Istri Direktur Kemarilah - Bab 32 Menunjukan Kemesraan Mati Cepat

Bab 32 Menunjukan Kemesraan Mati Cepat

[Handphone adalah privasi, aku tidak suka ada orang yang memegangnya.]


[Kalau orang?]


[……? tidak mengerti apa maksudmu.]


[Kalau orang, apakah suka jika dipegang orang lain?]


Kasar! Kenapa dia bisa sangat mengigau, saat rapat apakah dia tidak menyimak?

Sheila membanting handphonenya di atas meja, dia sudah tidak peduli lagi, saat itu juga semua langsung terdiam…

Semua mata tertuju padanya.

[Nyonya Muda sedang marah kepada Tuan Muda]

“Lihat apa kalian? Bubar!”

Rapat baru berjalan setengahnya lalu dibubarkan?

Ini belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi para eksekutif melihat wajah Sheila ada yang tidak beres, mungkin Tuan Muda harus memikirkan cara agar bisa membuat Nyonya Muda senang... 

Gosip yang beredar katanya Tuan Muda tidak pernah menyentuh Nyonya Muda, udara di sini dikelilingi oleh keinginan yang kental, apakah itu?

Tetapi dikondisi yang seperti ini, lebih baik cepat-cepat kabur.

Seperti lega, dalam sekejap terdengar suara gesekan kursi dengan lantai, lalu diikuti suara langkah kaki, dalam 30 detik, ruangan yang begitu besar hanya tersisa dua orang.

“Denis!”Memikirkan handphonenya direbut, hatinya marah setengah mati! Berdiri, tangannya menjulur ke Denis :”Kembalikan handphoneku!”

“Tunggu semua foto pulih kembali.” Denis menyilangkan kaki panjangnya, saat Sheila menjulurkan tangannya, dia mengangkat sedikit satu kakinya, mengkaitkan dengan lembut.

Sheila tidak siap dan hilang keseimbangan, lalu jatuh ke dalam pelukan Denis.

Denis menjulurkan tangannya, memeluk dari pinggangnya, dengan mantap menggulungnya ke dalam pelukannya :”Ternyata itu keinginanmu biar bisa dipeluk.”

Sheila seperti duduk di atas paku, langsung mencoba berdiri dari pelukannya, dalam sekejap ditekan lagi oleh pria itu.

“Di dalam handphone mu ada rahasia apa yang tidak boleh diketahui oleh orang lain? Sampai gugup seperti itu. . .”

“Aku tidak gugup kok!”

“Masak?”

“Aku sudah setuju untuk pemotretan ulang, cepat kembalikan handphoneku!”

“Kenapa fotoku dihapus? Hmm?”

“Suka-suka aku.”

“Jadi kapan tunggu aku kalau senang, aku akan berpikir untuk mengembalikan handphonemu.”

“Kamu senang atau tidak apa hubungannya denganku? Lepaskan aku!" Ingin memaksanya untuk patuh? Cara dia benar-benar ada banyak trik, melihatnya tidak tahu malu dan tersenyum jahat, paru-parunya seperti mau meledak

Bukannya malu karena hal ini, alih-alih malah bangga?

Begitu senang mempermainkannya?

Sheila sangat benci, menundukkan kepala, lalu menggigit lengannya.

Merasa lega, menengadahkan kepala, hanya melihat pria mengangkat alisnya, raut wajahnya mengatakan seperti ingin digigit lagi, mencubit dagunya, menundukkan kepala dan menggigit bibirnya yang berwarna merah muda :”Tidak mau menggigit bagian tubuh yang lain?”

“Aku tidak mempunyai hobi mesum sepertimu.”

“Masih bilang tidak punya? Pertama memukul, lalu menggigit, berikutnya apakah diikat lalu dicambuk?”

“Dulu tidak kelihatan, ternyata kulit wajahmu sangat tebal!” Masih tidak tahu malu?

“Aku juga tidak kelihatan kalau kulit wajahmu sangat tipis. Sebelum fotonya kembali, ingat harus candid tiap hari, upload, ok?”

Jack mengetuk pintu dan masuk :”Tuan Muda, Restorannya sudah siap.”

Denis melepaskan tangan yang ada dipinggangnya, hampir bersamaan, Sheila dari pelukannya terlempar keluar, seperti terinfeksi virus.

Sheila mau melangkah untuk lari keluar, pergelangan tangannya dipegang ketat, menolehkan kepala, Denis menarik tangannya : :Tunggu sebentar.”

Berikutnya, dia kembali kedalam pelukannya, tangannya melewati rambutnya yang hitam, diam di belakang otaknya, lalu menempel dipelukannya.

“……”Apa lagi yang kamu lakukan?

Berpura-pura menunjukkan kemesraan, untuk menghilangkan gossip rumah tangga mereka tidak rukun?

Dia dengan cepat bisa mencium wangi parfum dari bajunya, dan juga wangi samar-samar musk dari badannya, pikirannya kosong.

Dalam sekejap lupa untuk mendorongnya.

Tidak tahu berlalu berapa lama, pria itu melepaskan tangannya, dengan puas melihat ke bawah.

Hari ini yang dia pakai adalah kemeja putih, blazer hitam, sederhana tetapi terlihat elegan.

Di antara kerah putih dan blazer hitam, bagian putih sisanya,mencolok cap bibir berwarna merah muda.

Dia sangat jarang memakai lipstik, bibirnya hari ini sedikit kering, sehingga memakai lip balm yang sedikit ada warnanya…

“……”

“ Aku memberimu keistimewaan, tidak semua wanita mempunyai kesempatan untuk meninggalkan tanda di sini, aku memberikan kesempatan ini kepadamu.”

 Kata-katanya mengandung maksud lain, apa ini adalah kehormatan baginya, apakah dia harus berterima kasih padanya?

Sheila merasa terhina :”Aku sama sekali tidak menginginkan kesempatan ini, kembalikan handphoneku, aku akan lebih bersyukur.”

“Kamu bisa melakukan sesuatu yang membuatku senang, mungkin akan aku pertimbangkan.”

“Mimpi kamu!”

Benar saja, cap bibir itu sangat mencolok, ditambah keduanya sudah menikah selama 3 tahun lebih, pertama kali muncul di kantor berdua, seluruh kantor membicarakannya.

Begitu banyak pandangan mata yang bergosip, dipaku di wajah mereka, bahkan sampai sedikit ekspresi yang ada di raut wajah mereka tidak dilepaskan.

[Istri Presiden Direktur tidak bisa tersenyum atau gimana? Wajah cemberut berdiri di sebelah Presiden Direktur, apakah serasi?]

[Pasti cemberutlah, lihatlah di atas baju Tuan Muda ada apa?]

[Ya ampun, ada cap bibir! Wanita mana yang meninggalkan cap bibirnya?]

[Makanya istri Presiden Direktur datang untuk mengecek, sekarang buktinya sangat jelas, cepat-cepat menginterogasi dia, rubah betina mana yang berada di dalam ruangannya?]

[......]

Bergosip. Sheila tidak mendengar dengan jelas mereka sedang membicarakan apa, tetapi melihat dari raut wajah mereka, bisa ditebak sebagian besar.

Jack memahami bahwa Denis tidak suka menjadi tontonan,menyuruh asisten untuk mengosongkan tempat.

Denis memberhentikan langkahnya, memerintahkan dengan berbisik :”Biarkan mereka menontonnya.”

Jack dalam sekejap memahami apa maksud dari Tuan Muda Salim, maksud Tuan Muda Salim untuk menghilangkan gossip bahwa rumah tangga mereka tidak rukun, juga sengaja ingin ditunjukkan kepada Tuan Besar Salim.

Pria yang ada di depan tiba-tiba memberhentikan langkahnya, pikiran Sheila yang sedang terbang kemana-mana,tidak sempat berhenti, lalu menabrak punggungnya…

Lumayan keras!

Denis mengkerutkan alis, menatap dahinya berwarna merah akibat tabrakan :”Kulitmu sangat lembut ya.”

Tertabrak sedikit saja langsung merah.

Tangannya terjulur mengarah ke dahinya, mengusap-usap, lalu orang-orang terkejut, dan saling bergosip.

[Presiden Direktur mengusap kepala!?]

[Lepaskan dahinya, biarkan aku yang melakukannya…]

Sheila membebaskan wajahnya, lalu terkejut, ketakutan memandang dengan sinis Denis :”Apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku!”

Ternyata Denis memeluk dari pinggangnya, mukanya dingin : “Aku menyatakan hakmu.” 

“Apakah kamu…”punya penyakit! Dia butuh hak apa!?

“Tidak perlu memikirkan gosip, besok beritanya adalah ‘Nyonya Salim diduga hamil, Tuan Muda Salim merawatnya dengan penuh kasih sayang’, jika kamu tidak suka keramaian, semua tempat yang akan kamu datangi, aku akan suruh orang untuk mengosongkannya.”

“Siapa yang mau kamu untuk mengosongkan tempat, cepat turunkan aku……”

Orang ini bisa dibilang’penipu’, dia ingin dilihat manis depan media, selangkah demi selangkah menciptakan serangkaian ilusi dari persiapan hamil, masa kehamilan, sampai pendidikan anak?

Beberapa hari yang lalu mengumumkan hamil, siangnya jika pergi ke rumah sakit, media akan mengasumsikan dan menulis berita menjadi periksa kandungan…

“Ternyata kamu suka menunjukkan kemesraan di depan publik.”

Siapa yang bilang kalau tidak mengosongkan tempat berarti menunjukkan kemesraan? Dibandingkan dengan menunjukkan kemesraan, aku lebih ingin mengumumkan perceraian…

Beberapa kali memberontak, beberapa kali hampir lepas dari pelukannya, lalu tergulung kembali ke pelukannya, badannya tinggi, rajin olahraga bertahun-tahun, dengan kekuatan lengannya bisa dengan mudah membuatnya ada dipelukannya lagi.

Sheila menggertakkan giginya, lalu menempel di dalam pelukannya, menutup wajahnya,berbisik:”Jika menunjukkan kemesraan bisa mati lebih cepat, aku berharap menunjukkannya tiap hari.”

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu