Istri Direktur Kemarilah - Bab 223 Kangen Dia, Kangen Gila

“Lihat apa?” Denis berjalan mendekat.

Sheila buru-buru memindahkan kaca pembesar: “desain asli, di antaranya ada beberapa yang belum jadi, aku ingin membantunya menyelesaikan.”

Denis mengoper perekam mini padanya.

“Sudah rekam?” Sheila menerima perekam mini, menekan tombol menyalakan, mau memeriksa isi di dalamnya, sesuai sikap Denis ini yang sangat amat arogan, Sheila sungguh khawatir kata-kata yang ia ucapkan, semua akan berubah menjadi ancaman.

Sheila sudah meenyangka Denis akan bilang apa saja semuanya——

Bedasarkan sikapnya, kira-kira ia akan bilang: aku peringatkan kamu, cepat sedikit sadar, kalau tidak, aku akan bunuh Fahmi……

Atau akan bilang: kalau kamu tidak sadar juga, jangan harap kamu bertemu Sheila lagi……

Ya, ini seharusnya kata-kata yang Denis akan bilang.

Tapi, Sheila membuka perekam mini, satu-satunya rekaman yang terlihat di layar tanpa disangka dikunci!

“Kamu kasih sandi?” tanpa disangka, ini kan untuk didengar suster menyusui, kenapa harus diberi sandi?

“Demi mencegah beberapa orang tertentu curi-curi dengar.” Denis mengangkat alisnya menjelaskan: “kata sandinya dibatasi selama 7 hari, setelah 7 hari otomatis akan diakses, di saat ini, kamu harus memikirkan bagaimana menyenangkan aku.”

Pria ini, tanpa disangka belum lupa masalah menyenangkannya ini……

TOK——

PRAK——

Di belakang, Jack menabrak menjatuhkan vas bunga yang diletakkan di sisi dinding, vas kaca itu jatuh hancur ke lantai.

Denis mengernyitkan alisnya kuat-kuat, hanya melihat para pembantu beramai-ramai lari mendekat membereskan situasi demi Jack, Jack malah dengan ekspresi khawatir berlari ke hadapan Denis: “Tuan Muda.”

Selesai bicara, dengan sangat cepat melihat Sheila sekilas.

“Bicara.” jari Denis terikat di rambut Sheila, memainkannya, malah terlihat kalau Jack lama sekali tidak bersuara.

Sheila tahu Jack tidak leluasa membiarkannya mendengar, maka bangkit berdiri: “aku naik ke atas dulu.”

Jack menunggu sampai Sheila naik, tidak melihat bayangan tubuhnya lagi, baru bilang: “nelayan di sekitar daerah laut, bilang pernah melihat dokter Kenny, Tuan Muda mau tidak pergi dan bertanya sendiri……”

Denis menyipitkan matanya sedikit, bangkit berdiri, saat naik ke atas Sheila sedang duduk di atas ranjang mempelajari desain asli, merasakan aura yang tegang memancar dari seluruh tubuh Denis, mengangkat kepalanya, Denis sudah berjalan ke hadapan Sheila.

“Ada masalah penting yang harus diurus ya?”

“Ya.” jari Denis memegang dagu Sheila, mencium bibirnya.

“Kapan pulang?”

“Secepatnya.”

Bibir dan lidah mereka berdua terjalin cukup lama, Denis baru lergi dengan langkah besar.

Sheila berjalan sampai ke depan jendela model Perancis, setelah melihat mobil Denis hilang dari dari pandangannya, baru kembali ke atas ranjang, kembali mengambil kaca pembesar, mempelajari desain asli.

Rumah kabut

Reina duduk di atas sofa, membuka lihat Regen telepon genggam, di telepon genggamnya tanpa disangka ada beberapa foto wanita, wanita itu berambut warna cokelat, tertawa cerah dan menawan……

“Kak, wanita yang ini ya?” ia menggoyang-goyangkan layar di hadapan Regen: “ia cantik atau aku yang lebih cantik?”

Regen: ”……“

Regen mengulurkan tangan merebut kembali telepon genggamnya, sepasang kakinya duduk menyilang di atas sofa, menekan beberapa kali di layar, menjadikan foto wanita tersebut jadi screensaver

Hatinya mulai lagi berdegup kencang tidak terkontrol, sudah berapa hari mereka tidak bertemu?

Kangen dia, kangen gila.

“Tuan Muda.” pengawal buru-buru mendekat, melihat tubuh Reina yang seksi, menunduk dengan tidak enak hati.

Reina saat ini memakai tang-top yang bagian dadanya rendah dan berwarna merah ditambah celana letat, lekuk tubuh yang seksi jelas terpampang.

Melihat pengawal menunduk, Reina bangkit berdiri dengan membusungkan dada, berjalan ke sisi pengawal, tanganya menepuk pundak pengawal: “untuk apa malu?”

Melihat wajah pengawal memerah, tertawa kecil: “kak, kamu lihat , wajahnya memerah!”

“Reina, jangan ribut lagi, ada masalah.” Regen memberi sinyal pada pengawal untuk bicara, pengawal mengosongkan tenggorokannya, berkata: “orang kita menelepon, bilang menemukan jejak Tuan Muda Susanto……”

“Tuan Muda Susanto? Samuel ya? Dimana dia?” Reina langsung bangkit berdiri mulai buru-buru: “dimana dia sekarang? Kak, aku mau pergi, aku pai mencarinya, dimana dia?”

“Dia di kantor polisi……” pengawal sedikit mengangkat matanya, melihat Nona Huo bergerak dan sudah lari naik tangga, bersiap membereskan kopernya, buru-buru berkata: “ia dan seorang wanita bertransaksi seksual di hotel Emperor, ditahan di kantor polisi……”

“Apa kamu bilang?” Reina hampir saja berteriak sampai kehilangan suaranya: “transaksi seksual!?”

“Uhuk uhuk……benar……”

“Tidak mungkin! Samuel bukan orang seperti itu, pasti karena aku duluan yang salah padanya, ia marah, kemudian balas dendam padaku.”

“Informasi ini datang dari kantor polisi……”

“Pasti wanita itu duluan yang menggoda Samuel! Aku mau pergi lihat penggoda mana yang melakukannya!”

Selesai bicara Reina sudah lari kembali ke kamar, mulai membereskan kopernya.

Mengambil kesempatan saat Nona ahuo tidak ada, pengawal berjalan mendekat selangkah lagi ke Regen: “Tuan Huo, ada berita dari orang yang mencari di sekitar daerah laut, ada nelayan di desa nelayan yang pernah lihat Tuan Muda Kenny……”

Ujung mata Regen sedikit terangkat, tangan yang ada di telepon genggam bergerak sangat cepat.

“Nelayan? Kapan pernah lihatnya?”

“Detilnya juga tidak dibilang jelas, aku suruh orang tangkap nelayannya dulu.”

Saat Regen bangkit berdiri, Reina kebetulan juga membawa kopernya dan turun dari lantai atas.

Reina melempar kopernya pada pengawal: “kak, kamu juga mau pergi? Kemana kamu mau pergi?”

Telepon genggam tetap dimainkan di tangan Regen, ia tertawa samar-samar: “pergi ke tempat yang kamu tidak seharusnya tahu.”

“Ya.”

2 jam kemudian, di kantor polisi.

Di ruang interogasi, di seberang meja interogasi duduk seorang pria dan seorang wanita, semuanya tampan dan cantik.

Sisi sangat gugup, ini pertama kali seumur hidupnya masuk kantor, juga karena……masalah seperti itu.

Sisi mencuri-curi dari ujung pandangannya untuk melihat sekilas Samuel, menghadapi paksaan untuk mengaku dari polisi, sikap Samuel tanpa disangka begitu santai tidak peduli.

Sheila sangat takut, sangat takut terseret, ditahan di dalam kantor polisi tidak bisa keluar.

“Jelaskan ada apa dengan kartunya?”

“Kartunya punyaku……” Sisi demi keluar lebih cepat, menghadapi pertanyaan polisi, dengan sikap terus terang dan toleran.

Ia masih murid, bagaimana kalau sampai ada kasus mencoreng namanya?

“Memangnya tanya kamu? Aku tanyanya tuan ini.”

Awalnya Samuel yang menutup dan mengistirahatkan matanya tiba-tiba mengangkat kelopak matanya: “kartu itu miliknya.”

“Kartunya milik dia? Jadi orang yang memberi servis itu kamu?”

“Uhuk uhuk uhuk……” pipi Sisi jadi memerah karena kalimat ini, sebenarnya juga sekali mengira ia melakukan ini, mengakui rubah ini yang lebih cantik dibanding wanita, punya modal untuk melakukan profesi ini.

“Coba kamu bilang kalimat itu sekali lagi!” Samuel saat itu mengangkat kepalanya, matanya memancarkan arogansi.

“……”

Sisi ketakutan sampai nyalinya semua mau melompat keluar, ini kantor polisi, ia tanpa disangka berani mengancam polisi……

“Tuan Susanto, orang rumahmu datang membebaskan kamu!” ada suara orang yang terdengar dari luar.

Sisi refleks melihat keluar, meski ia belum pernah masuk kantor polisi, tapi di proses intetogasi, apa boleh langsung dibebaskan keluar?

Sisi diam-diam menahan lengan baju Samuel: “apa tidak boleh sekalian minta orang rumah kamu juga menjamin aku keluar?”

Ia tidak berani memberitahu keluarga Wijaya, juga tidak berani memberitahu kakak perempuannya, kalau sampai kakak perempuannya tahu ia masuk ke kantor polisi, malah tidak apa-apa, terutama masuk kantor polisi karena masalah itu, kakak perempuannya akan mengulitinya……

“Tidak bisa!” sepasang mata Samuel berwarna kaca, bicara dengan maksud yang mendalam: “barusan siapa yang bilang tidak kenal aku!?”

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu