Istri Direktur Kemarilah - Bab 125 Kamu Seharusnya Berterimakasih Atas Keberuntunganmu Sendiri (1)

Tidak lama kemudian, Harry Wijaya juga datang untuk membujuknya.

Ini adalah pertama kalinya Sheila mendapatkan perhatian yang begitu besar di keluarga Wijaya.

Hanya memintanya turun untuk makan sudah membujuknya selama dua jam tanpa putus asa... ...

"Semua orang menunggu kamu seorang, kalau terus begitu, hidangan harus dipanaskan lagi untuk ketiga kalinya."

"Aku sudah bilang, aku tidak ada nafsu makan dan aku tidak mau makan, kenapa mengharuskan aku makan?"

"Makanlah walaupun hanya sedikit, kamu sudah seharian tidak makan, bagaimana kalau kamu sakit karena lapar?" Terdengar suara ketukan pintu lagi: "Sheila, dengarkanlah, ayo makan."

Sheila menyindir dengan tidak santai: "selama belasan tahun aku tinggal di keluarga Wijaya, kalian tidak pernah harus menunggu aku untuk makan, kalian juga tidak pernah mempedulikan apakah aku lapar atau tidak."

"Sheila, kamu jangan menyulitkan aku, kalau kamu sakit kelaparan, bagaimana caraku menyampaikannya ke Tuan Salim."

Lagi-lagi Tuan Salim, suasana hati Sheila semakin jengkel: "Apakah Sisi bukan putrimu? Sekarang dia dibawa pergi, kalian masih bisa makan?"

"Bukankah Tuan Huo sudah mengatakan bahwa dia kekurangan seorang perawat khusus, kebetulan Sisi adalah jurusan keperawatan, tidak akan bermasalah, kamu juga tidak perlu terlalu khawatir.”

"Begitu banyak perawat di kota ini, kenapa harus Sisi yang dibawa pergi? Kalian terlalu ceroboh."

"Tuan Salim sudah secara pribadi membawa orang untuk mencarinya, aku yakin akan segera menemukan Sisi."

“……”

Sheila dibuat kesal dengan suara Harry yang terus menerus bunyi seperti lalat.

Karena tidak ingin meneruskan kondisi seperti ini, Sheila pun bangun dan dengan jengkel membuka pintu, langsung terlihat Harry yang wajahnya dihiasi senyuman, amat mengangkat hati.

Dulu, dia tidak pernah memberi muka baik pada Sheila ketika tidak ada orang luar, jangankan menunggunya makan, bahkan jika Sheila telat satu menit, alat-alat makannya sudah diperintahkan oleh dia untuk disimpan.

Jika Sheila ingin makan, maka harus menunggu mereka semua selesai makan, dan tidak boleh menggunakan alat-alat makan. Agar tidak mati kelaparan, beberapa kali Sheila hanya bisa menggunakan tangan.

Sampai di bawah, semua orang memang sedang menunggunya.

Pelayan berdiri di kedua sisi, di meja, Karina, Seli, dan Suni diperintahkan untuk tidak boleh makan terlebih dahulu

Suni baru saja dilemparkan ke danau untuk berenang dua putaran, untungnya dia tidak ketemu buaya, saat dia pulang untuk mandi, dia kedinginan dan kelaparan.

Namun, karena Sheila belum turun, walaupun perut sudah bergemuruh, dia hanya bisa memandang hidangan lezat yang tersusun rapi di atas meja dengan air ludah yang mengalir.

Harry berdeham.

Para pelayan serentak memberi hormat : "Selamat malam, nona ketiga."

Karina dan Seli juga ikut berdiri dan menundukkan kepala sebagai tanda hormat.

Karena masalah kemarin sore, raut muka Suni sangat buruk dan dia tidak mau berdiri, ekspresinya bagaikan kondisi permukaan laut ketika akan terjadi hujan badai.

"Suni." Harry mengingatkan dengan suara rendah.

Barulah Suni bangkit dengan tidak ikhlas.

Pelayan mengarahkan Sheila ke tempat duduk utama.

Yaitu tempat duduk yang awalnya disiapkan untuk Denis.

Pelayan dengan perhatian menarikkan kursi untuknya, meletakkan serbet, memberikan sup seafood padanya.

Momen ketika Sheila duduk, barulah Karina, Seli, dan Suni ikut duduk.

Hati Sheila pastinya merasa lucu, tidak mudah untuk melihat sekelompok orang yang biasanya memperbudakanya dan juga baru saja menjebaknya kemarin, sekarang malah menjadi begitu hormat padanya.

"Sheila." Harry juga duduk di dekatnya: "sebelumnya kita yang tidak baik, perhatian dan kepedulian ayah terhadapmu terlalu sedikit, masalah kemarin sore, semuanya merupakan salah mereka, kamu lihat, Suni sudah dihukum karena ulahnya sendiri dan juga ibumu, mengenai masalah ini, aku harap kamu tidak mempermasalahkannya lagi dengan mereka, bagaimanapun kita adalah sekeluarga.”

Suni melempar dengan keras sendok kuah ke mangkok.

Sheila agak mengerutkan kening: "iyakah? Takutnya ada orang yang tidak bersedia untuk menganggap aku sebagai keluarga."

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu