Istri Direktur Kemarilah - Bab 147 Aku menyukaimu (1)

Sheila menganggukkan kepala, semenjak mempunyai perasaan dia rela membuatkan kue untuknya, Sheila tidak bisa melawan semangatnya.

Terpikir suatu ide: "Kita sama-sama buat?"

"sama-sama buat? buat apa?” Denis bertanya sambil tersenyum padanya.

Sheila sementara tidak ada tanggapan, melihat ekspresi Sheila yang sedang berpikir, sudah tahu Denis tetap memilih ‘aspek itu’ untuk berpikir, Sheila menatapnya: "serius sedikit, disini masih banyak orang."

"mereka juga tidak mengerti." kokinya berasal dari negara yang berbeda.

Sheila menatap Jack, Jack dengan rasa tidak bersalah sengaja melihat atas, dalam hati berpikir kembali : "Apakah cinta itu begitu hebat? bisakah kamu menggertak seorang pria lajang itu?”

Sheila tidak peduli Denis setuju atau tidak, langsung mengulurkan tangannya mengambil cetakan bunga milik Denis.

Sheila sebenarnya tidak pernah membuat kue, tetapi dia merasa dirinya mempunyai bakat memasak yang lebih tinggi daripada bakat Denis.

Tidak terduga Tuan muda Salim sedikit pun tidak melihatnya, memegang erat cetakan bunganya, sebaliknya Denis malah memeluknya.

Meskipun para koki tidak mengerti apa yang dikatakan, tetapi mereka dengan sangat jelas memahaminya, secara tidak sadar tersungging senyuman di sudut mulutnya, sangat ambigu.

“Bagaimana kalau kamu mengajari aku saja?“”

Setelah selesai bicara, membiarkan tangan kecilnya berada di dalam, tangan besarnya menggenggam tangan kecilnya.

“Bukankah aku yang akan mengajarimu? bagaimana aku mengajarimu kalau tanganku ada didalam?"

"Kamu didalam mengaduk, aku dari luar mengikutimu."

"......" Sheila tidak tahu mengapa setelah mendengar kalimatnya, terasa ada yang aneh.

Keempat tangan mulai bergerak, di dalam diri Sheila mempunyai bakat dasar menggambar, jadi menggambarnya pun menjadi lebih gampang.

Dengan cepat satu tangkai, dua tangkai, tiga tangkai.....

Jack diam-diam mengeluarkan handphonenya, lalu diam-diam memfoto adegan yang romantis.

tukang roti mulai mengajari mereka menghias, dan membuat krim.

Pada akhirnya kue itu selesai juga dibuat, meskipun bentuknya sangat tidak bagus, tetapi itu adalah hasil dari kerjasama mereka, lebih bermakna.

Denis mengeluarkan pen kue, menuliskan kata terakhir--

I LOVE YOU

"Kenapa tidak menuliskan Selamat Ulang Tahun?”

"Apakah kamu harus begitu lambat? biasanya pintar setengah mati, tetapi giliran harus pintar, bodohnya setengah mati.”

Sheila memperhatikannya, Sheila berpikir Denis menyalinnya berdasarkan tulisan yang ada diatas cake. Sama sekali tidak banyak berpikir lagi.

Sebelum menunggu dia merespon, pipinya langsung memerah, seluruh darah yang berada didalam tubuhnya terasa hangat.

Denis menatapnya sambil tersenyum: "jangan bilang kamu tidak tahu."

"Tahu apa?" Sheila menggigit bibirnya, Denis tidak bicara, Sheila tidak berani sembarangan berpikir.

"Tahu kalau aku menyukaimu."

"......."

"Aku menyukaimu sampai setiap melihat kamu terluka, aku akan lebih terluka daripada kamu, aku menyukaimu sampai ingin menyembunyikanmu, menguncimu di tempat yang hanya ada aku seorang." Denis menarik tubuhnya langsung berhadapan dengan Sheila. Dengan pandangan yang tulus: "aku menyukaimu sampai ingin kamu ditahan di sampingku. Tidak ada seorangpun yang boleh membawa kamu pergi.

Pikiran Sheila kosong.

Pernyataan yang mendadak membuatnya merasa kewalahan.

Selama tiga tahun, dia dari awal tidak banyak melihatnya, sekarang beritahu Sheila, Denis menyukai Sheila?

Jadi Rinu Sinai itu termasuk apa?

Denis dengan suasana yang tidak bagus berkata : "Kamu tidak perlu menjawabku, hanya perlu kamu merasakannya saja."

Denis juga tidak mengharapkan Sheila bisa menjawabnya. Bagaimana kalau Sheila tidak menyukainya? Denis sepenuhnya sudah mengeluarkan perasaannya, siapapun tidak bisa menghentikannya.

Sepertinya Denis sama sekali tidak memberikan Sheila kesempatan untuk berbicara sama sekali, bibirnya yang hangat langsung mencium Sheila, terasa sangat lembut, semakin cium semakin terasa hangat, semakin cium semakin melekat.

Perasaan Denis yang selama ini ditutup telah dicurahkan.

Memeluknya dengan erat, mencium Sheila dengan sangat keras.

Sheila hanya merasakan pusing, nafsu itu seperti ingin menghisap dia ke dalam perut, dengan begini dia selamanya tidak akan pergi.......

Tidak tahu berapa lama bisa melewatinya, hanya bisa merasakan seluruh ruang makan yang sunyi bahkan napas dan suara detak jantung juga bisa didengar.

Sheila merasa tertanam didalam dada Denis, dengan rasa malu dia mengangkat lagi kepalanya, Sheila sudah bisa membayangkan wajahnya yang memerah sampai ke akar telinga.

"Apakah kamu ingin mencicipi kue buatan kita?"

Sambil menaruh kepalanya di dada Denis.

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu