Istri Direktur Kemarilah - Bab 138 Memberinya Sebuah Hadiah Buatan Tangan (1)

Nyonya Besar Salim mendengarkan perkataan Sheila, dia tiba-tiba panik dan berkata, "Yuna, Nenek belum pernah mencoba supmu, bolehkah kamu pergi memasak untuk nenek mencobanya?"

Yuna sangat membenci dan ingin mengambil garpu di tangannya dan menyodok wanita di depannya!

Kehamilannya tidak tahu apakah itu benar atau tidak, jika itu adalah kehamilan palsu, lupakan saja.

Jika benar-benar hamil ...

Tuan Besar Salim itu akan segera meminta kakaknya pulang. Sekarang, Kak Denis akhinya bercerai dari wanita ini, dan kakaknya tidak dapat kembali lagi, peluangnya untuk menang adalah yang terbesar.

Tidak! Tidak boleh membiarkan dia kehilangan bayi itu, dan jangan pernah membiarkan kakak kembali!

Juru masak sudah siap menangani ikan dan menyerahkannya kepada Yuna. Minyak dalam panci panas. Yuna melemparkan ikan ke panci dari jauh, dan minyak panas itu memercik, membuatnya takut dan menjerit.

Sheila duduk di meja makan, berkata dengan dingin, "Apakah Nona Yuna sedang mendemonstrasikan bagaimana menjadi seorang Nyonya Muda Salim yang memenuhi syarat? Ternyata Nyonya Muda Salim memasak sup dan perlu berteriak ..."

Nyonya Besar Salim: "..."

Begitu kata-kata itu selesai, terdengar suara panci dan spatula, seperti sedang perang, terdengar suara-suara alat senjata.

Nyonya Besar Salim mengerutkan kening, dan kerutannya lebih dalam.

Tidak perlu dikatakan, Nyonya Besar Salim bisa menebak keterampilan memasak Yuna ...

Segera, satu panci sup ikan berwarna putih susu dimasak, juru masak menyajikan ke mangkuk kecil untuk Sheila: "Nyonya Muda, Silahkan diminum ketika panas."

Sup ikan itu sendiri memiliki sedikit bau, dan Sheila tidak menyukai bau ini, jadi dia langsung menoleh ke samping wajahnya: "Tiba-tiba aku tidak mau minum."

"..."

Yuna langsung marah, baru saja mau duduk, dia segera berdiri dan berkata: "Yang mau minum adalah kamu, yang tidak mau minum juga kamu, apa yang kamu inginkan?"

"Ternyata menjadi Nyonya Muda Salim sifatnya begitu pemarah ..."

"..." Yuna dibilangnya sampai wajahnya merah seperti mau berdarah.

“Apa yang ingin kamu makan?” Nyonya Besar Salim tidak membiarkannya memperbesar masalah, sikapnya yang sombong, nafsu makan hilang diaduk oleh wanita ini.

Dia awalnya ingin mengatakan kepadanya bahwa terserah dia mau makan atau tidak, tetapi wanita ini telah lapar selama lima hari, jika dia tidak makan lagi, seandainya dia mati kelaparan, Tuan Besar Salim dan Denis pasti akan marah karena masalah tersebut.

Oleh karena itu, Sheila hanya bisa berkata dengan suara yang lembut: "Aku meminta dapur memasak sup ayam, ibu hamil harus makan yang bergizi."

"Baiklah, aku mendengar bahwa semua pelayan naik ke pegunungan untuk menangkap binatang liar. Aku mendengar bahwa binatang liar lebih bergizi ..."

"Tidak boleh! Itu bahan untuk para tamu pesta besok." Yuna dengan susah membujuk nenek, besok Yuna ingin orang-orang di seluruh dunia tahu bahwa keluarga Salim menghargainya.

"Yah, kalau begitu aku hanya bisa kelaparan, di mana ponselku? Aku harus mengecek di internet, biasanya tidak makan selama berapa hari, akan menggugurkan anak?"

Apakah ini masih perlu dicek? Jangankan janin, orang tidak makan dalam waktu lama, orang dewasa pun akan mengancam nyawanya.

“Pergi dan masak!” Nyonya Besar Salim menghitamkan wajahnya dan menyuruh juru masak untuk melakukannya.

Akhirnya Sheila puas, dan mengulurkan tangan: " punggungku sakit sekali, aku harus keluar dan jalan-jalan sebentar. Ketika aku pulang seharusnya sudah disajikan makanan enak, benar?"

Yuna sangat emosi, dan dia hanya bisa menyaksikan wanita itu sombong. Dia tidak ada bukti yang membuktikan apakah wanita ini benar-benar hamil?

Sheila mengangkat alisnya dan berjalan keluar dengan malas.