Istri Direktur Kemarilah - Bab 37 Sayang, Bagaimana Caramu Mengurusku?

Bab 37 Sayang, Bagaimana Caramu Mengurusku?

Mendengar perkataannya, Sheila mengangguk dengan serius.

Kemudian menundukkan kepala melihat kaki Leni yang terbuka lebar, tidak mengenakan stoking, di bawah pancaran sinar matahari, kulit putih terlihat mempesona.

“Aku ingin melakukannya, tapi…”

Leni mendengar kata ‘ingin melakukan’, mata bersinar, kalau wanita ini benar-benar merangkak melewati selangkangannya, maka di akan merekam.

Nanti ketika diperlihatkan ke Yuna, Yuna pasti akan sangat senang, kedepannya dia pun memiliki jaringan hubungan dengan orang kelas tinggi, kemudian hubungan ini pun bisa dimanfaatkannya.

“Tapi apa?”

Sheila memandang beberapa saat, barulah berkata dengan enggan: “posisimu ini tidak bisa, lebarnya lebih kecil dari kepalaku, kalau kakimu tidak dibuka lebih lebar, aku sama sekali tidak bisa melewatinya…”

Para pelayan juga merasa sangat masuk akal, mereka semua mengangguk-angguk, postur tubuh Sheila memang sangat bagus, tinggi badan sekitar 1,68 meter, dan Leni hanya setinggi 1,5 hingga 1,6 meter, jarak kedua kaki masih terlalu sempit.

Leni memiringkan bibir, menggerakkan kaki, akhirnya karena terikat oleh rok sempit, dia hampir berdiri tidak stabil…

Jadinya dia pun menaikkan rok.

“Sekarang sudah boleh kan, aku peringatkan kamu jangan macam-macam, kalau kamu tunda terus, tunggu Tuan Salim datang, aku pun tidak bisa menyelamatkanmu lagi.”

“Aku juga ingin cepat… tapi…” Sheila memutar kepala, melihat ke beberapa pelayan yang mengelilinginya di belakang: “menurut kalian, kakinya ini bisa dilewati?”

“Tidak bisa!” Seorang pelayan segera menjawab, dipelototi oleh Leni, kemudian menundukkan kepala dengan kesal.

“Lihatlah, mereka pun merasa tidak bisa.” Sambil berkata, Sheila sambil mengulurkan kakinya dan menendang kaki kanan Leni bagian dalam.

“lebih ke kanan lagi…”

“……”

“Tidak bisa, kenapa kakimu begitu kaku, tarik rokmu ke atas, lebarkan kakimu…”

“…” Leni menampakkan ekspresi tidak senang, tapi demi membuat Sheila merangkak melalui selangkangannya, dia tetap sabar…

“Susah sekali kamu, biar aku bantu!” Tidak menunggu respons Leni, Sheila sudah menarik seluruh roknya sampai pinggang!”

“……”

Semua orang menarik nafas dingin dalam-dalam.

Apa yang mereka lihat?

[Arhhh, segumpalan hitam itu apa? Manajer Leni bahkan tidak memakai celana dalam!!!]

[genit sekali, murahan, apakah karena ingin naik jabatan, memudahkan orang masuk ke dalam setiap saat]

[memalukan, apakah aku boleh berpura-pura tidak mengenalnya?]

[kaget! Siapa orang-orang itu?]

mata para pelayan terbuka lebar melihat segerombolan orang di depan pintu…

Suara batuk… setelah melihat rekaman CCTV, Jack mengikuti Denis datang ke taman belakang, baru saja masuk, langsung terlihat adegan yang panas ini.

Tuan muda sudah membalikkan kepala, para pengawal segan melihat adegan ini, semuanya menundukkan kepala.

Kalau dia tidak melakukan sesuatu untuk mengingatkan mereka, entah apa yang akan terjadi lagi.

“Arhhhh__” Leni langsung panik, setelah tadi berperang beberapa kali bersama Direktur Alfandi di kantor, dia tidak sempat mengenakan celana dalam, tidak sangka Sheila, wanita sialan ini mengakalinya!

Dia baru saja ingin menurunkan roknya, karena berdiri tidak stabil, wajahnya menghadap bawah, terjatuh telungkup di rerumputan.

Mendengar suara jeritan, para pengawal mengangkat kepala, ingin melihat apa yang terjadi, hasilnya terlihat sebagian putih di atas rumput, dan juga bagian yang tak terungkapkan, terlihat sangat jelas.

“……”

Di saat Leni jatuh hampir tersandar di tubuh Sheila, Sheila dengan tangkas menghindarinya.

Awalnya dia hanya ingin menjatuhkan Leni, biar dia bisa melarikan diri, siapa sangka, Leni malah tidak mengenakan apa-apa di dalamnya.

Lebih tidak terduga lagi bahwa Denis bisa begitu cepat mencari ke sini…

Pelayan di belakang Sheila segera berlari menuju Leni, mengangkatnya bangun dan menurunkan roknya.

Leni marah hingga muka memerah: “Sheila Wijaya, dasar pelacur, kamu berani menipuku!”

Selesai bicara, Leni maju dan mengulurkan tangan ingin menampar Sheila, namun langsung ditahan oleh pelayan, berbisik ke Leni: “manajer Leni, Tuan Salim sudah datang…”

Tangan Leni terpaku, kepalan erat mengeluarkan jari telunjuk, dengan marah menunjuk Sheila: “akan kuingat!”

Sheila menurunkan jari telunjuk Leni dengan lembut, berkata dengan polos: “aku mana tahu kalau kamu memiliki kebiasaan tidak mengenakan celana dalam, tidak pernah berubah dari SMA sampai sekarang?”

“Kamu!! Kamu!!” Leni sangat marah, tapi di hadapan Tuan Salim, dia tidak berani melakukan sesuka hatinya, hanya bisa memperingatkan Sheila: “jangan terlalu sombong! Lihat bagaimana Tuan Salim mengurusmu!”

“Mau lihat? Baiklah…” Sheila mengangkat kelopak menoleh ke arah Denis: “sayang, ada yang ingin menyaksikan caramu mengurusku!”

Leni Septiani: “…”

Pelayan: “…”

Denis Salim: “…”

Sehelai daun berdansa sesuai arah angin, berterbangan sesaat di udara, jatuh di hadapan Denis.

Sepatu menginjak daun hingga hancur, mengeluarkan suara deritan, beberapa langkah besar ke depan, langsung menekan dagu Sheila dengan ganas, “apa yang kamu lakukan? Hm?”

Saat ini, ekspresi Denis terlalu seram, sejak dia muncul, Sheila sudah dalam keadaan tegang.

Sheila dipaksa bertatapan dengannya: “menurutmu, apa yang aku lakukan?”

“Kamu berani melarikan diri! Katakan, demi apa kamu melarikan diri?”

“Melarikan diri? Kamu menggunakan mata bagian mana melihat aku melarikan diri…” Sheila pastinya tidak akan ngaku, kalau dia ngaku bahwa benar dia melarikan diri, Denis pasti akan merasa dia takut dan menyembunyikan sesuatu.

Sekali terbocorkan rahasianya, maka Kenny juga akan dirugikan…

“Jujur!” Tatapan Denis yang tajam terjatuh pada Sheila, memperingatkan dengan nada rendah: “jangan sampai aku ketahuan kamu bohong, kalau tidak mampuslah Kenny!”

“Tuan Salim, dia benar mau melarikan diri, kami semua mendengarnya tadi.” Leni berkata dengan manja, beberapa pelayan ikut mengangguk.

Leni menunjuk ke arah kiri: “anda lihat, keluar dari sini, sudah bisa pergi dari hotel ini.”

“Diam!” Denis berteriak rendah, menatap Sheila: “aku mau kamu yang bilang!”

“Kenapa aku harus melarikan diri?”

Dia sedikit mendongak, semua orang ketakutan melihat Denis yang begitu tegas, hanya dia, menatapnya, tidak takut sama sekali.

“Lumayan keras mulutmu.” Denis menoleh ke Jack, Jack langsung mengerti maksudnya, menyuruh orang membawa kemari kedua pengawal Sheila.

Pengawal ditendang kuat di bagian lutut, langsung berlutut di lantai.

“Ampun, Tuan Salim, kami terus berjaga di depan pintu toilet, kami tidak melihat nyonya keluar dari pintu, karena itu adalah toilet perempuan, tidak ada perintah nyonya, kami tidak berani masuk…”

“Sebelumnya ada karyawan hotel yang masuk, saat keluar, dia berkata nyonya masih di toilet, jadi, kami tidak banyak berpikir…”

“Kalian bahkan tidak bisa menjaga satu orang?” Denis tetap menatap Sheila: “sayang, menurutmu, apa hukuman yang pantas untuk mereka?”

Mendengar kata ‘sayang’, Sheila mengerutkan alis, dia mengerti Denis, setiap kali memanggil ‘sayang’, pasti akan terjadi sesuatu yang tidak baik.

Sesuai dugaan, hanya dalam waktu sekejap, ‘DOR-DOR’, diikuti suara teriakan Leni dan beberapa pelayan wanita itu, darah sudah mengalir dari lengan kedua pengawal itu.

Tangan pengawal menutupi lengan yang ditembak, tangan dipenuhi darah, darah menetes di lantai, menegangkan hati.

Jack menyimpan pistol, wajah tidak berekspresi, bagai tidak terjadi apa-apa…

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu