Istri Direktur Kemarilah - Bab 174 Dia Menginginkan Hatinya

Begitu mendengar dia mau keluar para gadis itu pun sontak padam kegembiraannya, yang terdengar hanya desahan putus asa.

“Kami sudah lama tidak keluar dari sini!”

“Tuan Huo tidak mengizinkan kami pergi, biasanya kalau kami butuh sesuatu maka kami harus menulis sebuah list kemudian ada orang yang akan pergi membelikan keperluan kami.”

“Kamu tidak mungkin bisa keluar sendirian, kamu hanya akan berputar-putar disana….”

Sheila merasa semakin kecewa : “Apa tidak ada cara lain?”

“Satu-satunya cara adalah meminta Tuan Huo mengatur bawahannya untuk membawa dirimu keluar….”

Sheila bergumam : “Kalian harus membantuku.”

Mereka mengangguk.

Hari kedua, dini hari.

Mereka yang biasanya suka tidur bermalas-malasan kali ini bangun pagi-pagi dan duduk di meja makan menunggu Tuan Huo untuk sarapan pagi.

Regen datang dengan mengenakan piyama biru tua, dia agak terkejut melihat meja makannya sudah penuh dengan para gadis : “Kenapa kalian hari ini pagi sekali?”

“Berhubung Nona Wijaya baru datang jadi kami berniat menjamunya sebagai tuan rumah yang baik…..”

“Iya, benar, kami ingin saling mengenal supaya bisa mengakrabkan diri, bukan begitu?”

“Benar sekali, karena kita semua tinggal bersama, maka sudah sepatutnya kita juga makan bersama.”

“……”

Sheila membawakan dia semangkuk bubur, lalu berkata : “Aku masih baru disini jadi mereka sangat memperhatikanku, tapi aku merasa sedikit sungkan.”

“Kenapa harus sungkan?”

“Aku tidak tahu ada banyak orang disini, jadi aku tidak membawa apa-apa!” Lalu dengan penuh perhatian dia mengambilkan sebuah sandwich untuk Regen : “Aku ingin pergi membeli hadiah untuk mereka.”

“Kalau kamu mau beli barang, buat sebuah list, aku akan menyuruh orang membelikannya untukmu.”

“Aku ingin pergi pilih sendiri, dengan begitu jadi lebih tulus.”

Regen merasa ada sesuatu yang tidak beres : “Apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan?”

“Apa yang aku katakan tadi tidak cukup jelas?”

Alis lelaki itu berkedut, tawanya begitu angkuh, seakan-akan tidak peduli apapun yang Sheila lakukan, dia dapat memastikan kalau wanita itu tidak bisa pergi dari jangkamuannya.

Dia memandang Sheila dengan tatapan curiga : “Kamu mau keluar?”

Sheila tidak mengangguk namun dia tersenyum ke arahnya.

“Jangan-jangan kamu mau memanfaatkan kesempatan ini untuk kabur.”

“Tidak mungkin, bukankah aku sudah bilang aku bersedia tinggal untuk menemani jantungmu, karena bagaimanapun juga itu adalah jantung Kenny.”

Dengan bicara seperti itu, berarti sudah percaya kalau jantung itu milik Kenny!?

Atau karena wanita ini percaya kepadanya, sehingga dia merasa lega lalu memakan sandwich yang dia berikan, diantara kerumunan gadis-gadis yang riuh-rendah, sepertinya jantungnya hanya berdetak demi wanita ini.

Bahkan gadis-gadis lain membuatnya merasa gusar hingga dia ingin mengusir mereka keluar, menyisakan Sheila dan dirinya.

“Jadi, Nona Sheila mau keluar ya? Kebetulan sekali aku menyukai sebuah model pakaian dalam, karena biasanya yang pergi belanja adalah pengawal, jadi aku sungkan memintanya untuk beli…..”

“Aku juga, aku menyukai sebuah produk perawatan kulit…..”

“Tulis semua.” Regen memerintahkan pengawal disampingnya, kemudian pengawal itu langsung membuat daftar belanja di tablet pc miliknya.

“Jadi aku boleh pergi keluar ya?”

“Aku akan menemanimu pergi.” Regen tersenyum jahat, dia mengulurkan tangan kemudian pengawal mengambilkan sesuatu dan menaruh di tangannya.

Dilihat baik-baik, ternyata itu adalah…..borgol!

“Jangan-jangan….” Sheila mengerutkan kening, dia merasakan ada yang tidak beres.

Regen tertawa puas, lalu terdengar suara klik, borgol itu sudah terpasang di salah satu pergelangan tangan Sheila.

Lalu borgol yang satu lagi ternyata dipasangkan di tangannya sendiri!

“Kamu!”

“Apa kamu senang? Aku akan menemanimu pergi.”

Apanya yang senang!

Sheila hampir tak tahan rasanya ingin memaki orang!

……

Sementara itu, di kediaman Salim

Denis memandangi foto-foto yang sangat menyayat hatinya, seorang wanita yang begitu perhatian menyuapi sang lelaki, kemudian memotong apel, dan lelaki itu bahkan mendaratkan sebuah ciuman yang manis di keningnya….

Meskipun bisa pura-pura berekspresi, namun jika dilihat dari karakternya Sheila kalau dia tidak bersedia maka tidak ada orang yang bisa memaksanya…..

Dan saat ini dia malah tersenyum dengan gembira, tangan Denis terkepal erat di dada, terasa sakit seperti dilubangi, darah mengalir keluar tanpa henti.

Dia bisa saja tidak usah melihat foto-foto itu, tapi dia malah menyiksa dirinya sendiri karena ingin tahu apakah Sheila hidup dengan baik!

“Tuan…. Handphone nyonya mudah sudah aktif!” Jack tergopoh-gopoh menghampiri Denis, dia mengira kalau berita baik ini akan membuat Tuan Muda gembira.

Tak disangka ternyata dia tidak melirik sedikitpun.

Tidak ada respon? Padahal dia tiap hari menatap layar handphone untuk memastikan apakah Nyonya Muda mengaktifkan handphonenya, sampai tidak tidur semalaman, kalau bukan karena ingin melihat foto, mungkin dia sekarang masih menatap layar handphonenya.

“Tuan muda, GPSnya sudah dinyalakan, apakah sekarang kita bisa mengirim orang…..”

“Tidak usah.” Sebenarnya dia bisa memaksanya, mengurungnya, namun kelihatannya dia begitu bahagia, kalau dia mengirim orang untuk membawanya pulang, namun hatinya tidak berada disini, lalu apa gunanya?

Yang dia inginkan adalah hatinya.

Ting ---

Ada foto yang dikirim ke tablet lagi, pastilah itu foto mesra mereka.

Dia tidak meliriknya sedikit pun, bahkan tabletnya dilempar ke lantai!

Jack menundukkan kepala dan melirik tablet itu, tiba-tiba matanya membelalak sambil menunjuk layar tablet : “Tuan Muda---“

“Pergi!”

Jack menutup mulutnya lalu berjalan keluar, saat pintu hampir tertutup, dengan berani dia bicara dari sela-sela pintu : “Tuan Muda, posisi Nyonya Muda berada di dekat sini.”

Dia khawatir kalau tidak mengatakannya, maka Tuan Muda akan menyalahkannya karena tidak diberitahu dari awal.

Ternyata----

Tiba-tiba Denis mendongak : “Kembali kesini!”

Jack mendorong pintu kemudian melangkah masuk.

“Dimana dia?”

“Dari latar belakang di dalam foto, mereka sedang berada di mall.”

“Mereka?”

“Uhm….. Nyonya Muda bersama dengan Tuan Huo.”

Mata Denis memicing kemudian dia langsung turun dari ranjang, seperti ketika menunggu hasil test dari rumah sakit belum keluar maka dia belum mau menyerah, dia mau memastikan hubungan mereka dengan mata kepalanya sendiri, meskipun ini adalah proses menyakiti diri sendiri.

“Panggil Josiah kesini, aku ingin dia merubah penampilanku!”

“Baik.” Tuan Muda biasanya tidak perlu dandan karena memang dia sangat tampan, namun hari ini dia sengaja memanggil stylist datang, rasanya malah seperti prajurit yang mau memakai baju zirah untuk pergi berperang.

Apakah Tuan Muda sudah memutuskan untuk berhadapan dengan Tuan Huo?

“Tunggu dulu!”

Sepertinya Denis teringat sesuatu : “Ajak Yuna juga.”

Jack buru-buru mengangguk, benar juga, kalau tuan muda pergi sendiri maka akan terkesan disengaja, atau memang Tuan Muda memikirkannya dengan penuh pertimbangan, kemudian Jack memikirkannya sambil bergegas pergi, handphonenya saja masih belum dikeluarkan, tepat pada saat itu dia melihat Nona Yuna berjalan keluar dari vila sebelah.

Kebetulan sekali.

Kemudian dia memanggil Yuna Sinai.

Senyum Yuna terkembang, tentu saja bukan kebetulan dia berada disini, dialah yang mengirimkan foto-foto itu kepada Jack melalui IP yang disembunyikan…..

Di Mall

Para pengawal bertugas membuka jalan, dan para penjual di mall pun ramai-ramai melihat mencari tahu.

Begitu melihat banyaknya pengawal padahal tujuannya hanya berbelanja dan suasananya seperti latihan tentara, membuat orang merasa khawatir.

Akhirnya kerumunan orang tersebut bubar dan memberikan jalan kepada mereka sehingga para pengawal itu tidak perlu turun tangan.

Barulah ketika sepasang pria tampan dan wanita cantik muncul, mulai terdengar suara pekikan.

Langkahnya terseret karena tangannya diborgol, Sheila berjalan dengan kepala tertunduk, tidak berani mengangkat kepalanya.

Penampilan mereka yang berbeda ditambah lagi dengan borgol di pergelangan tangannya membuat orang-orang berdiskusi.

【Kenapa mereka diborgol? Apa mereka sedang syuting film gangster?】

【Tidak ada kamera, syuting darimana? Apa kamu tidak pernah dengar ada beberapa pasangan kekasih yang suka memakai benda itu? ‘tidak peduli sampai kemanapun juga, aku tidak akan kehilanganmu’ coba pikir bukankah sangat romatis?】

【Prianya sangat tampan, tapi kenapa yang perempuan selalu menunduk? 】

【Mungkin merasa malu.】

Sheila memang merasa sungkan, bahkan dia merasa sangar malu, dia berkata : “Suruh orang-orangmu untuk bubar, apakah hanya berbelanja saja perlu begitu banyak pengawal?”

Angkuh dan menarik perhatian, inilah Regen Huo.

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu