Istri Direktur Kemarilah - Bab 93 Kali Ini Sudah Ingat Aku Kan?

“Sepertinya kau sudah berpengalaman, siapa yang begitu mujur bisa mendapatkanmu?” Pria itu terkesima melihat penampilan wanita ini tidak tampak seperti wanita pada umumnya, seperti ada aura yang menarik.

“Kau benar-benar ingin dengar?” Di sudut mata pria itu ada sebuah tahi lalat, terlihat sangat seksi.

“Hm..” Pria itu tiba-tiba mengangkat kepalanya, berdeham membersihkan tenggorokannya, terdengar suara yang seksi, seperti suara puas yang terdengar ketika seseorang makan kenyang.

Tapi yang terdengar oleh Sheila justru menjijikkan, orang ini seperti maniak seks, kupingnya pun terasa panas.

“Telingamu merah, berarti kau cukup pintar tapi kurang pengalaman.” Pria tersebut menundukkan kepalanya, sepasang matanya berbinar-binar penuh semangat.

“Jangan banyak omong!” Dia menodongkan pistol ke bawah dada pria itu

Lelaki itu mengangkat kedua tangannya tanda menyerah, tapi mulutnya justru terus mengeluarkan suara desahan : “Ahhhhh…”

“Sudah cukup!” dia tidak suka suara tersebut, rasanya sangat menjijikkan.

“Belum orgasme bagaimana mau berhenti?”

Saat ini terdengar suara langkah…

Tak lama suara langkah tersebut sudah sampai di ruangan sebelah toilet : “Cari di ruangan itu satu persatu!”

Bersamaan dengan itu terdengar suara mereka membuka pintu satu per satu.

Brakkkk!

Pintunya bergetar hebat, tapi pintu itu cukup solid, digedor dengan satu kaki masih belum terbuka.

“Uggh..” Saat ini terdengar suara wanita yang manja bercampur kesal dari ruangan sebelah : “Kamu ini ngapain sih? Sebel ah!”

Orang-orang yang berada di luar tiba-tiba terdiam..

“Komandan, orang yang di dalam sedang melakukan sesuatu, apa perlu ditendang pintunya?”

“Ahhh…” Erangan keluar dari bibir wanita cantik itu, lalu berkata : “Tuan muda, uhm,…”

“Tuan muda Salim? Komandan, orang yang di dalam adalah Tuan Muda Salim…” suaranya terdengar sedikit bergetar.

Satu detik, dua detik, tiga detik, Sheila menghitung waktunya, dia mendengar suara yang gusar dan gertakan gigi : “Bubar!”

Di ruangan sebelah, lelaki itu mengangkat tangannya, yang wanita menodongkan pistol, mereka mempertahankan gerakan dan posisi seperti ini, sampai suara langkah kaki diluar terdengar semakin jauh.

Hufhhh…

Sheila menghela napas lega, tubuhnya yang sedari tadi begitu tegang akhirnya bisa lega.

“Tuan Muda Salim?” Lelaki itu bersiul, lalu menatap Sheila dengan hangat, terpancar rasa kagum dalam tatapannya : “Memanggil… suara ranjang ternyata cukup seksi…”

Sheila melirik kokang pistol yang ada di tangannya, ternyata kosong, tidak ada peluru…

Pantas saja ketika dia menodongkan pistol ini ke dada lelaki itu, wajahnya biasa-biasa aja.

“Regen Huo.”

Sheila mendongakkan kepala, dia melihat lelaki ini sudah menurunkan kedua tangannya lalu tangannya dimasukkan ke dalam kantong celana, sepasang matanya penuh dengan tatapan menggoda : “Kubilang, namaku Regen Huo, lain kali kau bisa menyebut namaku…”

“Tidak bisa melindungi diri sendiri saja masih banyak omong, tidak ada peluru juga berani berkeliaran, dasar, ini kukembalikan!” Dia mengembalikan pistol ini sambil memukulkannya ke dada Regen, atau kena lukanya, dia mendengus, lalu mengulurkan tangan dan sekaligus menggenggam tangan Sheila dan pistolnya

“Kau tidak takut padaku?” Dia punya pistol dan ada luka pisau, jarang ada orang yang bisa berhadapan dengan tenang.

“Me.. Memang aku punya pilihan?” Tangannya memberontak supaya lepas dari genggaman lelaki itu, dia berbalik dan membuka pintu, tapi malah dihalangi oleh lelaki itu dengan badannya.

“Aku ini orang baik-baik lho.”

Orang ini menghalangi pintu supaya dia tidak bisa pergi hanya untuk mengucapkan sepatah kaliamat itu?

Sheila mengerutkan alis, respon lelaki itu adalah sambil menghalangi pintu, sambil bilang kalau dia adalah orang baik, perilaku tipu daya seperti ini sudah seperti penjahat, dia tiba-tiba tertawa : “Sudah ingat namaku belum?”

“Ingatanku tidak baik, mudah lupa.”

“Siapa namamu?”

“Sebut saja Bunga Wijaya.”

Dia tidak ingin terjebak terus dengan lelaki ini, jadi dia asal memberi nama.

“Bunga Wijaya? Sungguh sebuah nama yang berkepribadian hebat.” Pria itu merogoh ke dalam sakunya lalu mengeluarkan sebuah peluru, dia mengacungkan peluru itu ke wajah Sheila, di peluru tersebut terukir huruf Huo : “Aku berutang budi padamu.”

Baru saja Sheila mau berbicara, lekaki itu langsung memotong : “Tentu saja, sebagai balasannya aku menyambutmu ke dalam pelukanku.”

Sheila mengingat kembali suara desahan dan erangan lelaki tersebut, ditambah lagi lelaki itu sekarang juga memandangnya dengan penuh gairah, dan dia berkata tanpa ragu-ragu : “Tadi itu aku menyebut nama Tuan Muda Salim, jadi sebenarnya Tuan Muda Salim lah yang menyelamatkanmu, jadi aku akan menyampaikan keinginanmu pada beliau.”

Perawakan lelaki ini mirip dengan Denis, kalau mereka berdua disandingkan satu sama lain pasti sangat menarik.

Bibir Regen yang agak tebal sedikit menyeringai, peluru yang diacungkan di depan wajah Sheila tiba-tiba ditekankan ke tulang selangka Sheila, dia menaruhnya pelan-pelan

Tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang dingin meluncur di dadanya…

“Kau!” Dia malah sengaja menjatuhkan peluru itu ke …..

“Kali ini, sudah ingat aku kan?” Lelaki itu tertawa terbahak-bahak, terdengar suara bantingan dan pintu sudah terbuka lebar : “Semoga kita cepat bertemu kembali, aku harap kau tidak membiarkanku berutang budi padamu terlalu lama.”

“Pergi sana!”

Brakkkkk

Sheila yang kesal menutup pintu dengan keras!

Lelaki itu sudah pergi, dia juga sudah mendapatkan pelurunya, di permukaan peluru tembaga itu terukir huruf Huo.

Huo?

Kira-kira keluarga Huo mana yang begitu angkuhnya mengukir nama di permukaan peluru? Apabila peluru itu sudah masuk ke dalam tubuh orang, saat dikeluarkan dan diperiksa pasti akan langsung dikenali, apakah mereka tidak takut ada orang yang mencuri dan menyalahgunakan peluru itu?

Rupanya, dia benar-benar cukup angkuh.

Awalnya dia masuk kesini karena ingin ke toilet, tak disangka malah bertemu kejadian seperti ini, setelah semuanya selesai, dia merasa agak lelah, dan tidak ingin kembali ke ruangan lalu berhadapan dengan suasana yang membuatnya ingin mengejek dan mengolok-olok.

Namun, dia tetap saja berjalan kembali ke arah hotel.

Di ruangan itu.

Setelah suasana mencekam dan dingin bagaikan di neraka, tiba-tiba muncul suara keributan yang mengagetkan dari atas panggung.

Ruangan tersebut hanya ada memiliki 3 sisi dinding, ada satu sisi kosong yang diisi dengan pagar besi berukir membentuk lingkaran, dari arah ini mereka bisa melihat pertunjukan diatas panggung.

Wanita yang sedang menari tiang di atas panggung itu melepaskan satu-satunya pengaman, yang mengundang siulan kagum dan seruan gembira dari orang-orang di ruangan tersebut,

“Tuan muda Salim, bolehkah aku menemani anda minum segelas?”

Semenjak Sheila pergi ke toilet, Denis hanya duduk sendiri sambil memandangi anggurnya, meskipun dia tahu Sheila yang sekarang bukanlah Sheila yang dulu lagi.

Dia tahu kalau Sheila tidak mencintai dirinya, yang lebih menyebalkan, rasa sakit yang tak terlihat dari dalam hatinya ini juga bisa diabaikan begitu saja!

Wanita yang pantas mati itu malah seenaknya melemparkan dia ke pelukan wanita lain!!

Dia dianggap seperti gaun yang harus diganti karena sudah malas mengenakannya!

Perasaan dicampakkan dan dibuang seperti ini memenuhi dadanya hingga rasanya sakit tak terkira.

Seiring dengan seruan gembira orang-orang, suasana pun mulai memanas, dan Tiffany pun mulai mendekati Denis lagi.

“Menyingkirlah dariku!” Denis memerintah dengan suara yang dingin, bau parfum yang disemprotkan wanita ini membuatnya semakin gusar, kenapa Sheila masih belum juga kembali?

Tiba-tiba pintu ruangan terbuka, Jack langsung menerobos masuk : “Tuan muda, aku sudah menyuruh orang pergi mengecek ke toilet, tapi nyonya muda tidak ada disana.”

“kamar pelayan?”

“Sudah cari.. tapi tidak ada.”

Tangan Denis sedang memegang gelas anggur, tiba-tiba terdengar bunyi pecahan kaca, ternyata gelas anggur di tangannya sudah diremas hingga hancur berkeping-keping, cairan anggur dan darah bercampur menjadi satu dan mengalir di tangannya.

“Cepat cari!”

Baru saja selesai bicara,

Dari atas panggung telah mulai suara hingar-bingar yang membuat orang paling senang malam ini…

Diatas panggung hanya ada belasan gadis penari tiang yang telah melepas bajunya, tiba-tiba tirai hitam di belakang mereka mulai terangkat…

Dibalik tirai hitam yang terangkat, seekor binatang buas yang dikurung dalam kandang tiba-tiba mengaum begitu keras, hingga membuat orang-orang terkejut.

Itu adalah singa si raja hutan!

Ternyata itu adalah seekor singa!

Kandang tersebut tingginya kurang lebih setinggi rumah 1 tingkat, sangat luas dan cukup bagi singa itu bergerak dengan leluasa.

Para gadis yang tariannya begitu seksi dan menggoda seketika seperti tersadar ketika melihat seekor singa muncul, bahkan bagaimana bisa ada seekor singa muncul di klub malam seperti ini.

Sangat jelas, singa itu adalah seekor singa yang asli, dan untuk membuktikannya, seorang penari melemparkan seekor kelinci hidup-hidup ke dalam kandang….

Alhasil ketika sang kelinci meloncat berusaha melarikan diri, langsung diterkam oleh tapak kaki besar sang singa, dan kelinci itu langsung ditelan oleh singa.

Oohhh..

Para wanita yang nyalinya lebih kecil mulai berteriak dan menjerit, sedangkan para pria malah berteriak kesenangan, karena mereka telah menebak apa yang akan terjadi selanjutnya…

“Dewi…”

Dari tengah-tengah kerumunan orang tiba-tiba terdengar teriakan yang bersemangat.

Kerumunan orang tersebut menengadahkan kepala dan menonton, muncul seorang wanita yang hanya mengenakan sebuah gaun putih, penampilannya seperti seorang dewi yang turun ke dunia, dia turun ke panggung dari plafon langit-langit yang ketinggiannya belasan meter.

Wanita itu mengenakan topeng yang hanya separuh, rambutnya panjang, terurai ke bawah, topengnya berhiaskan berlian putih, sebuah tali baja terikat di pinggangnya, kulitnya yang seputih salju terlihat dari bagian bawah gaunnya, memantulkan kilau cahaya yang menarik.

Namun, tubuh itu lemas seperti tak bertulang dan tergantung kebawah, matanya justru terpejam….

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu