Istri Direktur Kemarilah - Bab 22 Hanya Sekedar Permulaan

Bab 22 Hanya Sekedar Permulaan


Memasukkan ayam utuh ke dalam air, setelah memasak selama satu jam lebih, suara air mendidiih, dan aroma sup diikuti uap panas mulai menyebar ke luar.
   
Memotret beberapa foto dengan handphone dan mengirimnya ke Kenny
   
 [tebak, apa yang ada di dalamnya?]
   
Sedetik kemudian, Kenny membalas :[sup ayam? Atau jangan-jangan mie ayam?]
   
 [benaran tidak mau masakan Jawa? Sebenarnya aku juga boleh mencobanya.]
   
 [aku takut kamu kecapekan.]
   
Sheila tidak balas, dia mengeluarkan mie yang sudah jadi dari kulkas, memasaknya dengan air, kemudian tiris airnya, menuang sup ayam ke dalam mie, dan memasaknya.
   
Aroma sup ayam yang kental menyebar ke segala arah, enak atau tidaknya mie ayam tergantung pada sup ayam itu.
   
 “Nyonya, kalau anda ingin makan mie ayam, cukup memerintah dapur untuk membuatnya.” Pembantu takut Sheila kepanasan, dengan cepat ingin membantu Sheila mengangkat sup ke luar.
   
Sheila tidak izinkan, dia juga tidak bicara, dia pastinya tidak akan bilang bahwa dia membuat mie ayam karena janjinya ke Kenny, Kenny juga menyuruhnya untuk mengecek apakah makanan sehari-harinya diracuni, sehingga tubuhnya terkandung virus baru dalam jumlah yang besar.

Menyuruh orang lain buat, dia takut malah menambah virus di tubuhnya, sampat saat itu, tidak lagi hanya sekedar perubahan sifat yang besar atau kehilangan sebagian ingatan.
   
Kenny berkata kalau terlalu parah, kemungkinan akan meninggal.
   
Matanya muncul tatapan dingin, melihat sop mie yang masih mengeluarkan uap panas, tidak disangka, pertama kali buat, hasilnya cukup baik.
   
Baru saja mengeluarkan handphone untuk memotret foto dan mengirimnya ke Kenny, sebuah suara muncul dari belakangnya.

“Buat apa lagi?”

Dia segera menyimpan handphonenya tanpa meninggalkan jejak, aroma vanilla spesial menerkam hidungnya, dilanjutkan dengan dada padat yang menabraknya
   
Pria merangkul pinggangnya secara alamiah  :”mie ayam?”
   
Sheila membuat isyarat ke pembantu untuk mengangkat mie ke luar, dia sendiri pun mencoba melepaskan diri dari pelukan pria, siapa tahu, pria malah memeluk lebih erat lagi…
   
 “Pembantu bilang kamu lagi buat mie ayam, untukku?”
   
 “Bukan.” Sheila membalikkan badan dengan cuek, menyandarkan badan ke meja masak, tangan secara tidak sadar berada di pundak pria, semacam penolakan, tapi juga terlihat mesra.
   
 “Aku suruh juru masak buat untukmu.” Selesai bicara, memutarkan kepala ingin memanggil juru masak yang sedang memetik sayur, sedetik kemudian, dagunya tertarik kembali.
   
 “Aku mau kamu yang buat.”
   
 “Masakanku sangat buruk, takut Tuan Salim diare setelah makan.”
   
 “Tidak mau?”
   
Sheila tersenyum ironi :” kenapa aku harus mau?”
   
Denis setengah berkedip mata, tertawa, lagi-lagi memeran sikap mengasingkannya?
   
Faktanya, Denis sangat tidak suka wanita bersikap begitu terhadapnya, acuh tak acuh,  sering memaparkan senyuman ironi, tapi ketika wanita itu adalah Sheila, Denis malah semakin tertarik untuk mengganggunya.
   
Dia menyandar mendekati Sheila, menekannya mati-matian di atas meja dapur, bagian bawahnya juga menempel ke tubuh Sheila, Sheila merasakan dengan jelas panas dari daerah itu.
   
 “Sudah terasa?”
   
Sheila mengerutkan alis, seperti menekan dengan sekuat tenaga emosi yang tidak puas, kembali tersenyum, tersenyum depan polos :”terasa apa?”
   
Tidak tahu sejak kapan tangan Denis sudah berada di muka Sheila, mengelus daun telinganya :”bawah.”

Selesai bicara, Denis sengaja menggesek-gesek, tatapannya dalam bagai laut yang tidak berdasar.

 “Tidak heran rasanya seperti tertusuk jarum.”Sheila menyindirnya.
   
 “Mau mencobanya disini?”
   
 “Tidak tahu malu!” mendorongnya :”awas! Aku buatkan.”
   
Denis berdiri sejenak di belakangnya, berusaha menekan kembali panas yang tergoda, wanita sialan, tidak melakukan apa-apa sudah membuat tubuhnya panas, Denis mengerutkan alis, selama dua puluhan tahun, dia tidak pernah sehaus ini…
Pada saat bersamaan, di ruang makan, terdengar langkah kaki dari jauh hingga mendekat, tidak lama pun terdengar suara Nyonya besar Salim :”sejak kapan makan malam keluarga Salim harus menelan mie ayam?”
   
Pembantu menjawab dengan penuh ketakutan :”Nyonya tidak enak badan dan ingin makan mie ayam, jadi Nyonya memasaknya sendiri.”
   
“Berusaha sekali dia, seruangan bau sop.” Selesai bicara, meremehkan dengan mengeluarkan sapu tangan menutupi hidung :”sakit masih makan makanan berminyak.”

 “Ini…”
   
 “Buang itu ke luar.”

    “……”

 “Aku makan mie hari ini.” Mendengar suara Nyonya besar Salim, Denis segera keluar dari dapur.

 “Denis,  juru masak sudah menyiapkan paket sehatmu… kurangin makan sop mie berminyak seperti ini.”
   
Semua makanan keluarga Salim pastinya memilih yang terbaik dari yang baik, selain bergizi tinggi, berlemak rendah, semua bahan yang dipakai berkualitas tinggi, truffle Italia, almas caviar, pinus merah Jepang...
   
Walaupun sop ayam juga bergizi tinggi bagi Denis, tapi terlalu berminyak…

 “Aku hari ini ingin makan mie.” Selesai bicara, dia melangkah ke tempat duduknya.
   
Memandang Nyonya besar dengan polos :”kenapa tidak duduk?”
   
Pembantu sudah meletakkan sop ayam di depan Denis, menyimpan garpu pisau, digantikan dengan sendok dan sumpit.
   
Mendengar Denis memanggil dirinya, Nyonya besar pun berjalan secara anggun ke tempat duduknya.
   
 “Hari ini Tuan besar Salim datang untuk makan, siapkan peralatan makan untuknya, dan pilih juga sebotol anggur kualitas tinggi, hari ini akan kedatangan tamu penting.”
   
Pembantu menjawab iya, kemudian mundur ke gudang anggur,
   
 “Tamu penting apa?”

 “Tuan besar Salim temani presiden main catur selama dua hari, baru saja mau pulang, katanya akan bawa seorang tamu penting.”
   
Pembantu membantu Sheila mengangkat mie yang baru selesai dimasak ke samping Denis, depan Sheila terduduk Yuna.
 “Harum sekali mienya, kalau bukan karena aku diet belakangan ini, aku juga mau mienya, tapi hari ini akan datang tamu penting, hanya makan mie ayam ini, sepertinya tidak terlalu cocok, benar tidak? Nek?”
   
Sheila membalasnya dengan senyuman tipis, kedua orang itu benar-benar ahli drama, siang tadi satu berkata akan menghukumnya, satu lagi tidak sabar untuk menyambuknya, sekarang malah seperti tidak terjadi masalah apapun.
   
Tetap menampilkan sosok elegan.
   
Yuna melototinya setiap beberapa saat dan tertangkap olehnya, Sheila terima dan mengingat perilakunya itu
   
Semenjak mendengar percakapan antara Yuna dan Denis, mengetahui Yuna hanya sekedar meriam abu, tapi tetap saja tidak merasa kasihan padanya,
   
Dia bukan lagi Sheila yang dulu, selalu sabar.
   
Dulu Yuna sengaja merusak gaun pestanya sendiri kemudian menyalahkan Sheila, sengaja terjatuh dari tangga dan menyalahkan Sheila, semua itu membuat Nyonya besar Salim menjadi tidak suka dengan Sheila, Sheila mengingat semua hal tersebut dengan jelas…

Yuna baru selesai bicara, segera terdengar suara langkah dari luar pintu, Tuan besar Salim sambil melepaskan jas dan memberikannya ke pembantu, sambil berjalan masuk :”malam ini minum sop ayam?”

“Karena Sheila tidak enak badan, dia bersikeras mau makan mie ayam…” melihat Tuan besar Salim Salim pulang, Nyonya besar Salim pun tidak lupa untuk mengadu
   
 “Tidak enak badan memang harus makan yang gizi.”
   
Sheila tidak punya niat mendengar apa yang mereka katakan, sejak Tuan besar Salim memasuki pintu, pandangannya terfokus kepada pria yang berdiri di belakangnya.
   
Denis melihat tamu penting yang dibawa Tuan besar Salim, dia sedikit mengencangkan alis, seketika seluruh tubuhnya menyebarkan aura yang bahaya.
   
Tidak tahu sejak kapan, Denis sudah meletakkan tangannya di pinggang Sheila, terlihat biasa, namun lebih terlihat seperti sedang memperlihatkan kepemilikan.
   
 “Sini, Kenny, hanya makanan sederhana, semoga kamu suka.” Selesai bicara, memperkenalkan Kenny ke semua orang :”asam uratku sakit lagi, kebetulan Kenny punya waktu luang, jadi aku menyuruhnya datang, aneh juga, penyakitku, hanya Kenny yang bisa mengobatinya.”
   
Kenny melirik Sheila dengan diam-diam, dia baru saja menyelesaikan operasi besar ketika Sheila mengirimkannya foto, dia tidak istirahat, melihat Sheila sedang mencoba memasak mie ayam, dia segera menelpon Tuan besar Salim.
   
Dia sendiri tidak bisa masuk ke rumah Salim, tapi masih bisa kalau dengan memanfaatkan Tuan besar Salim.
   
Hanya demi semangkuk mie ayam, ini mungkin adalah hal tergila dan paling tidak tahu malu yang pernah dilakukannya seumur hidup.

Setelah berlalu lama, dia baru tahu bahwa ini hanya sekedar permulaan.


Novel Terkait

My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu