Istri Direktur Kemarilah - Bab 229 Aku Mau Beri Kamu Kejutan

Sheila menggeleng, tidak tahu menjelaskan apa lagi, bagi Denis dirinya sangat tidak memberikan rasa aman.

Denis menatapnya dengan menyakitkan, lalu mencubitnya dagunya, memaksa Sheila memandangnya.

“Denis, aku tidak memberinya kesempatan, kalau ada, kenapa aku mempertaruhkan nyawa keluar dari rumah kabut?”

Sheila memandangnya dan terus menjelaskan: “Kalau aku memberinya kesempatan, akan ada banyak kesempatan, kenapa harus tunggu sekarang?”

Bahu Denis tampak mulai rileks.

“Denis aku tidak ingin ribut karena orang-orang tidak penting, kalau kamu tidak……hmm……”

Denis baru saja menatap mulutnya, tidak tahu apakah karena efek alkohol, atau karena dia yang begitu serius menjelaskan terlihat sangat menarik……

Denis mencium bibirnya——

Sheila ditindih disofa, Denis yang masih belum memakai baju, langsung menindihnya, dan Sheila yang awalnya memakai dress tidur longgar, dan pria tidak memakai pakaian……

Tangan Denis meraba tubuhnya dari bawah roknya, Denis sudah lama tidak meraba tubuhnya……

Begitu dia menekan tubuh besinya ke arahnya, dia langsung merasa bahwa tubuhnya sangat merindukannya.

“Denis!”Sheila mendorongnya sekuat tenaga: “Jangan.”

Denis menatapnya: “Kulihat seberapa banyak kamu berubah.”

Dia tahu wanita hamil pasti akan berubah gemuk.

Dari wajah Sheila tidak terlihat gemuk sama sekali.

Tangannya meraba ke pinggangnya: “Pinggangmu gemukan ya.”

“……”

Denis perlahan menyubit pinggangnya.

“Lepaskan tanganmu!”Sheila tahu penjelasannya ada gunanya, kemarahan Denis berangsur-angsur reda, tapi wanita paling takut orang lain mengatakan dirinya gemuk, begitu juga dengan Sheila.

Denis meraba tubuhnya dengan nyaman, bagaimana mungkin rela melepaskannya, bahkan terus menjelajah, telapak tangannya yang besar tiba-tiba menutupi sepasang kurva anggun: “montok.”

“……”Sheila tidak bisa menahan godaannya, awalnya melihat tubuhnya saja sudah sangat menggoda, sekarang ditambah tangannya meraba sembarangan, semakin membuatnya menarik nafas dingin.

Reaksinya membuat Denis bahagia, dan telapak tangan besarnya membelai bolak-balik.

Dia membungkuk mencium bibirnya, rasa bibirnya mulai membuatnya bingung.

Perlahan-lahan, dia melupakan ketidakbahagiaannya dan hanya ingin Sheila tetap berada di pelukannya.

“Sheila……Sheila……”

Dia menggumam memanggil namanya, dengan suara serak dan rendah.

Wajah Sheila memerah, sebelum dirinya semakin terlena, Sheila berusaha menghentikannya: “Denis, kamu begini bayinya akan bahaya.”

Kalimat ini, segera menyadarkan Denis.

“Perlu kubantu kamu?”ucap Sheila menggigit bibirnya, dan mulai membayangkan pernahkah dia menyelesaikannya dengan menggunakan tangan……

Denis menghukumnya dengan mengigit bibir Sheila, lalu turun dari tubuhnya, tak lama kemudian muncul suara air di kamar mandi.

Ketika dia keluar dari kamar mandi, Sheila sudah merapikan bajunya, dan bangkit dari sofa: “Aku kembali ke kamar.”

Baru saja jalan beberapa langkah, tiba-tiba tubuhnya digendong: “Kamu……!”

“Jangan gerak.”Denis menggendongnya jalan kearah tempat tidur, gerakannya sangat lembut: “Ayo tidur bersama, aku tidak akan menyentuhmu.”

Denis naik ketempat tidur, dan mematikan lampu.

Di tengah kegelapan, Sheila tiba-tiba teringat sesuatu, dan mengingatkannya: “Kamu tidak mau ganti baju tidur?”

Mau pakai handuk mandi saja?

Denis tidak menjawabnya, hanya bernafas sambil memeluknya, nafasnya sangat berat, dia bisa mendengar setiap nafasnya dengan jelas diruangan yang tenang.

Mungkin karena kebanyakan minum alkohol, jadi tertidur pulas.

Sheila juga segera tertidur lelap.

Keesokan harinya, Sheila bangun duluan, dia membuka matanya, melihat wajah pria tampan yang sedang tertidur, bulu matanya yang panjang seperti sayap, bahkan lebih panjang dan lentik dari perempuan, yang membuat orang tidak tahan untuk menciumnya.

Sheila kehilangan fokus, dan mendapati bahwa tubuhnya dipeluk dalam pelukannya, keduanya sangat romantis, ini merupakan gerakan penuh cinta.

Sheila perlahan-lahan meraba rambutnya yang berantakan.

Bulu mata Denis mulai bergerak, Sheila segera menarik kembali tanganya, tapi Denis masih tidak kunjung bangun.

Sheila melihat jam, sudah jam sepuluh lebih, kalau biasanya dia seharusnya sudah bangun……

Di luar, Jack mengetuk pintu, mengingatkan Denis nanti sore ada kegiatan……

Sheila hanya bisa mendorongnya: “Denis, Jack bilang nanti sore kamu harus dinas, cepat bangun.”

“……”

“Sudah jam sebelas, mandi sana, lalu makan siang?”

Denis menjawabnya dengan nafas yang dalam.

Melihat Denis yang tidur begitu nyenyak, Sheila tidak tega membangunkannya.

Sheila ingin bangkit, tapi tubuhnya dipeluk erat oleh

Denis, tiba-tiba kepalanya membentur benda keras, dia melihat kesamping, dan ada beberapa buku ditaruh disamping tempat tidur, sudut buku itu membentur kepalanya.

Seperti sebelumnya ada beberapa buku di meja teh, saat itu Sheila ingin mengambil membacanya, tapi tiba-tiba dibawah pergi oleh Jack.

Awalnya Sheila tidak tertarik dengan buku apa yang dibacanya, Sheila tahu palingan yang suka dibacanya buku ekonomi, militer, komputer……

Tapi saat Jack mengambil buku itu pergi, ekspresi wajahnya gugup, membuat Sheila penasaran pada buku itu——

Sheila baru saja menjulurkan tangan ingin mengambil buku itu, sebuah tangan besar membentang menutup buku itu kembali.

Sheila menoleh, mengarahkan hidungnya ke hidung Denis, Denis perlahan menengadah, dan bibir mereka menempel kembali.

Sheila memalingkan kepalanya kebelakang dan berkata: “Sudah bangun?”apa yang kubilang tadi kamu tidak dengar? Jack…”

Bibirnya kembali dicium!

Sheila mengerutkan kening dengan kencang, melototinya, mata Denis berbinar seperti bintang-bintang dilangit, tapi dilihat bagaimanapun oleh Sheila tetap seperti nakal.

“Sebenarnya kamu ini mau bangun tidak? Kamu tidak bangun aku……”

Bibirnya sekali lagi dicium!

Sheila kesal, kali ini dia membuka telapak tangannya dan meletakkannya di wajahnya; “Bukankah sore nanti kamu mau dinas?”

Denis mencium telapak tangannya dan bersenandung “Hhhmm” di tenggorokannya.

“Kapan pulang?”

“Kalau cepat lima hari.”tunggu setelah dia menyelesaikan masalah Tuan besar, Denis akan membuat Sheila menjadi miliknya.

“Hhm.”mengingat dia punya waktu lima hari yang panjang, seolah hatinya kosong.

“Nurut tunggu aku pulang, nanti aku pulang ku beri kamu kejutan.”

“Kejutan?”Sheila yang mendengar kata kejutan, menarik kembali tangannya dari wajahnya dan berkata: “Kamu yakin kejutan, bukan ketakutan?”

Denis pernah memberinya dua hadiah.

Yang pertama cincin, alhasil Yuna mempunyai sama persis.

Kedua rok yang di design khusus olehnya, alhasil rok itu dipakai Sisi.

Setiap kali penuh sensasi.

“Kali ini yakin bukan ketakutan.”ucap Denis yakin.

“Baiklah, akan ku nantikan kejutanmu.”Sheila mendorongnya: “Gosok gigi dulu sana, ku bantu kamu kemas koper.”

Denis kembali menariknya kembali masuk dalam pelukannya, dan baru melepaskannya,lalu bangkit masuk ke kamar mandi.

Sheila juga kembali kekamar untuk mandi, ruang ganti baju terhubung dengan kamar tidur, jadi setelah mandi langsung ke ruang ganti, mengambil beberapa pakaian ganti Denis.

Pakaian Denis semuanya dijahit, setiap benang dan setiap jahitan, tidak peduli dari bahan atau mode, semuanya dipilih dan dipotong dengan cermat.

Jari jemarinya melintasi sederet jas rapi, dan akhirnya jatuh pada satu set jas biru tua, dia mengambil jas itu beserta gantungannya, dan terdengar suara ‘ting’.

Ada benda yang terjatuh——

Apakah kancingnya?

Sheila terus mencari dilantai marmer abu, ketika melihat benda itu terjatuh, matanya membesar——

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu