Istri Direktur Kemarilah - Bab 16 Kamu Pria Tidak Berguna Yang Selalu Kasar Padaku !

Bab 16 Kamu Pria Tidak Berguna Yang Selalu Kasar Padaku !


Sheila merasa terganggu dan kesal dengan tangisan menjerit itu, apalagi semalam tidur larut malam, ditambah pagi-pagi dipanggil untuk kesini, tenaganya sudah terkuras habis, namun kepikir bahwa dia membuat banyak masalah dan Denis pasti tidak akan dengan mudah memaafkannya, dia tersenyum dengan ekspresi dingin :”bagaimana cara Tuan muda Salim mengurusku nanti?”


“Takut?”


“Aku hanya takut Tuan muda Salim tidak berani.” Selesai bicara, dengan santai dia mengeluarkan handphone dari kantong saku, lalu membuka aplikasi siaran langsung :”Tuan muda Salim ingin melakukan kekerasan rumah tangga, tertarik tidak untuk menikmatinya?”


“Apa yang kamu lakukan?” Denis mengerutkan alisnya, kedua tangannya memeluk Sheila, sehingga tidak bisa merebut handphone Sheila.


“Apakah belum jelas? Tentu saja mau melakukan siaran langsung, biar penggemar-penggemarku yang melihat siaran langsung melihat cara Tuan muda Salim mengurusku.” Sheila memasang ekspresi seakan-akan dia tidak takut sama sekali :”oh, iya, kekerasan rumah tangga pasti akan sangat membantuku untuk berhasil cerai.”


“Sheila!”


“Marah lagi? Lihatlah, jika kamu tidak ingin cerai, kamu akan kubuat marah setiap hari, a…”


Tiba-tiba terdengar suara “tong”


Bagai terjatuh dari tebing yang tinggi ke jurang yang dalam.


Seluruh badannya terjatuh ke bawah ranjang, handphonenya juga terlempar.


Denis terlihat sangat marah, tenaganya juga bertambah kuat, Sheila merasa organ tubuhnya akan tergeser akibat jatuh tadi.


Dia sengaja membuatnya marah, ingin dia merasa terganggu, ingin dia membiarkannya pergi.


Denis memasang muka masamnya dan melihat ke bawah, tetap terlihat sok-sok pemenang alami.


“Ingin melakukan siaran langsung?” Denis dengan jengkel membuka kancing kemeja bagian leher :”Sheila, kamu wanita pertama yang berani menantangku.”


“Kamu juga pria pertama yang tidak berguna serta selalu keras dan kasar terhadapku!”


“pria tidak berguna?” Kalimat itu secara langsung menantang batas kesabarannya, membuat kemarahannya sampai ke titik puncak.


“pria yang hanya bisa bersikap keras kalau bukan tidak berguna jadi apa? Karena kamu tidak mempesona sama sekali, sehingga hanya bisa bersikap secara keras.”


“Bagus sekali, aku akan membuat kamu bersikap aktif.”


Sheila sambil membangkitkan tubuhnya di saat Denis berkata, kemudian menjulurkan tangannya untuk mengambil handphone, tiba-tiba suatu bayangan hitam menghampirinya, Denis menjulurkan tangan panjangnya dan mengambil handphone langsung, jari-jarinya mengetuk layar handphone, siaran langsungnya dimatikan.


 Dia sekalian melakukan panggilan internal, tidak lama kemudian pembantu mengetuk pintu dan masuk dengan tangannya memegang piring, diatas piring ada sebotol pengharum…


Jangan-jangan dia ingin menggunakan cara ini agar aku yang aktif?


“Hah, tampaknya Tuan muda Salim bukan sekedar tidak berguna, ternyata harus tergantung pada obat juga… …”


Denis tidak terpengaruh oleh omongan itu, sudut mulut terangkat seperti sedang merencanakan sesuatu yang buruk, memerintah :”hidupkan!”


Api ungu membakar di gelas pengharum itu, aroma harumnya tersebar dengan cepat.


Itu semacam aroma yang disebut ambergris yang dicampur dengan musk.


Terdapat kandungan polarchello yang dapat menyebabkan orang berhalusinasi, pengharum ini dapat dengan cepat membuat orang pusing, merasa panas, dan sedikit perasaan yang sulit dijelaskan…


Sangat tidak nyaman!


Tanpa disadari, tubuh bagian bawahnya seketika basah seperti banjir.


Lelaki itu berdiri di samping ranjang dan menyaksikannya, dia tidak mendekatinya dan tidak bermaksud untuk melakukan sesuatu, hanya sebatas seperti menikmati proses mangsa yang berjuang untuk hidup.


 Sheila terhipnotis oleh pengharum itu, melototi Denis :” Denis, tidak tau malu kamu!”


Denis biasanya tidak suka menggunakan barang-barang seperti ini, tapi jika ingin wanita yang ada di depannya ini meminta tolong padanya, pengecualian bisa saja diizinkan.


Panas, sangat panas, ditambah sedikit mati rasa, seperti ribuan semut merayap ditubuhnya


“Minta tolong ke aku, minta tolong biar aku membantumu” dia tidak pernah menyentuh wanita sebelumnya.


Kecuali malam itu.


wanita ini membuat dia melakukan suatu pengecualian, pertama kali, dan menurut dia rasanya tidak buruk…


Seperti tercium aroma pria, Sheila memejamkan mata dan ingin menariknya, tapi dia mengenali aroma pria ini, dia mengerutkan kening, dan melepaskan tangannya :”tidak! Aku tidak mau kamu!”


“Tidak mau aku? Siapa yang kamu mau?” Denis dengan tidak senang mengerutkan alisnya, mengingat pria yang semalam bertemu dengannya di rumah sakit :”Kenny?”


Kesadaran yang tersisa di benak Sheila adalah ingin membuatnya marah “iya benar”


“… …” kata ‘benar’ itu bagaikan api yang terjatuh ke dalam minyak, meledak :”Kamu.., kamu tau apa yang kamu bilang?”


Suara napas pria menjadi lebih keras dan cepat, awalnya dia hanya ingin menunggu Sheila menyerah, mendengar kata “benar”, dia menghampirinya—


“Jangan mendekatiku!” Aroma khusus dari pria semakin mendekat, Sheila yang setengah sadar memperingatkan dirinya sendiri, dia tidak mau disentuh olehnnya, dia merasa jijik, dia pun menggerakkan tubuhnya untuk mundur.


Dia tetap tidak ingin disentuh olehnya walaupun sudah begini kondisnya?


Telapak dilambaikan, pengharum yang ada di lemari bagian atas ranjang terjatuh, minyak lilin menetes di karpet wol yang mahal, api menyebar dengan cepat, tidak lama kemudian sebagian sudah terbakar.


Mengulurkan tangan dengan kasar dan mecoba untuk menarik pergelangan kaki dan menyeretnya, namun yang tertangkap hanyalah udara.


Api yang membakar membuat tubuh Sheila semakin panas, juga membuatnya sedikit lebih sadarkan diri :”kebakaran…”


“Aku yang terbakar!” Tubuhnya memanas, api didalam tubuhnya tidak kalah dengan api yang membakar di karpet.


“Jangan menyentuhku!” Sheila melihat dia tetap ingin mendekatinya, tubuhnya terasa lemas akibat aroma pengharum itu, dia hanya bisa menggerakkan tubuhnya untuk mundur.


‘Pong’ punggungnya menabrak sudut lemari, tidak peduli sakit tabrakan itu, dia mengulurkan tangan ke belakang dan mengambil lampu meja kemudian melempar ke arahnya.


Denis dengan mudah menghindar, di waktu yang sama, dia mengambil buku dan melemparkannya lagi…


Buku menyentuh lengan kirinya, tidak sakit sama sekali, tapi api kemarahannya sudah terbakar hingga puncak, tangannya menangkap pergelangan kaki Sheila.


Dia terkejut dan segera mengulurkan tangan ke arah lemari, selain suara sentuhan cincin dan permukaan meja, tidak ada lagi barang diatas meja yang bisa dilemparkan, terdiam sedetik, membuka cincin, mengeluarkan jarum perak dan mengarahkannya ke Denis :”aku peringatkan jangan mendekat!”


“Mau menusukku?” Denis tidak pernah berpikir Sheila menggunakan senjata tersembunyi untuk berjaga-jaga darinya bagaikan dia adalah seorang penjahat.


Melepaskan pergelangan kakinya, mengedipkan mata hitamnya, seperti macan yang berkuasa, melihat mangsa yang ada di depan, perlahan-lahan, mendekatinya…


Jarum perak yang ada di cincin memantulkan cahaya, bergerak mengikuti bayangan orang.


Tidak lama kemudian, jarum perak menyentuh dadanya, cukup menggunakan sedikit tenaga saja jarum  bisa melewati baju dan menusuk ke dalam kulit, kalau jarumnya panjang, mungkin saja bisa menusuk hingga ke jantung…


“Kenapa? Tidak berani?” menatap dengan tatapan tajam dan dingin :”butuh bantuanku?”


Bagian dada Denis maju kearah jarum, jarum menusuk ke dalam baju, Sheila kaget dan sedikit menarik tangannya kembali.


Jarum itu sepanjang jari tengah, terlikuk-likuk di atas permata merah berbentuk oval itu, jarum akan lurus dengan  otomatis ketika dikeluarkan.


Jarum yang begitu panjang, hanya membutuhkan sedikit tenaga saja sudah bisa menusuk hingga jantung, jadi dia sedikit ragu-ragu.


“Jangan takut, ayo, tusuklah!”


“Kamu kira aku tidak berani?”


Kedua tangan Sheila menggenggam erat cincin, telapak tangannya dibasahi keringat, dia mencoba-coba menusuk kedalam sekitar beberapa milimeter, lelaki malah tidak bergerak sama 

sekali, ekspresinya juga tidak berubah.Apakah dia benar tidak takut?


Melihat Sheila ragu-ragu, lelaki sengaja lebih maju mendekatinya lagi, dia sepertinya yakin Sheila tidak bakal melukainya.


Sheila menghembuskan nafas, berusaha membuka lebar mata, dengan jelas melihat jarum sedikit demi sedikit tertusuk ke dalam dada lelaki.


Denis tersenyum dengan nakal, telapak tangannya dengan kasar menggenggam tangan Sheila, dan dengan kuat menusukkan jarum ke dalam dadanya.

Novel Terkait

Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu