Istri Direktur Kemarilah - Bab 243 Bicaramu Seperti Sangat Mengerti Wanita

Wanita itu meraba sepasang bibirnya erat-erat, sorot matanya yang dingin bagai es melihat Denis, Denis tertawa dengan suara rendah, tiba-tibaberlutut dengan 1 kaki: “Sheila, aku beri kamu kuasa ini, nikahi aku, nyawaku kapanpun bisa kamu ambil.”

Sheila melihat ke bawah ke pria di hadapannya yang berlutut dengan 1 kaki demi Sheila, di tangannya ada cincin dengan permata berwarna sampanye, satu set dengan yang ia kenakan si badannya, sangat jelas dari awal sudah disiapkan.

“Aku menolak.” Sheila dengan sangat sulit mengatakan 2 kata itu, perasaan dalam hatinya campur aduk.

“Kalau aku berlutut terus tidak bangun?”

“Denis, aku sudah pernah bilang aku tidak akan menikahi kamu lagi.”

Wajah tampan Denis tiba-tiba berubah jadi serius, seperti wanita itu bukan hanya marah karena ingkar janji semalam semudah itu saja.

“Karena Tuan Huo?” menyebut nama itu, mata Denis sepintas terlihat benci.

“Kalau aku bilang iya, kamu mau gimana? Detik selanjutnya, akan membidik pistol di jantungnya?”

“Pria manapun yang melihat dan mengingkan kamu, semua tidak akan aku biarkan. Sheila, kamu hanya bisa jadi milikku.”

Di lubuk hati Sheila muncul rasa dingin, pria yang sangat menakutkan, keinginan memiliki yajg sangat menakutkan, Sheila tertawa dingin: “jadi, 1 orangpun di sisiku tidak akan kamu biarkan ya, jadi, orang yang menembak di dada Kenny, itu kamu?”

Denis menutup kotak brokat berisi cincin di tangannya, bangkit berdiri, akhirnya Denis tahu kenapa sikap wanita ini begitu dingin.

“Benar, aku.” mengakui semuanya.

“Denis, kamu terlalu menakutkan, kamu membuat temanku, keluargaku semua jadi tidak beruntung.”

“Kamu tahu Kenny melakukan apa padamu?” ia diam-diam memasukkan obat yang bisa memicu dan menghasilkan hormon dalam jumlah yang sangat besar ke dalam obatnya, sekalinya makan melebihi dosis, akan memunculkan rasa cinta pada pihak satunya……

Trik yang tidak benar semacam ini, mana bisa ia toleransi?

Apalagi, saat itu ia bukan menembak demi mengambil nyawanya, melainkan hanya memberinya sebuah peringatan.

Jelas-jelas tahu jantungnya ada di sebelah kanan, malah menembak ke arah dada sebelah kirinya……

“Dia melakukan apa padaku, aku tidak mau dengar, aku hanya tahu kamu membunuhnya, kamu pembunuh, sepasang tanganmu ternodai darah segar!”

“Sheila!”

“Kamu jangan mendekat!”

Sheila menggunakan tenaganya mendorong Denis, berbalik badan menerobos hujan, malah tidak menyangka sepasang kakinya melemas dan terjatuh.

……

Angin bertiup masuk, meniup gorden.

Di kamar tidur, Denis mencengkeram Dodi: “sudah 2 hari, kenapa masih belum sadar?”

Semalaman tidak tidur, juga tidak tidur selama ini juga!

“Terlalu lelah dan tidak cukup tidur ditambah lemah karena hamil, mungkin juga……setelah terpicu, psikologisnya menolak untuk sadar, lari dari kenyataan……”

Dodi ketakutan karena sorot matanya Denis.

“Mungkin? Apa kewajiban seorang dokter? Bahkan situasi penyakit seorang pasien saja tidak mampu mendiagnosa dengan jelas, untuk apa aku panggil kamu?”

Denis mendorong Dodi dengan kasar, Dodi langsung jatuh ke meja, membalikkan kotak obat.

Sheila bermimpi yang sangat sangat panjang, di mimpinya mondar mandir, Kenny berdiri di pintu rumah sakit menunggu Sheila, sinar matahari kenyinari badannya, memberi kilau emas hangat padanya, ia menoleh dan tersenyum ke arah Sheila.

Tiba-tiba di belakangnya ada sebuah bayangan berwarna hitam, memegang pistol menembak ke dadanya, peluru membolongi tubuhnya, tidak ada darah, hanya saja sinar masuk melalui lubang itu

“Uhuk uhuk uhuk……”

Sheila mengusap-usap bulu matanya, sederet suara rendah batuk yang ditahan itu menyadarkan Sheila——

Tenggorokannya kering sekali, seperti dikeringkan sinar matahari untuk waktu yang sangat lama.

“Kamu sudah sadar?” Denis menerobos membungkuk dan melihat Sheila, Denis tidak tidur tidak istirahat tidak makan tidak minum, menjaga Sheila di sini, Sheila tertidur sangat lama, selama itupun syaraf Denis tegang.

Sheila membengkokkan badan mau menegakkan badan, tubuhnya bergerak sedikit, menyadari sepertinya tidak ada tenaga.

Denis menahan tubuhnya: “jangan sembarang bergerak, kamu mau melakukan apa?”

“Uhuk uhuk……”

“Aku tuangkan air.”

Denis menerima segelas air, setengah memapah tubuhnya, memberikannya minum.

Sheila mengulurkan kedua tangannya mau memegang gelas, langsung menuangnya ke mulut: “uhuk uhuk uhuk uhuk……”

“Minumnya pelan dikit.” Denis menepuk-nepuk punggung Sheila demi melancarkan nafasnya.

Sheila dalam sekali teguk meminum habis segelas penuh air, akhirnya ia sadar kembali.

Pandangan Sheila yang buram saat itu juga sepenuhnya tersadar, fokus melihatnya, Denis juga sedang melihat Sheila.

Tiba-tiba, Sheila mengangkat tangan, gelas air di tangannya jatuh ke tanah karena terpukul.

Denis tidak punya cara untuk mempedulikan botolnya, malah mengulurkan tangan memapah Sheila, Sheila mundur menghindar: “Pergi!”

Suara yang serak, malah sepenuhnya menolak

Dalam suaranya ada rasa takut, seperti berdiri di hadapannya, sungguh seseorang yang psikopat.

Bola mata Denis suram gelap: “memukul tanganku sakit tidak?”

“Saat kamu menembak dada Kenny, apa kamu ada tanya dia sakit atau tidak? Apa kamu pernah bertanya keluarganya sakit tidak?”

Denis awalnya mau menggenggam tangan Sheila, melihat apakah kesakitan setelah memukulnya, karena kalimatnya ini tangan besarnya kaku di tengah udara: “aku akan ganti rugi ke keluarga Hermawan.”

“Denis, aku tusuk kamu, baru tanya kamu sakit atau tidak, apa ada gunanya?”

“Masalahnya sudah kejadian, kamu mau aku gimana lagi?”

Benar, masalahnya sudah terjadi, Kenny sudah jadi seperti ini, mau Sheila pukul lagi marahin lagi pria ini bisa gimana?

Tapi, masalahnya dilupakan begitu sajakah?

Kalau nanti muncul Kenny kedua, Kenny ketiga, apa Denis akan masih menghadapi mereka dengan trik seperti ini?

Untungnya, Kenny masih punya kesempatan untuk terus hidup, asalkan memikirkan cara minta Tuan Huo mengembalikan jantung padanya……

Kalau tidak, apabila Kenny mati, seumur hidup Sheila akan terus hidup dalam rasa bersalah……

Saat itu pembantu masuk membawakan bubur ayam yang sudah dimasak: “Tuan Muda, bubur sudah jadi, tubuh Nyonya Muda lemah, sedikit banyak harus makan.”

“Aku tidak makan.” Sheila sama sekali tidak mood, mana ada mood untuk makan.

Denis menerima buburnya mau menyuapi Sheila, Sheila hampir saja memukulnya tidak menerima sama sekali.

“Kamu pingsan 2 hari 2 malam.” Denis mengaduk buburnya: “sedikit saja.”

“Kamu pergi saja, biarkan aku tenang sebentar, aku tidak ingin bertemu kamu lagi!” bertemu Denis, langsung teringat tampang Kenny rebahan di ranjang pasien koma dan tidak sadar.

Jack tidak tahan, mendekat dengan suara rendah bicara pada Tuan Muda: “Tuan Muda, wanita itu saat sedang marah, sebaiknya biarkan mereka tenang sedikit, jangan memaksa dan pergi meributi mereka, kalau tidak akan jadi semakin kacau.”

Denis menurunkan bola matanya dengan dingin: “ bicaramu seperti sangat mengerti wanita?”

“……” Jack menunduk, ia yang sepanjang tahun jomblo mana paham wanita……

Namun Denis tidak menyulitkan Sheila lagi, ia sendiri berjalan pergi tidur di kamar tidur sebelah, menyisakan beberapa orang pembantu mengurus Sheila, asalkan Sheila ada pergerakan, kamar tidur sebelah juga bisa langsung tahu.

Jack menemani Tuan Muda ke ruang belajar, ke internet untuk mencari:

【Membuat istri marah, harus menggunakan cara apa untuk menyenangkan hati istri? Ditunggu jawabannya, cukup darurat.】

Akhirnya jawaban teman-teman di internet sangat amat aneh, Jack dengan sangat cepat membawa cetakan cara-cara dari teman-teman internet dan memberikannya ke Tuan Muda.

Denis mengambil kertasnya, semakin melihat ekspresinya semakin aneh……

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu