Istri Direktur Kemarilah - Bab 127 Orang-Orang sekelasnya (2)

Suasana di aula besar sangat hening, hanya ada dua orang pembantu yang menyuguhkan wine : “Nona, silakan ikut aku kemari.”

Pembantu itupun mengikutinya.

Dia membawa pembantu itu berjalan melewati aula besar lalu menuruni tangga.

Ternyata ada sebuah mini bar di ruang basement.

Efek kedap suara di villa ini sangat bagus, di lantai atas suasananya seperti biasa begitu tenang, sedangkan di lantai basement penuh dengan hingar bingar musik yang menusuk telinga, rasanya seperti jantungmu ingin melesak keluar dari dalam dada.

Aroma ruangan tersebut berbau alkohol dan dewasa.

Dibawah sinar lampu yang remang, lelaki dan perempuan saling membelai dan menari sambil diiringi musik, kalau misalnya tidak ada musik mungkin bakal terdengar suara yang cukup membuat orang malu.

Gerakan-gerakan mereka sangat erotis.

Untung saja lampunya gelap dan mereka masing-masing sibuk sendiri, jadi tidak ada yang memperhatikan dia, tidak banyak orang disana, pandangannya menyapu ruangan itu, dia tidak melihat bayangan Sisi.

“Nona, apakah anda mau memesan anggur merah?” seorang pelayan berseragam seksi datang dan bertanya kepada Sheila.

Sheila mengayunkan tangan tanda menolak, tepat pada saat dia mau bertanya apakah ada seorang gadis yang bernama Sisi Wijaya disitu, tiba-tiba lampu mati dan musik berhenti, hanya tersisa 2 lampu sorot, yang satu mengarah ke kerumunan orang.

Lampu sorot yang satunya lagi menyinari sebuah panggung kecil, diatas panggung itu ada sebuah drum berwarna merah.

Saat ini, ada seseorang yang naik ke panggung itu, dengan sikapnya yang arogan dia memandang sekeliling ruangan, sekilas terlihat tahi lalat di ujung matanya.

Karena takut ketahuan, Sheila langsung terburu-buru menundukkan kepalanya.

“Peraturan lama, barangnya telah ditaruh diatas meja bar, satu orang satu suara, paling baik adalah hasil pilihannya keluar menjadi warna!” Sepertinya rata-rata adalah langganan, jadi Regen Huo langsung ke topik utama, saat ini dia memakai baju yang casual, dia terlihat lebih muda, dan juga tak bisa dihentikan.

Kumpulan orang yang berada di bawah rata-rata adalah anak orang kaya, kumpulan orang-orang yang segolongan, memiliki pandangan yang sama dengan dirinya.

Seiring dengan perkataannya, kerumunan orang-orang itu berteriak heboh.

Sheila tidak mau apa yang akan mereka lakukan, jadi dia melihat ke arah bar, dan bar tersebut sudah dibereskan oleh pelayan, diatas meja bar yang panjang itu, ada beberapa buah kotak kaca, di tiap kotak kaca tersebut ada lampu pajangan kecil.

Dilihat lebih teliti lagi, ternyata yang ada dalam kotak kaca tersebut adalah bermacam-macam batu permata yang sangat bernilai tinggi.

Dulu dia mempelajari tentang batu-batu berharga supaya bisa menyenangkan Nyonya Besar Salim.

Dia mengenal beberapa jenis batu yang ada di sana : batu oriental jasper, batu amber, batu ruby, batu mata kucing, batu opal hitam merah….

Dilihat dari warnanya, semua batu itu merupakan batu berharga, bahkan batu opal hitam merah saja, batu itu merupakan batu opal paling berharga di seluruh dunia, sebuah batu yang tak ternilai harganya….

Lalu ada juga batu amber --- warnanya merah terang seperti darah, yang makin membuatnya bernilai adalah batu amber yang ada di pajangan tersebut begitu jernih tanpa ada satu garis pun.

Sebenarnya syarat-syarat yang diperlukan untuk membentuk batu amber itu sendiri sangatlah susah, dibutuhkan waktu ratusan juta tahun di bawah tanah untuk membentuk resin batu itu, dan juga suhunya harus tetap stabil di 18 derajat, karena kalau suhunya terlalu tinggi maka akan mudah meleleh dan terbakar, sedangkan kalau suhunya terlalu rendah maka akan terjadi oksidasi.

Dan batu amber tanpa serat seperti ini, bisa dibilang sangat sulit untuk menentukan harganya.

“Batu oriental jasper ini juga warnanya bagus, dan kilaunya memukai…”

“Tuan Sumra menggunakan darahnya sendiri untuk memelihara batu itu.”

“Hahahaha, apakah dia juga tidak keberatan kalau kadar hormon testoteron dalam darahnya lebih besar?”

Nadanya yang menggoda, tapi masih bisa ditebak oleh Sheila, sebelumnya dia sudah tahu kalau banyak anak orang kaya itu yang terobsesi dengan cara merawat batu permata, terutama yang dirawat dengan menggunakan darah, konon bisa membangkitkan nilai spiritual dalam batu tersebut, serta bisa mempertahankan kilauan batunya….

“Sepertinya, batu amber merah ini punya peluang tinggi lho…”

“Bagaimanapun juga nggak bisa dibandingkan dengan batu amber milik Tuan Huo, warnanya itu lho sangat sempurna, sepertinya darah perawan yang dia butuhkan itu, dia siapkan sendiri.”

“Katanya yang malam ini akan dibuka adalah tunas nomor satu?”

“Darahnya murni dan perawan pula…”

“Kelihatannya kita sudah tidak ada harapan lagi, tapi kalau Tuan Huo membukanya ditempat, cukup berharga untuk melihat tunas itu

Membuka tunas itu.. di tempat?

Darahnya murni dan perawan?

Kepala Sheila tiba-tiba seperti mau meledak, entah kenapa respon pertama di kepalanya adalah Sisi…

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu