, sampai matanya juling!

Pertunjukan ini sangat menarik.

Tidak tahu apa yang si toge kecil ucapkan ke ular tersebut, raut wajah yang tadinya tegang pelan-pelan mulai mengendur.

Dia menyetel mode pengeras suara, akhirnya dia bisa mendengar percakapan antara ular dan gadis itu.

Hanya terdengar suara Sisi yang sedang berdiskusi dengan ular itu : “Dasar bajingan Huo, kamu sudah mengamatiku selama setengah jam, matamu hampir juling, sana pergi cari temanmu?”

Mata juling?

Apa dia tidak tahu kalau dia saling bertatapan dengan ular itu baru disebut juling?

“Ah, bajingan Huo, kenapa kamu tidak lepaskan aku, dan aku akan membawa serta teman kecilmu ini. Aku beritahu, jadi orang itu harus mengalah sedikit, kalau tidak….. oh, aku hampir saja lupa, bajingan Huo kamu ini bukan orang, tapi kamu adalah binatang!”

“Mengintaiku terus tidak ada gunanya, kalau mau langsung makan aku saja, hmm, tapi kalau kamu mau makan aku itu dosa lho, nanti di kehidupan selanjutnya kamu akan jadi binatang, ah, aku hampir lupa, kamu ini memang seekor binatang!”

Bajingan Huo?

Raut wajah Regen perlahan mulai menggelap, gadis ini sedang menyindir dia secara tidak langsung, serta memarahi dia kalau dia bukan orang? Dan bilang kalau dia adalah binatang?

Gadis ini kelihatannya polos, tapi tak disangka bisa bermain kotor.

“Begini, aku berjanji menemanimu main, tapi kamu juga berjanji kalau nanti aku bisa membawa teman kecil ini pergi, OK?”

Sisi yang tadinya sedang duduk di lantai, sambil berbicara kemudian berlutut.

Ular itu seperti mengerti, sebentar kemudian dia sudah merayap dengan lincah di lantai, Sisi melihat ular itu sepertinya tidak mau menyerang dia, lalu mencoba mengulurkan jarinya, menyentuh kepala ular itu.

Ah---

Ternyata tidak begitu menakutkan.

Dia bahkan mulai berani mempermainkan ular-ular itu, dia membelitkan tubuh mereka menjadi sebuah lingkaran, dengan begitu mereka pun tidak bisa bergerak.

Sisi pun membentuk mereka menjadi 3 buah huruf besar, Regen sampai merasa jantungnya mau meledak saking marahnya.

Dia hanya melihat tubuh ular itu disusun membentuk tiga buah kata “Kamu Bajingan Huo”

Regen melempar remote dan memerintahkan : “Keluarkan gadis itu dari ruangan !”