Istri Direktur Kemarilah - Bab 55 Setujui Satu Persyaratanku

Bab 55 Setujui Satu Persyaratanku

Pria meng-klik, membuka memperbesar foto, ujung sorotan mata Sheila pas sekali masih bisa melihatnya, dalam foto itu, pemandangan puncak gunung yang indah itu menjadi latar belakang mereka, dua sejoli yang dimabuk asmara lupa diri berpelukan dan berciuman.

Sudut potrenya sangat jelas sekali, terikat erat di antara gigi dan bibir, ujung lidah menyapu kelopak bibir yang sedang bercinta tak jelas itu, hormon yang kuat itu seakan menyeruak keluar dari foto.

Dalam mata Sheila, dirinya di foto itu terlalu asing, nafsu dari ujung matanya itu, kemerahan di kedua pipinya, belum pernah terlihat oleh diri wanita itu sebelumnya.

Sheila sangat tidak menyukai gayanya yang sepeti ini, jelas-jelas dia dipaksa untuk menerima, malah sepertinya bergairah tak sabaran.

“Denis, kamu ini orang sakit jiwa! Memotret foto seperti ini.”

“Tidak suka?” Denis bercanda mengatakan melihat bekas kemerahan yang masih tersisa di pipi wanita itu: “Aku sedang mempertimbangan mau tidak diperbesar dan digantung di kamar kita.”

“Baik lah!” Sheila yang merapi-rapikan rambutnya yang tertiup angin bergaya seakan tidak termakan perkataan pria itu: “Saat itu, aku bisa menghadiahkan kamu sepotong papan hitam, gantung di depan foto.”

“Wanita yang suka merusak suasa hati.” Usai mengatakan, pria itu memberikan kembali handphone-nya ke Jack: “Berikan satu ke dokter Kenny.”

Sheila: “.......!”

Ternyata ini baru tujuan sebenarnya.

Rasa kepemilikan yang tinggi, pria jantan yang sangat otoriter!

Tidak mencintainya juga masih sangat perhitungan, bukan gila apa lagi!

Dia suka kirim ke siapa ya kirim ke siapa, dia tahu dirinya sendiri tidak bisa menghalangi, Sheila tidak berencana berputar-putar lagi dengan pria itu, menginjak sepatu hak tingginya kembali ke ruang kerja.

Masih untung pria yang sakit jiwa itu menerima telepon langsung cepat-cepat pergi, Sheila dengan berat sekali menjatuhkan diri ke kursi bos.

Bibirnya pedas berapi-api, seakan masih tersisa bau menthol yang hanya dimiliki pria, wanita itu dengan tidak tenang menarik selembar tisue menghapus aroma yang tersisa, mouse digoyang sejenak oleh wanita itu, layar komputer pun hidup.

Window yang terlihat di layar komputer masih tetap saja berhenti di window email yang dikirimnya ke Rinu.

Email berhasil terkirim, dan menampilkan telah dibaca!

Sudah dibaca?

Mata Sheila terbesit sinar terkejut bahagia, ini menjelaskan bahwa Rinu masih menggunakan email ini, masih bisa dihubungi!

Sayangnya wanita itu tidak membalas apapun.

Atau mungkin tidak leluasa?

Kalau leluasa, wanita itu seharusnya bisa menghubunginya kan?

Tisue yang diusap ke kelopak bibirnya, menghapus lipstick yang dioles tadi pagi.

Tuk..Tuk...Tuk...

Asisten Dona mengetuk pintu masuk.

“Direktur Sheila.....”

Sheila dengan luwes menutup layar laptopnya.

“Nona Sinai dia.... masuk rumah sakit!”

“Nona Sinai yang mana?” Sheila sambil menutup laptop: “Yuna?”

“Iya.”

“Kenapa?” Sheila awalnya mau berkata bahwa wanita itu masuk rumah sakit tidak ada hubungan dengan dirinya, teringat lagi jurus menjadi siluman Yuna, firasat mengatakan pasti ada hubungan dengan dirinya.

“Alergi, katanya sih setelah selesai pemotretan untuk publikasi hotel kulitnya muncul bercak merah besar, awalnya tidak memperhatikan, kemudian pingsan baru lah tahu bahwa alergi.....”

“Wanita itu mau hotel keluar menjelaskan?”

“Dia tidak bilang apa-apa, tapi desas-desus dari sisi media tertuju ke kita, mengatakan bahwa permandian air panas tidak bersih....”

“Hubungi Fahmi, jika dia bisa keluar menjelaskan dirinya tidak bermasalah, bisa meringankan desas-desus, bagaimana pun kondisi tubuh setiap orang berbeda, kalau mereka berdua sama-sama alergi, berarti permandian air hangat bermasalah, tapi kalau hanya Yuna yang alergi, kalau begitu tes-tes sumber alerginya, hotel bisa memberikan penjelasan yang semestinya.”

“Sudah menghubungi, tapi telponnya tidak aktif, karena orang baru, juga tipe orang yang bebas, jadi juga belum ada agensi perusahaan, tidak bisa dihubungi.”

“........” Wanita itu bahkan juga sudah tahu jika Fahmi akan sulit dihubungi, memutuskan rantai kebenaran kasus ini.

“Kita mau pergi ke rumah sakit?”

“Kalo tidak pergi bisa?” Yuna mendorong perusahaan ke ujung lobang yang tajam, kalau pun wanita itu berencana menggagalkan penjualan saham, kalau didiamkan tidak peduli begitu saja, Denis pasti bisa melihat kejanggalan.

Sheila mengambil handphone berdiri, asistennya malah memanggil menghentikannya: “Direktur Sheila, di sini... sini.. kamu.”

Dona menunjuk-nunjuk ujung mulut dirinya.

Ada kotoran?

Sheila mengangkat tangan mengusap sebentar, di tengah-tengah jari jemarinya sudah dinodai oleh warna lipstick.

Tadi mengusap mulut lipstick juga terhapus.

“Kamu tunggu sebentar.” Usai mengatakan Dona lari keluar, mengambil sebatang lipstick masuk: “Ini untukmu, belum pernah kupakai.”

Sheila mengerti maksud Dona, hari ini dia merias diri dengan soft make up, dibandingkan warna bibirnya tentunya agak muda.

Mencerahkan warna bibir bisa membuat aura keseluruhan seseorang menjadi lebih dari cukup, bagaimana pun mau pergi menyelesaikan permasalahan, aura dan wibawa harus dijaga.

Sheila membuka lipsticknya mengoles tipis-tipis selapis, warna yang sangat hot akhir-akhir ini, baru dan cerah seperti darah......

“Direktur Sheila sangat cocok dengan warna lipstick ini loh......” Dona dibuat terpana oleh bentuk lengkungan lipstick kedua mata pun bersinar terang.

“Terima kasih, ini...” Sheila mau mengembalikan lipstick ke dia, Dona sibuk mengoyang-goyangkan tangan: “Kasih kamu, kulitku gelap tidak cocok dengan warna seperti ini.”

Sheila tesenyum-senyum akhirnya memasukkan lipstick ke dalam tasnya.

............

Di dalam rumah sakit tidak tahu siapa yang tahu berita bahwa perusahaan mengutus orang berkomunikasi dengan Yuna. Wartawan satu per satu dari dalam rumah sakit menyerbu ke pintu rumah sakit.

Saat Sheila turun dari mobil memegang bunga segar, jelas tidak menyangka ajang pertarungan yang besar seperti ini.

Alergi saja apa tidak terlalu memperbesarkan masalah kecil?

Sepertinya Yuna ingin membuat masalah ini digosipkan sangat marak.

Belasan microphone terjulur ke Sheila, dia seakan terdorong ke depan oleh segerombolan orang di belakangnya.

“Direktur Sheila, hari ini hari pertamamu mengambil alih perusahaan dan sudah terjadi masalah besar ini, aku ingin tahu bagaimana perusahaan akan menyelesaikannya?”

“Direktu Sheila, permandian air hangat perusahaanmu apa benar adalah air yang mengalir? Dengar-dengar kandungan timah di dalamnya melewati batas, apa bisa memberikan pemeriksaan rutin hotel?”

“Direktur Sheila……”

“Maaf, maaf, saat ini semua masih tidak bisa diumumkan, tunggu kita sudah menjenguk Yuna baru katakan lagi, tolong beri jalan oke?” Dona di depan membuka jalan, dengan susah payah berjalan ke depan.

Dengan tidak mudah dengan kecepatan kura-kura berjalan sampai kamar pasien.

Pengawal menghalagi para wartawan di depan pintu, berbeda dengan keributan di luar kamar, di dalam kamar sangat hening.

Di atas ranjang pasien di kamar VIP beranjang satu, Yuna seperti antara tersenyum dan tidak tersenyum memandangi Sheila.

Dengan seikat bunga lili di tangan Sheila, berjalan ke depan lemari sebelah kepala ranjang, menancapkan bunga ke dalam vas bunga.

“Membuatmu mengeluarkan uang saja, Sheila”

“Tidak perlu berpura-pura segan seperti itu, di sini hanya kita berdua saja, ada permintaan apa, sebutkan saja syaratnya, tentu saja, aku juga tidak pasti akan menyetujui.”

Terhadap perilaku angkuh Sheila, Yuna sudah terbiasa, pokoknya mereka berdua dari awal juga sudah saling merobek kulit muka masing-masing, sudah lama sekali saling tidak menyukai, kalau bukan wanita itu, kakak perempuannya juga tidak perlu pergi jauh meninggalkan kampung halaman, kak Denis juga bukannya dia bilang mau menguasai bisa dikuasainya, yang paling utama adalah Kak Denis juga tidak menyukainya.

“Aku bisa ada syarat apa, rumah sakit yang test aku alergi, sumber alerginya kebetulan dari permandian air hangat hotel, lagian kalau sudah disembuhkan juga sudah bisa keluar dari rumah sakit.” Yuna mengangkat sepuluh jari tangannya, memandangi kuku yang baru dirawat tadi pagi.

“Kalau memang seperti itu, apa tujuan kamu membuat pertarungan ini sebegitu besarnya?”

“Kamu juga tahu, aku akhir-akhir ini di kalangan artis meski termasuk orang baru, tapi kekuatanku termasuk lumayan, media memperhatikan aku juga sangat lah lazim, aku juga bukannya sengaja melakukannya.”

“Jadi kamu hanya untuk membuat gosip, terpampang di berita utama?”

“Kak Sheila hari pertama mengambil alih perusahaan tekanan sangat besar, sudah tidak jelas lagi prioritasmu? Masalah utama sekarang ini adalah permandian air hangat perusahaan bermasalah!” Yuna mengambil selembar laporan test laboratorium dari dari atas lemari di sebelah ranjang: “Ini bukan aku yang mengatakan, hasil test laboratorium yang mengatakan.”

“Kebetulan sekali, ini test laboratorium permandian air hangat hotel kami, sebelum ke sini ada test juga.” Sheila juga mengambil selembar kertas dari dalam tasnya, bunyi tepukan menepuk ke atas lemari sebelah ranjang.

“Kalau begitu mau lihat media dan pelanggan percaya aku atau percaya kamu” Yuna bergaya mengangkat-angkat bahu, kembali bersandar ke kepala ranjang.

Sheila tentu saja mengerti apa maksud wanita itu, anggap saja hotel memberikan hasil test, membuktikan bahwa kandungan air hangat normal, tapi masalah ini berhubungan dengan kesehatan tubuh manusia, pelanggan hanya bisa lebih mempercayai itu ada daripada tidak mempercayai itu tidak ada, kecuali orang yang bersangkutan mengklarifikasikan sendiri.

Yuna jelas lebih tahu point ini daripada wanita itu.

Pada dasarnya yang mengiurkan dan menggoda dari hotelnya selain pemandangan puncak gunung, ya permandian air hangat.

Sekarang permandian air hangat ditunjuk bermasalah, daya kompetisi perusahaan juga bisa merosot jauh.

Sheila agak mengerutkan alis: “Kamu mau bagaimana?”

Yuna diam dan terdiam,tiba-tiba mengangkat pandangan mata, ujung mulut yang puas melebar tanpa batas, hanya melihat wanita itu tidak kacau tidak sibuk berkata: “Setujui satu persyaratanku.”

Novel Terkait

The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu