Istri Direktur Kemarilah - Bab 191 Satu Jasad Dua Nyawa

Ketika Leni sudah pergi, Sheila langsung bergegas merapihkan Kopernya.

Dia mempertimbangkan untuk tidak membawa banyak barang, pakaian dan buku dua barang ini dia tidak akan membawanya. Yang paling ingin Sheila bawa hanyalah pistol yang ada di Regen, tapi dia tidak akan bisa membawanya.

Sheila melihat barang yang telah tersusun diatas ranjang, barang-barang itulah yang akan dia bawa nantinya, seperti beberapa kantong plastik, kertas karton dan jepitan kertas…… dan sebagainya, barang-barang inilah yang dia perlukan nanti.

Selesai membereskan semuanya, di hari kedua dia bangun dengan sendirinya, Yemima dan teman-temannya sudah diantar pergi, suasana di Rumah Kabut pun menjadi lebih tenang.

Leni berusaha sebisa memungkin untuk menunjukan dirinya terkecuali hanya untuk para pelayanya dan Regen.

Sheila tidak mau menambah-nambah masalah sehingga nada bicaranya sudah menjadi lebih ramah.

Saat ini adalah momen terakrab dia dengan Regen

Sampailah pada malam yang telah direncanakan, dia diam-diam menaruh 3 butir obat tidur di sup yang akan diminum oleh Regen……

Mungkin karena sifat bawaan arogan dan sifat percaya dirinya, Regen tidak pernah curiga Sheila akan bisa kabur darinya, jadi Sheila selalu bebas kemanapun di Rumah Kabut.

Obat yang diminum oleh Regen dengan cepat bereaksi, Sheila langsung mengarahkan para pelayan untuk membopong Regen kek kamarnya.

Tak lama, Sheila menerima info bahwa mobil telah datang.

Sheila dengan sembunyi-sembunyi berjalan keluar dari Rumah Kabut dan akhirnya dia kabur dengan lancar.

Sebuah mobil hitam terparkir di suatu tempat tersembunyi dengan supir yang sudah siap dibangku pengemudi.

Karena takut dikenali si bodyguard menutupi identitasnya dengan memakai pakaian serba hitam disertai topi hitam, masker dan kacamata hitam sehingga identitasnya tersamarkan dengan sempurna.

Dengan cepat dan tepat, Sheila menarik pintu dan masuk kedalam mobil, dan mobil langsung meluncur keluar meninggalkan Rumah Kabut.

Bodyguard dengan fokus mengendarai mobil keluar dari Rumah Kabut, dikedua sisi jalan penuh dengan pohon-pohon, sekitaran gelap gulita hanya ada sinar lampu dari mobil.

Sheila bersandar pada jok mobil dan tertidur, pada keadaan ini kok dia bisa-biasanya tidur?

Ternyata, entah sudah berapa lama melaju mobil pun pelan-pelan berhenti.

Bodyguard mengira Sheila sedang tertidur dan dengan pelan-pelan membuka pintu mobil.

Tetiba Sheila merasa lehernya sesak ternyata ada orang yang sedang mencekik leher Sheila.

“Kamu!?” Sheila kehilangan napas, sambil dengan tangan satunya mencoba meraih kantung plastik berisi jus buah liar yang telah dia persiapkan dan segera memukulkan plastik tersebut di tepat di hidung lelaki yang mencekiknya itu. Seketika kantung plastik itu pecah dan mengalir masuk ke dalam masker lelaki itu dan dia dengan cepat melepas maskernya, sayangnya sudah terlambat karena dekatnya jarak masker dengan hidungnya sehingga dia telah menghirup jus buah liar tersebut, si lelaki itu pun pingsan,

Jika cara ini tidak berhasil Sheila masih ada jarum suntik, jika suntik juga tidak berhasil maka dia masih memiliki……

Sheila sudah mempersiapkan beberapa cara dan semua itu telah terencana dengan sangat matang, untungnya hanya dengan cara pertama sudah berhasil.

Sheila dengan napas tersenggal mengambil handphone lelaki itu turun dari mobil dan mengunci lelaki itu di dalam mobil dengan lampu mobil dia biarkan menyala sebagai penerang jalan.

Sebenarnya Sheila tidak berinisiatif, beberapa barang ini tidak akan berguna, tetapi Leni-lah yang memiliki tendensi untuk melakukan hal ini, berkeinginan untuk mengeluarkan Yemima, karena perilakunya ini mau tak mau orang menjadi curiga padanya.

Sehingga pada akhirnya Sheila mempersiapkan dua rencana.

Setelah membuka pesan dari bodyguards, ternyata Leni pesan singkat itu hanya berisi 4 kata: Satu Jasad Dua Nyawa.

Tubuh Sheila terduduk dengan tiba-tiba, hanya saja waktu tidak akan menunggu, helikopter yang dia sewa sudah di kontak dan seharusnya sudah berada di sekitar, hanya saja sinyal di sekitar sini telah terblokir sehingga mereka tidak tau alamat pastinya.

Sheila mengeluarkan kantong plastik, aluminium foil, penjepit kertas, kawat dan kompor kecil yang telah dia sediakan. Dia akan membuat balon udara kecil mengikat handphonenya dibalon udara kecil itu dan menerbangkannya.

Pada saat ulang tahunnya kemarin, Denis merayakannya dengan balon balon udara kecil yang telah ditempeli foto-fotonya lah yang memberikannya ide tersebut.

Selama ini entah sudah berapa banyak percobaan yang Sheila lakukan diam-diam di dalam kamarnya. Sheila yakin percobaan kali ini akan berhasil!

Sesuai dengan rencana, balon udara mini itu bis mengangkat handphonenya dan sinyal dari handphonenya bisa terdeteksi oleh helikoper dan dengan sangat cepat telah menuju ketempatnya sekarang.

Suara Helicopter yang sangat kencang dan memekakkan telinga terdengar semakin mendekat dan setelah cukup dengan menurunkan tali.

Akhirnya Sheila bebas!

Angin sore yang berhembus menyebabkan tali yang tergantung menjuntai dari helicopter tersebut agak bergoyang, Sheila dengan cepat memanjat keatas. Mungkin juga ini alasan mengapa dia menerima suatu sinyal dari kejauhan tampak ada sebuah helikopter terbang mengarah kepadanya, dalam cahaya bulan yang sangat minim Sheila dapat melihat bunga Bauhinia memancarkan cahaya keemasan.

Bunga Bauhinia lambang keluarga Salim……

Apakah Denis juga datang?

Yang pada awalnya ingin terus memanjat naik keatas helikopternya, ternyata helicopter yang Sheila sedang panjati tidak ada lambang bunga Bauhinia……

……

Pada Helikopter yang tertempel simbol bunga Bauhinia, Jack memandang melalui teropong, ternyata seseorang yang sedang memanjati tali itu…… Itu adalah Nyonya Muda Sheila!?

Helikopter mereka sedang mencari tempat untuk mendarat dan setelah itu akan mencari Rumah Kabut menggunakan peta.

Ketika helikopter Jack mendapatkan sinyal dan segera bergerak menuju sinyal tersebut, tak disangka dia telah bertemu dengan Nyonya Muda Sheila……

“Tuan Muda Denis! Itu Nyonya Muda Sheila!”

Denis langsung berdiri dan merebut teropongnya dan melihat dari baliknya, melihat Sheila sedang memanjati tali untuk naik ke helicopter!

Dasar perempuan itu, sedang hamil saja dia melakukan hal berbahaya seperti itu, tak heran dia berani memutuskan teleponnya, ternyata Sheila dia sudah merencanakan dengan baik untuk melarikan diri seperti ini.

Denis tahu Sheila cukup pintar, jadi melihat Sheila bisa melarikan diri seperti ini sudah tidak mengejutkan baginya, tetapi melihat perempuan itu ditengah-tengah memanjat memalingkan wajahnya dan melihat ke arahnya dan tertawa……

Ketika melihat tawa Sheila lebih dengan teropong, senyumnya itu penuh dengan ejekan.

“Ikuti helicopter itu, usahakan kita tersambung dengan pilot mereka!”

Untuk tersambung komunikasi dengan mereka tidaklah rumit, hanya memerlukan intercom yang ada di ruang kontrol……

Angin berhembus dengan sangat kencang dan liar apalagi di tengah-tengah langit. Sangking kencangnya anginnya menyebabkan rambut dan pakaiakn Sheila berhembus dengan tidak karu-karuan.

Sheila menyurutkan senyumnya perlahan dan masuk kedalam kabin helicopter.

Kabin helicopter tersebut tidaklah besar, hanya terdapat beberapa baris tempat duduk, helikopter ini hanya satu per-sepuluh dari ukuran helikopter dari helikopter keluarga Salim.

Tak berapa lama setelah Sheila sampai di kabin lampu pun menyala terang.

Memandang jauh pada suatu sudut ada seseorang yang sedang duduk, sepertinya adalah seorang wanita.

Tidak, tidak hanya satu orang di samping wanita itu terdapat dua orang bodyguard.

Perempuan itu kelihatan sangat mungil, satu dudukan yang sangat sempit pun masih ada ruang kosong walaupun telah dia duduki.

Pada saat yang bersamaan pun dia telah melihat Sheila, dan dia pun berdiri perlahan——

Leni?

Sedikit tak terduga, lagipula Sheila sendiri yang mengontak perusahaan penyewa. Terkecuali ketika kemarin di ruang baca ketika Sheila sedang menjelaskan dan Leni mendengar semuanya, sehingga dia bisa muncul disini saat ini.

Sheila seketika teringat dia melihat di handphone bodyguard tersebut terpampang tulisan: Satu Jasad Dua Nyawa!

Ternyata tidak hanya dia yang telah mempersiapkan berbagai rencana, Leni juga demi membuatnya menjadi Satu Jasad Dua Nyawa pun telah mempersiapkan berbagai rencana.

Ini hanyalah satu dari berbagai rencananya!

Tali telah dinaikan, pintu helicopter juga telah tertutup rapat, walaupun ingin kabur sekarang dia juga sedang diatas udara tidak mungkin untuk kabur kemana-mana!

“Mengapa tidak merasa aneh?” Ucapan itu yang terlontar dari mulu Leni, setelah melihatnya ekspresi Sheila tidak berubah sedikit pun.

“aneh! Walaupun tidak terduga tapi sangat masuk akal dan beralasan kuat.” Kata Sheila tanpa melangkah mundur, hanya berdiri ditengah-tengah, karena posisinya saat itulah yang lebih stabil.

Leni sambil tertawa pun berujar: “Dulu tak menyangka ternyata kamu sepintar ini.”

“Aku juga tak menyangka ternyata kamu sangat kejam dan tak berbelas kasihan.”

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu