Istri Direktur Kemarilah - Bab 119 Lupa, Aku Minta Maaf Datang Terlambat ! (2)

Hal itu malah membuat Sisi terkejut, sampai akhirnya Jack mengingatkan dia : “Nona Sisi, Tuan Muda ingin supaya menceritakan yang sebenarnya!”

Jari-jemari Sisi saling bertautan karena gugup, seakan-akan dia mau mengorek kukunya hingga lepas, setelah beberapa saat barulah dia menarik napas dalam-dalam, lalu memberanikan diri berbicara meskipun dia tidak berani menatap Denis, hanya menjawab sambil menundukkan kepala : “Foto itu—bukan Kak Sheila yang mengirimnya…”

Karina : “……!”

“Mana buktinya?” Apakah Denis marah atau senang, ekspresinya susah ditebak.

“Karena aku yang mengirimkan foto-foto itu.” Tidak peduli apakah kakaknya yang kirim atau bukan, bagaimanapun dia harus melindungi kakaknya.

“Sisi! Kamu sudah gila ya?” Sheila membuka suara dan menyela Sisi.

Seli dan Suni yang tadinya berada di pojok mulai bergeser ke arah mereka, melihat Sisi yang justru mengaku kalau dia yang mengirim foto itu, mereka berdua saling berpandang-pandangan, lagi-lagi ada kambing hitam.

Denis berjalan menaiki anak tangga selangkah demi selangkah, mendekat ke arah Sisi : “Kamu tahu kalau memang benar dirimu yang menyebarkannya, maka hukuman apa yang akan kamu hadapi?”

Sisi menggeleng pertanda tak tahu.

“Kudengar di danau dekat sini ada sejenis buaya, aku tidak keberatan membiarkanmu mencoba berenang satu putaran di danau itu.”

“Bukan, bukan dia yang melakukannya!” Dengan cepat Sheila melangkah ke depan Sisi, dan dia berdiri di depan Sisi untuk melindunginya, dia tahu kalau Sisi menyalahkan dirinya sendiri untuk melindungi Sheila.

“Kak—“ Sisi juga terkejut, buaya adalah hewan melata yang paling berbahaya, bisa setiap saat menyerang orang, kalau dia berenang di tengah danau dan tiba-tiba diserang oleh buaya, kemungkinan besar dia tidak akan selamat.

“Bukan dia? Jadi, ini ulahmu?” Bahkan Denis sama sekali tidak menghentikan langkahnya, dan semakin mendekat ke arah mereka, matanya menatap Sheila dengan tajam, pandangannya seakan-akan menembus ke dalam hatinya.

Memaksanya.

Sisi malah semakin panik, kepalanya menggeleng dengan cepat : “Bukan! Bukan Kak Sheila yang kirim, tapi aku! Aku yang menyebarkannya!”

Karina diam-diam melirik Seli, dan Suni, mereka bertukar pandang, seakan-akan sedang merayakan kemenangan yang sudah di depan mata.

Sheila dan Sisi, tidak peduli siapapun yang kena nanti, bagi mereka, tetap saja sebuah kemenangan.

Hanya saja tak disangka, kali ini muncul sebuah drama kakak-adik yang menggairahkan, sungguh mengharukan….

“Alasannya? Kenapa kamu begitu berharap kalau aku dan kakakmu bercerai? Apa untungnya bagimu?”

“Aku… aku iri sama kakak.. karena menikahi orang yang baik…”

“S-I-S-I!” Sheila sampai berteriak saking kesalnya ingin mencekik adiknya itu, kenapa dia membuat semua kesalahan ditimpakan ke dirinya sendiri, bukan hanya tidak ada gunanya untuk dia sendiri, bahkan jadi membantu Karina dan yang lainnya memuluskan rencana mereka.

“Iri?” Raut wajah Denis benar-benar sangat menyeramkan, langkahnya yang berat seperti mau menghancurkan anak tangga jadi berkeping-keping.

Sheila membentangkan tangannya untuk menghalangi Denis supaya tidak naik keatas : “Denis, jangan kamu dengarkan ucapan Sisi, dia hanya asal bicara…”

‘Sisi, jawab dengan jujur, benarkah dirimu yang mengirim foto itu?” Harry yang tadinya hari ini sudah bersusah payah meminta Tuan Muda Salim untuk tinggal, bahkan juga mengundang tamu orang terkenal dan politikus, tak disangka hari ini mereka malah melihat bahan tertawaan yang paling besar dari keluarga Wijaya.

Sisi melihat jari yang ditunjukkan ke arahnya begitu kaku, responnya saat itu juga adalah berlindung di balik punggung Sheila.

Harry yang sudah bersiap-siap mau menampar, tiba-tiba :

Plok-Plok-Plok Tiba-tiba terdengar suara tepukan tangan.

Dari pintu, seorang laki-laki berjalan dengan gagah, dibelakangnya ada belasan pengawal, hanya melihat tatapan matanya yang licik, tahi lalat di sudut matanya semakin memperkuat kesan buas.

Sambil bertepuk tangan dia melangkah semakin dekat, lalu tiba-tiba berhenti : “Tuan Muda Salim, ternyata anda mengundangku kemari, untuk menikmati sebuah perseteruan keluarga…”

Pandangannya jatuh ke Sisi dan Sheila, lalu tertawa kecil : “Lupa, aku minta maaf karena aku datang terlambat.”

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu