Istri Direktur Kemarilah - Bab 272 Ingat Fotokan Bekas Tamparan Untuknya

Layar ponsel itu menyala, para pelayan bergegas menyerbu ke sana untuk merebut ponsel, ada pelayang yang bermata jeli melihat di layar ponsel itu, nomor yang dituju adalah nama tuan muda.

Kemudian mereka ingin menekan tombol menutup telepon, tetapi tak disangka justru tombol pengeras suara.

“Halo….” Terdengar suara dari ujung telepon sebelah sana.

Seketika di dalam kamar menjadi hening, bahkan para pelayan tidak lagi berebutan untuk menutup telepon. Sementara semua orang termasuk Sheila Wijaya, semuanya tertegun.

“Kak Sheila, kamu ingin cari Kakak Denis kah? Dia sedang mandi, maukah aku panggil dia untuk angkat telepon?”

“....” Kenapa Yuna? Sheila melihat lagi pada layar ponsel, dirinya tidak salah menelepon, ini adalah nomor Denis.

“Kak Sheila?” Yuna Sinai bersuara untuk memastikan apakah orang di sebelah sana masih mendengarkan atau tidak, “Kamu telepon kemari cari Kakak Denis ada masalah apa? Perlukah aku sampaikan?”

“Kenapa ponselnya ada di kamu!?”

“Ini, Kakak Denis baru selesai berolahraga, badannya berkeringat, Kakak Denis melemparkan ponselnya padaku sebelum masuk ke dalam untuk mandi. Oh iya, aku meminta pelayan untuk mengambil foto beberapa pakaian itu, Kakak Denis yang menyetujuinya, kamu jangan terlalu menyusahkan para pelayan….”

“....” Sheila tersenyum dingin, tidak ingin mendengar Yuna melanjutkannya, maka dia langsung menutup telepon.

“Kalian tadi dengar tidak? Tuan muda dan Nona Sinai baru saja selesai berolahraga….”

“Sudah kukatakan, bagaimana mungkin tuan muda punya waktu untuk datang ke sini! Kita jangan ditakuti oleh wanita gundik ini.”

Sambil berkata, mereka menatap pada Sheila.

Pakaian adalah model yang sederhana, karena seksi, sehingga bahannya minim sekali, dia hanya perlu memakai sebentar, sudah selesai mengenakan pakaian itu.

“Ckckck, lihat, benar saja orang mengandalkan pakaian, apa lanjutannya? Artinya orang seperti apa harus memakai pakaian seperti apa.”

“Orang mengandalkan pakaian, kuda mengandalkan pelana….”

“Cepat foto, bertele-tele apaan?”

Beberapa pelayan itu bergegas mengambil ponsel dan memotret satu foto.

Dalam mata Sheila terlintas sebuah sinar, dia tahu dia terjerumus menjadi wanita gundik, pasti akan ada orang yang berusaha menggunakan segala cara untuk menginjaknya, tetapi dia tidak menyangka akan jatuh dalam situasi seperti ini.

Beberapa wanita pelayan itu memotret dengan puas, lalu mereka mengambilkan lagi sehelai pakaian gundik yang lebih minim, dan melemparkannya ke badan Sheila, “Ganti yang ini.”

“Tunggu dulu.” Tiba-tiba Sheila berkata, “Aku ingin lihat dulu bagaimana hasil potretan kalian tadi.”

Wanita pelayan itu berpikir bahwa ada begitu banyak orang yang sudah memotretnya, meskipun Sheila menghapusnya juga tidak ada gunanya, maka pelayan itu pun memberikan ponsel untuk dilihat Sheila.

Sheila tidak melihatnya, melainkan mengulur tangan dan dengan cepat memberi pelayan itu sebuah tamparan.

“Tamparan ini, adalah untuk Nona Sinai kalian, ingat fotokan bekas tamparan untuknya.”

“....”

Pelayan itu tidak menyangka Sheila akan bertindak dengan begitu cepat, ketika pelayan itu sedang terbengong, sekali lagi ditampar.

“Tamparan ini, adalah untuk anjing yang tidak tahu diri, dan meliar di sini selama hampir setengah jam, tidak tahu hidup dan mati.”

“Kamu….” Wajah pelayan itu berubah-ubah warna, tepat ketika dia ingin melayangkan tamparan, Sheila justru memejamkan mata, dan mendekatkan wajahnya ke sana.

Tamparan itu tidak dilontarkan, melainkan ditarik dengan erat oleh beberapa pelayan lainnya, “Tidak boleh dipukul, jika terjadi masalah pada anak di dalam perutnya, kita akan celaka besar.”

Sheila tersenyum dingin, tak disangka di saat kritis, anak ini menjadi jimat pelindungnya.

Pelayan itu tertegun, dia tahu kalaupun wanita ini sudah kehilangan kesayangan, tetapi anak dalam perutnya tetap tidak boleh terjadi apa-apa, kalau tidak, membunuh sekeluarga hingga sembilan generasi pun tidak berlebihan.

Tangan pelayan itu yang terangkat pun melayang dengan canggung di udara, pelayan itu membelalak menatap Sheila. Tepat ketika pelayan itu hendak berkata sesuatu, saat ini terdengar suara ketukan di luar pintu.

Juga di detik itu, para pelayan bergegas mengemas kembali pakaian gundik di atas kasur, dan ada pelayang yang berbaik hati menyelimuti Sheila dengan handuk….

Mereka menebak tuan muda akan datang, sehingga bergegas membersihkan lokasi, gerakan mereka semua cepat sekali hingga buram, sangat mencengangkan.

Setelah semuanya sudah dikemas, barulah mereka membuka pintu.

Dari depan pintu, berjalan masuk seseorang, hampir seluruh pelayan pun menghela napas.

“Nona Sinai, itu kamu, aku kira siapa….”

“Kamu kira siapa? Kamu kira Kakak Denis? Dia lelah, dan sudah tidur setelah mandi, mana ada waktu untuk kemari?”

“Nona Sinai, benar-benar repotkan kamu.”

Yuna tersenyum mesra, dan tersenyum menatap Sheila, seperti menemukan dunia baru, “Wah, Kak Sheila, pakaianmu ini benar-benar cocok sekali denganmu! Bagaikan dibuat secara khusus untukmu.”

Sheila sudah dipaksa mundur hingga ke meja samping kasur, dia tidak bodoh, bagaimana bisa dia tidak tahu bahwa Yuna datang untuk sengaja menyusahkannya.

“….”

Melihat Sheila tidak berbicara, Yuna tiba-tiba mengeluarkan ponsel, dan mengarahkan kamera pada Sheila, lalu melambaikan tangan pada layar ponsel, “Hai, sayang-sayang sekalian yang sedang menonton siaran langsung, tadi kalian lihat tidak? Ditutupi handuk? Tunggu!”

“Cepat tarik handuk nyonya muda Salim, oh tidak, seharusnya panggil dia Nona Wijaya, sekarang dia sudah bukan nyonya muda Salim lagi, kalian bisa tebak pakaian apa yang dia pakai sekarang?”

Sheila mencengkeram handuknya dengan erat, tidak membiarkan para pelayan menariknya. Sementara Yuna juga tidak marah, melainkan memegangi ponsel dan terus melakukan siaran langsung. Yuna berjalan ke depan lemari pakaian, dan membukanya, jarinya mengait sebuah gaun dua tali warna putih yang transparan, “Biar kalian merasakan terlebih dahulu, adegan klimaksnya, tentu saja dilihat paling akhir.”

“Ayo, ayo, ayo, tebakan berhadiah, tebak pakaian apa ini, jika benar aku akan traktir semuanya makan-makan besar.” Yuna menatap layar ponsel, dan bergeleng, “Pakaian cinta? Bukan, kamu sudah kehilangan kesempatan, berikutnya….”

“Sudah, langsung saja, ini, namanya pakaian gundik, adalah buatan khusus yang diminta tuan muda Salim untuknya….” Yuna tersenyum hingga wajahnya hampir berubah bentuk, “Mengapa memakai pakaian gundik? Masih perlu ditanyakan? Menurutmu orang seperti apa yang akan memakai pakaian seperti ini?”

“Benar, jawabannya tentu saja adalah wanita gundik, hahaha.”

Tepat ketika Yuna sedang tertawa bangga, terdengar serangkaian suara ribut dari belakangnya. Tiba-tiba Yuna merasa lehernya dingin, dan badannya menyusut, lehernya terasa sakit seperti tertusuk oleh sesuatu.

Yang di dalam tangan Sheila adalah cincin batu pirus berwarna merah, jika dibuka, di dalamnya adalah sebuah jarum yang ramping. Sheila menusukkan jarum ini di tengah-tengah lengkungan tulang selangka Yuna, “Jangan bergerak, aku menusuk titik Quepen kamu.”

Terakhir kali ketika mempelajari pengetahuan terkait masa kehamilan di rumah sakit, Sheila mempelajari hal-hal yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil. Katanya ada beberapa titik akupuntur di badan orang yang tidak boleh disentuh, misalnya, titik Hegu, Sanyangjiao, Quepen, Kunlun, dan lainnya.

“Titik apa katamu?”

“Titik Quepen.” (titik dalam akupuntur)

Beberapa pelayan wanita juga bingung, karena mereka tidak pernah mendengarnya. Ada satu di antara mereka yang otaknya lebih pesat, bergegas menggunakan ponsel untuk mencari tahu informasi tentang titik Quepen. Ketika pelayan itu mengangkat mata dari layar ponsel, ekspresinya ketakutan sekali.

Pelayan itu berkata kepada Yuna dengan gemetaran, “Nona Sinai, dikatakan di internet jika menyentuh titik Quepen, akan… akan… keguguran!”

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu