Istri Direktur Kemarilah - Bab 213 Belajar Dulu    

Sheila memandang Denis dari kejauhan, hanya punggungnya yang menunjukkan kemarahan yang tak terkendali.

“Jack.”panggil Sheila yang berdiri disamping Jack.

Jack yang berdiri sejajar dengan Sheila, mendengarnya lalu Sheila bertanya dengan pelan: “Tuan muda kalian tidak mempedulikan ku karena tekanan dari tuan besar Salim kan?”

Jack menatap tuan muda yang berada tidak jauh, kemudian menundukkan kepalanya, dia seharusnya tidak menjawab masalah ini, tapi demi tuan muda, dia menjawab dengan jujur, “Ya.”

“Tekanan yang seperti apa? Gunakan aku atau Rinu?”

Ketenangan Sheila mengejutkan Jack: “Noynya tahu nona Rinu?”

“Aku bahkan tahu Tuan besar menggunakan nona Rinu mengancam Denis agar aku mengandung anaknya.”

Jack semakin terkejut, dia sama sekali tidak menyangka nyonya tahu semuanya.

Sheila terus bertanya: “Kamu tahu kenapa tuan besar ingin aku mengandung anak Denis?”

Jack menggeleng, dia benar tidak tahu.

“Jadi, kali ini tuan besar menggunakan aku dan Rinu untuk memberikan tekanan pada tuan muda kalian?”tanya Sheila sekali lagi.

“Nyonya.”nyonya sangat pintar, banyak hal yang tidak dapat disembunyikan darinya, daripada begitu, lebih baik ceritakan semuanya: “Tuan muda mewakili seluruh keluarga Salim, kalau tuan muda melakukan kesalahan, itu pasti akan mempengaruhi naik turunnya perkembangan perusahaan Salim, jadi tuan besar tidak mengijinkan tuan muda melakukan tindakan yang membahayakan hidup.”

“Tuan muda paling mempedulikan nyonya, selama nyonya muda ada, dan selama nyonya muda dalam bahaya, tuan muda tidak akan duduk diam tidak peduli, jadi, tuan muda ingin menjaga jarak dengan nyonya muda, akting ini ditunjukkan untuk kasih tuan besar lihat, untuk memberitahukan pada tuan besar bahwa hubungan kalian tidak baik, tuan muda menyelamatkanmu hanya demi anak yang ada didalam perutmu……”

Tuan muda dulu bermesraan untuk melindungi nona Rinu, kali ini dia mengasingkan nyonya muda untuk melindungi nyonya.

“Aku yang terlalu ceroboh.”mata Sheila terkulai, dia berulang kali jatuh ke tangan orang-orang yang berniat menyakitinya, dan beberapa kali diselamatkan Denis tanpa mempedulikan nyawanya.

“Kalau nyonya muda benar merasa bersalah, dan benar demi kebaikan tuan muda, lebih baik jangan biarkan tuan muda takut, tunggu setelah anaknya lahir, mungkin tuan besar tidak akan mempermasalahkannya lagi karena anak ini……”

Sheila tersenyum pahit, tunggu anaknya lahir, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi padanya……

Dia tidak ingin menyusahkan Denis, dia hanya ingin anak ini lahir dengan selamat.

Denis mengontrol suasana hatinya, saat berjalan kemari, ekspresi wajahnya sudah normal kembali, seolah-olah tidak ada yang terjadi.

“Tidak apa-apa kan?”Denis memusatkan perhatiannya pada wajah tegang Sheila, dia menjulurkan tangan ingin menyentuh telinganya dengan lembut, Sheila tiba-tiba teringat dengan ucapan Jack, tanpa sadar menghindar, dan melangkah mundur.

Denis:“……”

Dia melirik sekilas kearah Jack, Jack menundukkan kepala tidak berani menatap Denis, dia hanya bisa mengalihkan pembicaraan: “Tuan muda, Dokter Raimi mengatakan nona Yuna sudah sadar……”

“Ayo lihat sama-sama.”ucap Denis yang langsung menggandeng tangan Sheila, dan Sheila inisiatif melepaskan genggaman itu: “Tanganku keringatan……”

Denis mengerutkan kening, karena terbiasa dengan kebiasaannya yang canggung, Denis tidak merasakan apa-apa.

Seperti biasa pengawal mengawal tempat yang akan dituju, meskipun masih banyak pasien wanita yang menoleh melirik Denis, bahkan ada beberapa orang yang diam-diam memotretnya, sambil terus bergumam ganteng sekali.

Kamar pasien.

Mata Yuna kosong dan bersandar di tempat tidur, dia sama sekali mengabaikan kesibukan yang datang silih berganti dikamarnya.

“Yuna, ibu kupaskan apel untukmu ya?”ucap Jesi Yuma yang baru saja mengeringkan handuk membasuh wajah Yuna, kemudian lanjut sibuk mengupaskan apel untuk Yuna lagi, mulutnya terus berbicara: “Badanmu masih tidak nyaman? Tuan muda Salim ini keterlaluan, bahkan anak sendiri juga tidak diakui! Senang menindas keluarga Sinai, karena keluarga Sinai tidak ada laki-laki ya!?”

Yuna tidak mengatakan sepatah katapun.

“Jangan terlalu banyak berpikir, nanti pulang aku akan minta keadilan dengan Nyonya besar Salim, meskipun keluarga Sinai ingin memanfaatkan keluarga Salim, tapi bukan berarti kita gampang ditindas, apakah keluarga Salim sama sekali tidak menginginkan keturunan? Kalau aku melihat wanita yang menindasmu itu, pasti aku akan menamparnya kembali.”

“Ma, bisa tidak jangan banyak bicara?”

“Iya iya, ini makan apelnya.”

Yuna marah mendorong sepiring apel itu, karena Jesi tidak memegangnya dengan baik, apel-apel itu jatuh kelantai, saat memungutnya dia sadar tatapan Yuna melihat kearah keluar.

Dia juga melihat kearah pintu, ada sepasang pria dan wanita cantik jalan masuk.

“Untuk apa kalian datang kemari? Sudah mencelakai Yuna kami sampai begini, masih tidak tahu diri datang kemari!?”biasanya Jesi takut pada keluarga Salim, terutama sejak kepala keluarga Sinai meninggal, kalau tidak bagaimana mungkin posisi nyonya muda Salim diduduki oleh wanita itu?

“Ma!”Yuna menjulurkan tangan mencengkram tangan Jesi.

Denis secara alami melindungi Sheila yang ada dibelakang, lalu menatap mereka dengan acuh tak acuh: “Karena tidak menyambut kedatangan kami, kami pamit dulu.”

“Kak Denis, aku bukannya tidak menyambut……” dia menarik Jesi dengan dagunya yang mendongak: “Ma, ini semua salahmu!”

Denis tidak mengatakan apa-apa, dia membawa Sheila keluar, lalu Jack berkata: “Nona Sinai, istirahat yang baik, nanti kalau tuan muda ada waktu akan datang menjenguk lagi.”

Baru saja selesai mengatakannya, Yuna sudah melemparkan apel kepintu, Yuna marah hingga seluruh tubuhnya gemetaran, lalu lanjut melemparkan bantal, HP, gelas kelantai.

Mulut Yuna terus menggurutu: “Kalian tunggu saja!”tidak akan kubiarkan kalian! Tidak akan kubiarkan!”

Sheila dan Denis keluar dari kamar, dan meninggalkan lift, dua orang perawat yang memakai pakaian serba pink memberi mereka selebaran: “Kalau tertarik bisa mencobanya.”

Denis tidak begitu peduli dengan selebaran kertas itu, lalu perawat menyodorkannya ke Jack, Jack dengan canggungnya mengatakan: “Aku tidak butuh ini.”

“Tidak membutuhkannya juga boleh memahaminya sebentar, demi bayi yang akan lahir, boleh mempelajari apa yang akan dilakukan calon ayah dan ibu……”

Salah satu perawat menyodorkan lembaran itu ke tangan Sheila, dan Sheila hanya bisa dengan sopan menerimanya, saat dia ingin menyimpan kedalam tas, Denis mengambil kertas itu dan membacanya: “Calon ayah dan calon ibu?”

“Oh iya, banyak ayah dan ibu muda tidak pernah merasakan melahirkan bayi, kalau tidak belajar dulu, tunggu setelah anaknya lahir, akan kalang kabut, kelas pengalaman kami hari ini memungkinkan Anda mempelajari beberapa pengetahuan dasar, selain itu, kami dapat membantu anda menggambar wajah bayi anda secara gratis, apakah ada waktu untuk mencobanya.”

“Kita mau pergi lihat tidak?”Sheila dengar bisa menggunakan foto mereka lalu membuat gambar untuk mengetahui wajah anaknya, sebenarnya beberapa tahun yang lalu sudah ada aplikasi ini, dan itu hanya untuk hiburan, tidak ada yang tahu seberapa akurat, tapi bagi Sheila, dibandingkan siapapun dia lebih ingin tahu bentuk wajah bayinya, karena dirinya takut tidak bisa menemani anaknya tumbuh dewasa.

Novel Terkait

Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu