Istri Direktur Kemarilah - Bab 136 Jangan-jangan Dia Hamil ? (1)

Yuna duduk dengan posisi yang anggun, seperti sedang memperagakan pada Sheila: "Ambilkan air lemon."

Andi sekilas memelototi Sheila: "apakah kamu tuli? Ambilkan air lemon di dapur untuk Nona Yuna!"

Ternyata sedang menyuruh dirinya.

Sheila sabar, akhirnya tetap pergi ke dapur dan keluar dengan membawa baskom kaca kecil kepada Yuna untuk mencuci tangan.

Tangan Yuna yang putih dan halus berendam di dalam air lemon, telapak dan punggung tangan saling menggosok, selesai cuci, memerintah dengan sikap anggun: "serbet."

Sheila meletakkan baskom kaca kecil, mengambil serbet untuk mengelap Yuna.

Mengembalikan semua barang yang ada di nampan ke dapur, Andi menyuruhnya lagi untuk membawakan segelas air untuk Yuna dan Nyonya Besar.

Di atas nampan terletak segelas air dan sebuah baskom kaca kecil yang kosong, Nyonya besar Salim mengambil air, setelah berkumur langsung memuntahkannya ke dalam baskom.

Tindakan yang sama diulang oleh Yuna, terlihat dia mengambil gelas dengan gerakan yang anggun, berkumur, lalu agak membungkuk dan memuntahkan air ke baskom.

Sekali, dua kali, sampai pada ketiga kalinya, ide muncul di benaknya, dia memuntahkan air ke tangan yang memegang nampan.

Perut Sheila seketika merasa mual, tangan berayun-ayun untuk menghempaskan air kotor di tangannya, alhasil, gelas kaca, baskom kaca, serta air bertumpahan di lantai.

"Bodoh! Kamu bahkan tidak bisa memegang nampan dengan stabil! Cepat bersihkan." Nyonya besar Salim sangat tidak senang, dari sudut pandangnya, tidak bisa terlihat Yuna memuntahkan air ke tangan Sheila.

Nyonya besar Salim memberi isyarat mata pada Andi, Andi bergegas kemari, mengangkat kaki dan menendang Sheila.

Sheila yang tidak sigap langsung terjatuh ke air bekas kumur.

Rambut berantakan, pakaian kotor, tangan juga terbasahi oleh air ludah Nyonya besar Salim dan Yuna.

Dia tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk mendeskripsikan keterpurukannya sekarang.

Bangkit dari lantai, mengayunkan tangan dan hendak menampar Andi, tidak makan selama lima hari, kekuatannya bisa dibayangkan.

Tangannya dengan mudah tertahan oleh Andi, dihempas dengan kuat, dia terjatuh ke lantai lagi.

"Andi, sudahlah, kak Sheila juga bukan sengaja." Yuna dengan santai berdiri, pura-pura membantu Sheila: "Kak Sheila, kamu tidak apa-apa kan? Cepat berdiri dan bersihkan."

Sheila sama sekali tidak memberi muka padanya, bahkan berada pada kondisi yang terperosok, dia tetap keras kepala untuk berdiri sendiri, memelototi Andi dengan ganas.

Sesuai dengan sifatnya, kesabarannya ini membuat Yuna yang sedang memandang sosoknya menjadi semakin tidak tenang.

Sheila kembali ke kamar dan sekadar membersihkan, ketika dia keluar, mereka sedang makan steak sapi.

Aroma daging menyebar di udara, perutnya bergemuruh.

Dia berdiri di samping meja makan tanpa bersuara, terlihat Yuna memegang pisau dengan jari jempol dan telunjuk, bentuk posisi tangan seperti sedang menari, kemudian gerakan saat minum air, semua gerak-geriknya menyatakan bahwa dia sudah mempersiapkan dirinya untuk menjadi Nyonya muda Salim.

"Kenapa hanya berdiri di sana saja? Tuangkan jus jeruk untuk aku dan Yuna." Nyonya besar Salim memotong steak dan memasukkan ke dalam mulut, steak itu dipanggang medium rare, juice daging menodai ujung mulut, terlihat seperti vampir.

****(medium rare adalah tingkat kematangan daging steak yang dalamnya masih juicy, atau ada cairan seperti darah)*****

Sheila mengambil wadah kaca yang terisi penuh dengan jus jeruk, melangkah ke sisi Nyonya besar Salim dan menuangkannya segelas penuh jus jeruk, sekilas memandang steak sapi, tidak berkata apa-apa.

Namun, pandangannya ini tertangkap oleh Yuna, berkata ironi: "kak Sheila dikurung begitu banyak hari, pastinya sudah lapar kan."

Sheila tidak menjawab, hanya melihatnya dengan tatapan dingin.

"Andi, suruh dapur buatkan seporsi steak untuk kak Sheila."

Andi tersenyum dengan maksud paham, dia keluar dari dapur dengan seporsi steak tanpa menghabiskan waktu lama--

Di dalam piring putih, berlumuran darah, itu adalah daging mentah, sama sekali tidak dipanggang.

"Tarik kursi untuk kak Sheila."

Atas perintah Yuna, pelayan menarik kursi, menekan pundak Sheila untuk memaksanya duduk.

Andi meletakkan piring itu di depan Sheila, mengambil garpu dan pisau, memotong dan menyodorkannya ke mulut Sheila.

Novel Terkait

Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu