Istri Direktur Kemarilah - Bab 228 Kamu Tidak Merusak Fantasinya

Denis merampas peluru itu dari nelayan, mengambil pistol Jack, lalu mengisinya dengan peluru itu, PANG——

Asap keluar dari ujung pistol, para nelayan menutup telinga mereka dan menunduk ketakutan kebawah.

Jack diam-diam melirik Denis, memegang pistol tinggi-tinggi mengarahkan ke langit, dia melampiaskan seluruh emosinya.

Sheila yang tertidur nyenyak, tiba-tiba membuka mata dan melihat sekelilingnya yang gelap, dia menarik nafas dalam-dalam, ternyata hanya sebuah mimpi, dia bermimpi ada bayangan hitam yang terlihat menembak jantung Regen.

‘PANG’Suara tembakan——

Dia bangun terkejut ketakutan, seluruh tubuhnya mengeluarkan keringat dingin.

Dia meraba samping tempat tidurnya yang dingin, ternyata Denis masih belum pulang, dia berbalik dan menutup matanya tidur lagi.

Baru saja mau tertidur, dia terbangun lagi oleh suara ketukan pintu.

Sheila kesal: “Siapa? Sudah malam ada apa?”

Dengan nada kesal, dia tetap menyalakan lampu, dan melihat jam, sudah jam dua subuh……

Ini sangat menjengkelkan bagi ibu hamil yang terganggu ketika ingin tidur——

“Nona ini aku.”Jack.

Sheila terkejut, Jack ada, itu artinya Denis sudah pulang? Kalau sudah pulang, kenapa tidak langsung masuk, malah menyuruh Jack yang mengetuk pintu, apakah terjadi sesuatu?

Tiba-tiba, rasa kantuknya lenyap, dia cepat-cepat mengenakan mantel dan membuka pintu.

“Sudah malam, mana tuan muda kalian? Apa terjadi masalah?”jantung Sheila hampir melompat keluar.

Koridor diluar kamar sangat tenang, dan tatapan mata Jack terlihat sedikit kuyuh.

Setelah ragu-ragu sejenak, Jack berkata: “Tuan muda tidak apa-apa, tapi dia minum alkohol.”

“Alkohol? Tengah malam minum alkohol?”kenapa lagi dia?

“Uhuuk……tuan muda dengar hari ini nona diantar pulang oleh tuan Huo……suasana hatinya buruk.”

“……”Hanya karena masalah ini? Keinginan posesif Denis selalu tidak ada batas, seperti mengirim foto ke musuh, meletakkan moncong pistol ke dada musuh, hal kekanak-kanakan seperti ini Sheila sudah tidak bisa menghitungnya lagi.

Dia menghela nafas: “Apa dia mabuk? Kalau mabuk bukannya kalian papah dia pergi istirahat dulu?”

“Nona juga tahu sifat tuan muda, selain nona, tuan tidak mau, tidak ada yang bisa membujuknya……”

Sheila mengencangkan mantelnya dengan rapat, dan menutup pintu dengan pelan: “Aku pergi lihat.”

“Nona, tuan sangat peduli pada nona, kami semua bisa melihatnya, karena nona sedang hamil, tuan takut melukaimu, jadi dia lebih bersedia minum alkohol sendirian, nona tolong jangan marah pada tuan, kalau ada masalah bicarakan baik-baik……”

Intinya hanya khawatir mereka bertengkar.

Sheila menguap ngantuk, ini benar-benar ngantuk.

Ruang baca berada dilantai dua, disebelahnya ada bar keluarga, biasanya kalau Denis tidak kekantor, dia ke ruang baca mengurus urusan bisnis, agar lebih efisien, dia menghubungkan ruang baca dan bar, bahkan menghubungkan sisi kiri ruang baca dengan kamar tamu, ditengah-tengah dipasang pintu, jadi ruang baca menjadi ruang terbesar di rumah Salim.

Jack membuka pintu, setelah Sheila masuk, dia menutup pintunya kembali.

Tata ruang bagian dalam mirip dengan ruang lainnya, dan gaya tata letaknya sama, tidak ada seorang pun di tempat tidur besar itu.

Sheila melihat sekeliling dan mendengar suara air di kamar mandi.

Ketika Denis mendengar suara pintu, dia tahu selain Sheila, tidak ada yang boleh masuk.

Khaa chaa——

Suara pintu kamar mandi terbuka, dia keluar dengan tetesan air di tubuhnya, uap panas baru selesai mandi masih terasa, dia keluar dari gumpalan kabut putih, yang tidak bisa melihat ekspresinya, dan titik fokus Sheila bukan disini, melainkan di——

“Kamu——”sebenarnya mabuk tidak?

Kalau tidak mabuk, kenapa tidak pakai handuk keluar?

Wajah Sheila memerah, dia mengalihkan pandangan, tidak usah dilihat juga tahu telinganya merah dan panas.

Denis menjilat bibirnya, dua bibir tipisnya mengerucut menjadi satu garis sempurna, tapi sangat kaku.

Dia berkata dengan dingin: “Pertama kali lihat ya?”

Terdengar jelas, suaranya sangat sadar, dan bisa melihat reaksi Sheila, itu artinya dia sama sekali tidak mabuk.

“Cepat pakai bajumu.”

“Seluruh tubuhku dari atas kebawah, bagian mana yang tidak pernah kamu lihat.”ucap Denis dingin, duduk disofa: “Cepat kemari keringkan rambutku.”

Ternyata benar dia tidak mabuk, hanya saja sedang marah.

Meskipun nada bicaranya tidak senang, tapi karena tahu dia marah karena apa, Sheila juga tidak mengatakan apa-apa.

Sekalipun dia tidak menyuruh Sheila untuk mengeringkan rambutnya, Sheila juga akan mengambil handuk menutupi tubuhnya, lalu mengambil handuk kering mengeringkan rambutnya.

Sheila berbalik ke kamar mandi, uap panas di kamar mandi masih belum menghilang, seharusnya dia sudah sangat lama didalam baru keluar, karena Jack sudah tidak bisa berbuat apa-apa makanya baru menggedor pintunya.

Disamping bath tub ada beberapa botol minuman alkohol, dan ada aroma alkohol yang kuat, dia memang minum begitu banyak alkohol, tapi karena kemampuan minumnya bagus, jadi tidak mabuk.

Dengan cepat Sheila mengambil handuk ke hadapan Denis, dan mulai mengeringkan rambut dan seluruh tubuhnya.

Awalnya Sheila berpikir untuk menjelaskan sesuatu, tapi melihat Denis jadi tidak bermaksud mengatakannya, jadi dia menahan semua apa yang ingin dikatakannya.

Diantara dia dan Regen sama sekali tidak ada apa-apa, sekalipun Regen memaksanya melakukan sesuatu yang tidak dia suka, itu karena dia tidak berdaya, kalau dia keberatan, Sheila juga tidak bisa apa-apa……

Sisanya tidak ada yang perlu dijelaskan, dia memang ingin mencium Regen, meskipun akhirnya tetap menyentuh bibirnya sedikit……

Denis merasa dia tidak fokus membantunya mengeringkan rambut, tidak tahu hatinya sudah terbang pergi kemana!

Tiba-tiba telapak tangan yang besar menggenggam pinggangnya, tubuh Sheila yang pendek, sekali dipeluk langsung duduk di pangkuannya.

Sheila:“……”

“Lagi pikirkan apa? Bantu aku keringkan rambut, hatimu lagi pikirkan siapa? Atau siapa yang ingin kamu keringkan rambutnya?”

“Denis, hari ini aku pergi ke kantor polisi menyelamatkan Sisi, sama sekali tidak tahu dia pergi ke kantor polisi.”

“Dia siapa? Hhm?”

Sheila mengigit bibirnya dan berkata: “Regen Huo.”

Mata Denis gelap, melepaskan genggamannya dengan dingin, Sheila ragu seharusnya berdiri atau tidak, lalu mendengar dia berkata: “Begitu lama tidak bertemu, jadi merindukannya, bahkan membiarkannya mengantarmu pulang kerumah Salim.”

Sheila juga tidak ingin dia mengantarnya pulang, Sheila sama sekali tidak ada kesempatan turun dari mobil……

Sheila tahu dia terus ribut minta cerai, hingga membuat Denis tidak ada rasa aman, jadi Sheila mencoba menjelaskannya dengan sabar: “Dia sekongkol dengan orang kepolisian, jadi……”

“Jadi biarkan Sisi didalam dan mengancammu.”

“Iya, seperti itu.”Sheila tidak tahu dia percaya atau tidak, kalau tidak percaya, dia juga tidak bisa mengatakan apa-apa.

“Dia tidak tahu kamu hamil?”

“Dia tahu aku hamil.”

“Jadi, seorang pria bisa tertarik pada seorang wanita hamil, menurutmu ini karena apa?”

“……”

“Karena kamu tidak merusak fantasinya, kamu memberinya kesempatan, sekalipun itu hanya sedikit.”

“……”

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu