Istri Direktur Kemarilah - Bab 234 Hanya Penolakanmu yang Bisa Membuatnya Mati Hati

Sheila menoleh ke arah suara dari tempat duduknya, kebetulan pas berkenaan dengan tatapan pria itu… ...

Pria itu berkulit putih, rambut cokelat agak keriting, anting-anting biru di telinga kanan berkilauan.

Sheila tidak memiliki kesan yang baik terhadap pria ini karena masalah Sisi, hanya saja kenapa masalah keluarga Hermawan, dia bisa datang.

Dengan cepat masuk lagi seseorang, seorang wanita yang tampak berusia awal tiga puluhan.

Wanita itu terlihat anggun, kepala mengenakan topi bertepi lebar, gaun putih menutupi tubuh, kelihatan bahwa dia adalah nyonya dari keluarga kaya… …

"Di mana cincinnya?" Begitu memasuki pintu, wanita itu langsung meluncur ke inti, tampaknya dia adalah orang yang tidak suka bertele-tele.

Menampak wanita itu, Jesi segera bangkit dari posisi: "Nyonya Hermawan… ... Di sini, coba kamu lihat, apakah ini adalah cincin milik Keluarga Hermawan?"

Nyonya Hermawan mengambil cincin itu, hanya perlu pandangan sekilas sudah bisa memastikan keasliannya: "Benar, memang merupakan cincin milik Keluarga Hermawan, kenapa bisa ada di kamu?"

Jesi menoleh ke arah Sheila: "Kutemukan dari tubuh wanita itu."

Sheila sudah berdiri dari sofa: "Hai Nyonya Hermawan, aku adalah teman Kenny, namaku Sheila Wijaya."

Ini adalah pertama kalinya Sheila bertemu ibu Kenny, dia biasanya jarang mendengar Kenny membahas tentang ibunya, tidak sangka ibunya terlihat begitu muda.

Nyonya Hermawan meliriknya dengan acuh tak acuh, "Kenapa cincin Keluarga Hermawan bisa ada padamu?"

"Kenny yang menitipkannya padaku, tapi aku tidak sengaja meretakkannya. Awalnya aku ingin memperbaikinya terlebih dahulu dan kemudian secara pribadi mengembalikannya … ..." Membahas ini, Sheila merasa sedikit bersalah. Bagaimanapun, cincin ini adalah barang pusaka yang telah dirawat begitu lama dengan hati-hati, tetapi malah dicacati oleh orang luar.

Setelah berhenti beberapa detik, dia melanjutkan: "Jika perlu membayar kerugian, aku bisa… ..."

Sebenarnya dia sendiri juga tahu bahwa nilai cincin itu tidak dapat diukur dengan uang, tetapi apa yang bisa terpikir olehnya, selain uang, tidak ada lagi cara lain untuk mengganti kerugian dari cacat itu.

Jesi tiba-tiba mendengus dingin: "Apakah menurut kamu uang dapat menyelesaikan segalanya? Itu adalah pusaka Keluarga Hermawan, bagaimana bisa menggunakan uang untuk menyelesaikan masalah ini? Benarkan, Nyonya Hermawan."

Nyonya Hermawan tidak bicara, hanya menatap celah pada permata, tampak sangat sakit hati.

Semakin Nyonya Hermawan berekspresi tertekan, Jesi semakin dapat memanfaatkan kesempatan untuk memperbesar masalah, berkata: "Lagi pula, siapa yang tahu bagaimana kamu bisa mendapatkan cincin ini? Kamu mengatakan bahwa Kenny yang menitipkannya di tempat kamu, tapi itu hanya pengakuan dari satu pihak! Aku menjadi ingin tahu, barang yang diwariskan oleh Keluarga Hermawan untuk menantu, Kenapa bisa muncul di tempat Nyonya Salim? "

Walau Sheila memiliki seratus mulut, tetap sulit baginya untuk mengklarifikasi masalah ini, tidak peduli dalam kondisi apa pun, cincin itu memang tidak seharusnya diterima olehnya, apalagi cincin yang begitu bermakna.

Melihat Sheila tidak berbicara, Jesi semakin besar hati: "Kalau kamu tidak bisa menjelaskannya, maka hanya ada satu kemungkinan, yaitu kamu yang mencuri cincin ini. Nyonya Hermawan, kamu adalah pemilik cincin ini, aku sarankan kamu untuk melapor polisi, jangan dengan mudah melepaskannya.”

“Tentu saja.” Nyonya Hermawan menganggukkan kepala tanda setuju.

Wajah Jesi penuh sukacita, dia sudah menduga bahwa Nyonya Hermawan pasti tidak akan melepaskan wanita ini, jadi dia pun mengeluarkan ponsel dan melakukan panggilan telepon: "Aku segera membantu kamu melapor polisi."

"Tunggu!" Nyonya Hermawan menghentikannya: "Aku mau menanyakan beberapa hal padanya.”

Kekecewaan Jesi tidak bisa disembunyikan, dengan enggan mematikan telepon.

Nyonya Hermawan mulai bertanya pada Sheila: "Kamu adalah teman Kenny?"

Sheila mengangguk.

"Benar-benar Kenny yang menitipkan cincin ini kepadamu?"

“Iya.”

“Kenapa Kenny menyerahkannya ke kamu?”

Pada saat itu, Kenny menyerahkan cincin padanya dengan alasan bahwa cincin ini dapat mendeteksi racun baru yang berbahaya pada tubuhnya… ...

Tapi dia jelas tidak boleh berkata demikian, ketika dia sedang memikirkan cara untuk memberikan penjelasan, Jesi mencibir dan berkata: "Nyonya Hermawan, kamu jangan percaya kata-katanya, walau bukan dia yang curi, Nyonya Muda Salim ini tetap saja bukan orang yang biasa, selain Tuan Muda Salim, aku mendengar bahwa Tuan Huo juga tergila-gila padanya.”

Maksud dari perkataannya itu sudah sangat jelas, implikasinya adalah bahwa cincin ini didapatkan olehnya dengan cara merayu Kenny.

Pokoknya, jika bukan mencuri, maka adalah menipu.

Sheila tidak berbicara, dia hanya merasa lucu, Nyonya Hermawan sendiri bahkan tidak mengatakan sepatah kata pun, dia, Jesi sebagai orang luar malah berdebat dengan begitu semangat.

Karena kata-kata Jesi , Nyonya Hermawan akhirnya mulai menilai Sheila dari atas sampai bawah: "Kamu adalah Nyonya Muda Salim?"

“Iya.”

Nyonya Hermawan mengangguk, tidak bertanya lagi. Dia berjalan ke hadapan Sheila dan menyerahkan cincin kepadanya: "Jika kamu ingin mengembalikan cincin ini ke Keluarga Hermawan, silakan mengembalikannya ke Kenny terlebih dahulu, biarkan dia sendiri yang mengembalikannya."

"Hah? Nyonya Hermawan, apakah kamu keliru? Dia menipu cincin ini dari Keluarga Hermawan, dan juga meretakkan cincin. Dia seharusnya bertanggung jawab atas semua ini. Kamu tidak boleh membiarkan orang-orang seperti dia bebas dari hukuman."

"Nyonya Sinai, masalah Keluarga Hermawan, kenapa kamu sebagai orang luar harus mengatur begitu banyak?"

Jesi terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa, melihat bahwa masalah tidak berkembang sesuai harapannya, jantung serta paru-parunya bagai akan meledak!

Apa yang sebenarnya terjadi?

Nyonya Hermawan tidak hanya tidak meminta kompensasi dari wanita itu, sebaliknya dia malah kembali menyerahkan cincin kepadanya?

Jangan-jangan cincin ini bukanlah pusaka Keluarga Hermawan? Mengapa begitu mudah untuk diserahkan kepada orang luar?

Sheila juga agak kaget. Dia awalnya masih berpikir jika Nyonya Hermawan mempermasalahkan hal ini, dia juga tidak bisa membuktikan bahwa cincin ini memang diberikan oleh Kenny kepadanya, karena sekarang Kenny sama sekali tidak bisa dihubungi, tanpa saksi, tampaknya dia harus berkunjung ke kantor polisi.

Tidak sangka Nyonya Hermawan tidak hanya tidak mempermasalahkannya, sebaliknya malah menyerahkan cincin itu kepadanya?

Nyonya Hermawan meninggalkan ruangan, Sheila mengejarnya.

Dia memanggil Nyonya Hermawan: “Nyonya Hermawan, kamu… …”

Nyonya Hermawan membalikkan badan dengan anggun: “Apakah kamu mau bertanya kenapa?”

Sheila menganggukkan kepala.

“Karena kamu adalah Nyonya Muda Salim, tapi di dalam hati Kenny malah ada kamu.”

"..." Mata Sheila membelalak dengan kaget dan menatap Nyonya Hermawan, hati Kenny ada dia? Dia segera menggelengkan kepala: "Tidak, Nyonya Hermawan mungkin salah paham, aku dan Kenny cuman teman ..."

Lagi pula Kenny sendiri juga mengatakan kepadanya, karena teman, sehingga selalu membantunya.

Nyonya Hermawan tersenyum tipis: "Sebenarnya sebagai seorang ibu, tidak mungkin akan membiarkan hal seperti ini terjadi. Hubungan aku dengan Kenny tidak begitu baik, karena beberapa kesalahpahaman, dia enggan memaafkan ibunya ini. Dia bahkan tidak mau berbicara dengan aku walau hanya sekali dalam setahun. Pada hari itu, dia datang menemui aku, satu-satunya yang dia katakan adalah menginginkan cincin, kemudian aku secara tidak sengaja mendengar dia bertengkar dengan ayahnya, pembicaraan mereka menyangkut kamu."

Sheila menggigit bibirnya, entah kenapa dia tiba-tiba ingin mengatakan 'maaf' kepada Nyonya Hermawan.

Jika dia mengetahui hal ini sejak awal, dia pasti tidak akan menerima cincin itu.

Nyonya Hermawan sepertinya tahu apa yang mau dikatakannya, berkata perlahan:

“Karena dia sudah memberikan cincin ini ke kamu, kalau kamu mau mengembalikannya, silakan kamu secara pribadi menolaknya, karena hanya penolakan dari kamu yang bisa membuatnya mati hati.”

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu