Istri Direktur Kemarilah - Bab 136 Jangan-jangan Dia Hamil ? (2)

Bau darah dengan cepat masuk ke hidung, Sheila segera menutup mulutnya, mendorongnya, dan bergegas ke wastafel untuk muntah.

Yuna dengan sensitif menghentikan gerakan makan steak, dan pada saat ini dalam benaknya terlintas sebuah pikiran yang mengerikan.

Segera, dia saling memandang dengan Nyonya Besar Salim, dan berkata dengan tidak nyaman: "Nenek, bukankah dia hamil?"

Nyonya Besar Salim mengerutkan kening dan menggelengkan kepalanya, "Bukan, jika dia sedang hamil, bagaimana mungkin kita tidak punya berita?"

"Apakah barusan hamil?"

"Sebelumnya dokter mengatakan bahwa rahimnya dingin dan tubuhnya lemah, tidak mudah untuk hamil ..."

"Tidak mudah hamil tidak berarti tidak bisa hamil, nenek, apa yang harus kita lakukan? Seandainya kakek tahu dia hamil ..."

Keluarga Salim penuh dengan mata-matanya Tuan Besar Salim. Meskipun orangnya tidak ada di sini, tetapi apa yang terjadi di Keluarga Salim, dia segera bisa tahu.

Kalau tidak, dia juga tidak akan begitu cepat tahu bahwa Kak Denis digigit ular ...

Wajahnya Nyonya Besar Salim juga mulai memberat: "Wanita ini punya banyak ide. Tunggu sebentar mengundang Dokter Dodi datang melihatnya."

Sheila mencuci mukanya, dan melihat Yuna memandangnya dengan aneh.

"Apakah Kak Sheila kurang enak badan?"

“Apakah Nona Yuna sedang peduli padaku?” Sheila menarik rok: “Tidak ada rasa tidak enak, hanya saja mencium bau berminyak dan berdarah, aku ingin muntah ...”

Sheila mengatakan setengah dan menyimpan setengah, membuat wajah kedua orang itu jelek seketika, dan penampilannya persis sama.

Jahe yang tua lebih pedas, Nyonya Besar Salim pulih dengan cepat dan seperti biasa, dia berkata kepada Andi: "Pergi undang Dokter Dodi datang."

*****(jahe yang tua lebih pedas artinya yang tua lebih berpengalaman)*****

Tidak lama kemudian, Dodi bergegas masuk dengan membawa kotak medis.

Dodi sudah datang, dan Sheila menarik napas dalam-dalam.

Dia hanya bisa berjudi. Dia tahu bahwa hal yang paling penting bagi Tuan Besar Salim adalah keturunan Keluarga Salim, Tuan besar Salim beberapa kali menekan Denis hanya karena ingin dia melahirkan anak.

Dia menatap Dodi dengan pandangan gelisah, dan Dodi juga menatapnya.

Mata Sheila penuh dengan perasaan, seolah-olah ingin menyampaikan sesuatu kepada Dodi, tetapi sayang sekali, Yuna dengan tergesa-gesa mengganggunya:

"Dokter Dodi, Nyonya Muda Salim berkata bahwa dia mencium bau darah atau barang berminyak dan ingin muntah. Coba kamu melihatnya apakah dia hamil?"

Dodi mengangguk dengan Nyonya Besar Salim terlebih dahulu, dan kemudian langsung menuju Sheila: "Nyonya Salim, berapa lama gejala ini ditemukan?"

"Baru saja ditemukan hari ini, beberapa hari yang lalu, aku dikurung di sebuah kamar dan berpuasa. Setetes air pun tidak minum, jadi aku tidak menemukannya ..."

Dikurung, puasa?

Ketika Dodi ingin membuka kotak medis, gerakannya berhenti karena kata-kata ini.

Tuan Salim tidak ada di sini, dan situasi Nyonya Salim begitu parah.

Bagaimanapun Dodi adalah orang luar. Nyonya Besar Salim itu tidak ingin dianggap oleh orang luar bahwa dia telah memperlakukan yang tidak wajar terhadap Nyonya Muda Salim, jadi dia menghentikannya: "Jangan bicara omong kosong! Cepat periksa!"

Dodi ragu-ragu sejenak dan memasukkan tongkat tes kehamilan yang semula di tangannya kembali ke kotak medis.

Lalu dia mengambil bantal denyut nadi: "Aku akan melihat denyut nadi Nyonya Muda Salim."

Yuna ingin mengatakan sesuatu, melihat tangan Dodi telah diletakkan di meridian pergelangan tangan Sheila.

Dodi mendengarkan denyut nadinya, dahi sedikit berkerumun, sekilas melihat Sheila, dan Sheila memberikan pandangan yang bermakna padanya dan tampaknya mengekspresikan sesuatu.

Setelah beberapa saat, Dodi menarik napas dalam-dalam dan perlahan mengatakan hasilnya: "Dilihat dari denyut nadi, ini adalah denyut nadi kehamilan, selamat untuk Nyonya Muda Salim."