Istri Direktur Kemarilah - Bab 155 Anak Siapa

"Pulang rumah!" Suara Denis belum sepenuhnya selesai, dia sudah buru-buru melangkah keluar dari pintu.

Sepanjang jalan, supir disuruh menerobos lampu merah, perjalanan yang biasanya dibutuhkan lebih dari 20 menit, kali ini hanya membutuhkan sepuluh menit.

Jack tidak pernah melihat tuan muda begitu gegabah, apakah karena melihat video, sehingga menjadi seperti ini?

Tapi dia tidak berani bertanya, dia hanya merasa kondisi tuan muda sepertinya tidak benar.

“Suruh orang periksa makanan hari ini!” Denis melontarkan satu kalimat untuk Jack sebelum turun dari mobil.

Sedangkan dirinya langsung bergegas ke kamar tidur.

"Tuan---"

"Tuan---"

Para pelayan di sepanjang jalan bergiliran menyapa Denis, merasa bahwa tatapan tuan muda agak melayang, entah apa yang terjadi.

Denis tentunya tidak akan menghiraukan mereka, langsung bergegas ke kamar tidur.

Wanitanya masih sedang tidur.

Pada saat ini, dia bagai sepotong es batu besar, hanya dia yang bisa mengurangi panas di tubuh Denis yang bagai akan meledakkan pembuluh darahnya.

Denis menyingsingkan selimut, membawa Sheila ke dalam pelukannya, hawa panas menyerbu keluar dari tenggorokan dan mengeluarkan suara jeritan rendah yang tak tertahankan.

Sheila didekap erat hingga terasa sesak, perlahan-lahan bangun.

Membalikkan kepala, kedua bibir langsung dikecup oleh Denis.

Ciumannya kasar dan ganas, bagai ingin menelan Sheila.

Tangan besar beraksi, lengan baju Sheila koyak sebelah.

Sheila dengan sulit mengeluarkan tangan dari dekapan Denis yang erat, menjauhkan mukanya: "Denis, kamu kenapa?"

Apakah semalam terlalu memaksakan diri untuk menahan nafsu, akhirnya meledak setelah nafsu itu menumpuk sampai batas tertentu?

Denis sekuat tenaga menggelengkan kepalanya, sedikit sadarkan diri, suara serak yang rendah dan berat itu dipenuhi nafsu: “Berikan.”

“… …!”

“Aku mau kamu!”

“Tidak boleh! Denis, tidak boleh, kamu tidak boleh sentuh aku!” Denis dalam kondisi seperti ini terlalu bahaya, Sheila segera mendorongnya, meloncat ke samping pintu dengan kaki telanjang, saat hendak membuka pintu dan lari keluar, pintu sudah ditahan kembali oleh Denis!

“Kenapa aku tidak boleh sentuh kamu!?” Suara desahan dalam video itu seperti sihir, seolah-olah bergema di telinganya, tatapan Denis yang haus darah itu berusaha menahan niat membunuh: "Siapa yang boleh sentuh kamu!?"

“… …” Sheila ditekan oleh pria di pintu, karena dekat, dia samar-samar mencium bau alkohol di tubuh pria, merasakan bahaya yang tidak pernah dirasakannya.

Apa yang terjadi dengan dia? Apakah mabuk?

“Bilang!!! Siapa yang boleh sentuh kamu?”

Raungan itu hampir merobek gendang telinga Sheila, Sheila menggelengkan kepala, "Aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan! Kamu kebanyakan minum?"

Suasana hati Denis sangat kacau, berhadapan dengan wanita yang dicintainya ini, dia tidak bisa menahan pesonanya, ditambah dengan obat yang meningkatkan gairah seksual, raksasa dalam tubuhnya yang sudah beristirahat lama telah dibangunkan!

Namun, wanita ini menolak untuk disentuhnya! Sejak dia menyatakan cinta padanya, wanita ini tidak mau disentuh dia lagi!

“Tidak mau disentuh aku, karena Regen Huo!?”

Sheila menatapnya dengan tatapan konyol, apa-apaan lagi dia!?

“Bilang! Karena dia?”

“Bukan!?”

“Bukan? Bagus, buktikan ke aku! Kasih aku!” Selesai bicara, bagian kerah Sheila dirobek sedemikian besar, kulit yang putih bagai salju, kedua bulatan yang berisi, sosok seperti diperkosa itu semakin meningkatkan hasrat nafsu Denis.

Dia yang seperti ini lebih menggoda dari biasanya, lebih lezat, Denis ingin langsung menelannya.

Sel-sel tubuh Denis membuka rongga mulut darah yang besar, seolah-olah sedang berseru untuk memakannya.

Tapi, sampai sekarang pun, Denis bahkan masih takut keganasannya itu akan melukai Sheila, dia berusaha mengendalikan.

"Kamu begitu membenci aku?" Dia menahan suaranya, terdengar amat serak, mengandung semacam kepahitan yang memilukan hati.

Cintanya tidak pernah mendambakan balasan dari Sheila, tapi kenapa dia malah menggunakan fakta yang begitu kejam untuk membalasnya?

"Aku tidak pernah bilang bahwa aku benci kamu!"

"Kalau begitu, kenapa tidak mau disentuh aku!?

"Aku... ..." Sheila menggigit bibir, kata-kata yang ingin diucapkan itu sangkut di tenggorokan.

"Tidak bisa mengarang lagi?" Denis mendongak dan tertawa dingin, suara tawa itu tersirat kepasrahan.

Sheila menarik nafas dalam, seolah-olah menghabiskan seluruh tenaga untuk berkata: "Denis, tidak membiarkan kamu sentuh aku adalah karena aku hamil!"

"Iyakah?" Tatapan Denis dilintasi kejutan, tapi dengan cepat menghilang, kemudian malah bertanya dengan hina: "bukankah semalam katamu tidak hamil, cepat sekali hari ini sudah hamil?"

"Benar!"

"Coba kamu katakan, anak siapa yang kamu kandung?

"... ...!" Sheila berekspresi tidak berani percaya, lelucon apa yang mau dimainkan Denis pada saat seperti ini? Apa hubungannya dengan Tuan Huo!?

"Tidak bisa jawab, atau hubungan seks kamu terlalu kacau sampai kamu bahkan tidak tahu anak siapa yang kamu hamili?"

"Denis Salim! Apa yang sembarang kamu katakan? Anak ini punyamu!"

"Kalau punya aku, kemarin aku memberikan kamu begitu banyak kesempatan, kenapa kamu tidak bilang!?"

"Aku... ..." Bagaimana cara Sheila menyampaikan pada Denis bahwa tubuhnya ada semacam virus jenis baru? Bagaimana memberi tahu Denis bahwa begitu dia melahirkan anak ini, dia kemungkinan akan mati, karena ini, jadi dia sangat bingung, tapi bolehkah dia mengatakan semua itu?

Walau dia katakan, virus tidak terdeteksi, apakah Denis masih akan percaya?

Pria tertawa dengan sangat kejam--

"Sudah telat." Denis melengkungkan bibir: "apa pun yang kamu katakan, aku sudah tidak akan percaya dengan kebohonganmu itu."

Dia paling benci dibohongi dan dikhianati, tapi Sheila malah terus-menerus menentang batas kesabarannya.

Denis merasa dirinya sudah menahan sampai titik batas, dia membuka tenggorokannya yang haus kering, dengan kuat merobek kemejanya sendiri.

Seperti seekor binatang buas yang kelaparan, menampakkan dada yang berisi dan kuat!

Dada Sheila terasa sakit, dia juga ketakutan, dia sangat takut kalau Denis akan menggunakan cara yang keras dan memaksa, memang benar, dia pernah berpikir untuk menggugurkan anak ini.

Memang benar, memberinya sekarang, anak gugur, satu tindakan dua pendapatan.

Tapi, sekarang dia sudah tidak bisa!

Dia tidak tahu kenapa Denis akan mencurigai dia dan Regen, mencurigai bahwa anak ini punya Regen.

Karena ini juga, dia semakin ingin melindungi anak ini dengan baik, dia ingin membuktikan dengan fakta bahwa anak ini punya Denis.

Jika tidak, begitu anak ini gugur, tidak ada lagi fakta yang dapat diungkapkan... ...

Pemikiran-pemikiran ini dengan cepat melintasi benaknya.

Dia merasa jika dirinya masih tidak meninggalkan sini, pastinya akan ditelan habis oleh Denis... ...

Sheila dengan cekat mendorongnya jatuh ke lantai ketika dia sedang merobek pakaiannya sendiri, lalu segera berbalik dan keluar dari pintu.

Keluar dari pintu, ketemu Jack yang sedang ragu-ragu di depan pintu.

"Nyonya... ..."

"Tuan kalian ada di dalam, kamu cepat pergi lihat dia!" Sheila menutupi dadanya yang terbuka, tangan kiri bertopang di pegangan koridor.

"Nyonya, tuan termakan obat peningkat gairah seks... ... Jadi... ..."

"Obat peningkat gairah seks!?" Sheila kaget, tangan yang memegang pegangan mengerat, segera berkata: "cepat panggil dokter Dodi!"

Mata Jack menyipit, dia tidak mengerti mengapa nyonya tidak mau menolong tuan, tapi dia tetap segera mendesak pengawal yang ada di samping: "cepat pergi!"

Sheila melihat sekilas pintu kamar, dibatasi pintu pun masih bisa merasakan aura kuat itu serta kebahayaan bagai binatang buas yang sedang memburu

"Jaga tuan kalian." Pandangan Sheila ketakutan, lari cepat ke kamarnya sendiri, membuka pintu, masuk dan menutup kembali, segera mengunci, tapi malah terkejut lagi.

"Kenapa kamu di sini!?"

Di depan, Yuna sedang duduk di depan meja rias, di atas meja ada kotak obat, tangannya memegang satu bola kapas, sambil membalut luka jari kaki, sambil meniup.

Novel Terkait

Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu