Istri Direktur Kemarilah - Bab 13 Lebih Rendah Daripada Rumput Yang Kuinjak

Bab 13 Lebih Rendah Daripada Rumput Yang Kuinjak


Jack diam berhenti sejenak, memperhatikan reaksi tuan muda dengan seksama, hanya saja Denis sudah tidak memiliki kesabaran untuk menunggu jawabannya, langsung menyambar tablet melihat headline yang besar dan membuat setiap mata yang membaca memperhatikannya :


“Keluarga Salim muncul keturunan ilegal, putri keluarga Sinai masuk tinggal dalam waktu satu malam.”


" siapa yang menyerahkan berita ini?" perintahnya tidak mungkin ada yang berani melanggar, kecuali...


"ny.. Nyonya muda yang memerintahkan untuk menyebar berita itu, dia menyuruh media untuk mengeksposenya, mengatakan bahwa kehadiran Nona Yuna mengancam kedudukannya."


" mengancam kedudukan?" tablet dilempar ke tubuh Jack hingga terjatuh ke lantai, dengan satu injakan layar tablet hancur diinjak Denis.


"saya sudah memerintahkan orang untuk menghapus beritanya.." Denis mengernyitkan alis, bibir tipisnya menutup rapat tanpa sepatah katapun.


Semalam meninggalkannya menunggu, hari ini demi bercerai, menghalalkan segala cara mendorong Nona Yuna keposisi Nyonya muda?


Sheila, jangan kira aku tidak bisa mengatasimu!


"dimana dia?"


" pelayan bilang Nyonya muda sudah dipanggil oleh Nyonya besar sejak pagi.."


"Nyonya besar?"


....




"Nyonya besar, Nyonya muda sudah tiba."


Nyonya besar melirik melalui asap tehnya.


Awalnya hanya ingin melirik lalu memalingkan pandangan, namun merasa seperti ada yang salah, melirik sekali lagi, mengerutkan alis: " dimana tata krama seorang Nyonya muda? 


Tidak mengerti menyapa saat berjumpa saya, ada lagi, kamu berpakaian seperti mau jadi apa?"


" nenek, kak Sheila mungkin baru bangun tidur tidak sempat mengganti pakaian."


Huh!!


Nyonya besar Salim menyeruput teh panasnya.


Melirik Sheila yang berdiri tidak jauh didepannya, baru ingin membuka mulut sudah dipotong oleh perkataan Sheila;


"Nyonya besar memanggil saya datang tidak mungkin hanya karena ingin mengatakan omong kosong ini bukan, ada apa langsung katakan saja."


Apa yang dikatakan disebut sebagai omong kosong membuat Nyonya besar Salim marah hingga kerutan bertambah beberapa centi, Nona Yuna sangat lembut mengelus pundaknya: "nenek, anggap saja itu emosi karena baru bangun tidur."


Ekspresi wajah Nyonya besar Salim membaik, dengan tajam melirik Sheila :" saya menyuruhmu datang untuk memberitahukan bahwa Yuna dan Denis sudah berhubungan selayaknya suami istri yang sah, sudah menjadi bagian dari keluarga Salim, kelak kamu adalah kakaknya, harus mengalah kepadanya, mengerti?


Sheila melirik kearah leher Nona Yuna, hari ini dia sengaja mengenakan baju dengan leher dan bahu terbuka, bekas merah dilehernya terlihat sangat jelas seolah-olah sengaja ditunjukkan.


Menyadari Sheila melihat lehernya, dia sengaja menyibak rambutnya


Ternyata bukan hanya di leher, didaun telinga juga sekitar bahu penuh dengan bekas merah.


"oooh, cuma hal ini saja?" Sheila mendongakkan kepala dengan malas sambil menguap :" saya kira ada apa, Nyonya besar sudah berumur, tidur tidak terlalu nyenyak jadi bangun pagi, sedikitpun tidak memikirkan yang muda, sudah tidak ada urusan lagi saya kembali kekamar lanjut tidur."


"... Sikap macam apa itu!" Nyonya besar Salim melihat sikapnya yang tidak peduli, marah hingga jantungnya berdegup kencang.


"bagimana kalau anda mengajari saya sikap yang seharusnya?"


"kamu!"


"nenek, jangan marah, saya tidak buru-buru, lagipula kakak Denis belum membuka mulut tentang hal ini, saya masih belum pantas untuk..."


"anak bodoh, dulu mungkin kau belum pantas, tetapi sekarang kau pantas karena Denis menginginkanmu, mungkin saja kau akan segera mengandung darah daging keluarga Salim, pada saat itu jangankan pantas, bahkan..." Nyonya besar Salim melirik Sheila dengan angkuh sambil berkata :


"bahkan kedudukan sebagai Nyonya muda Salim pun pantas." "nenek, masalah ini, harus diputuskan oleh Denis." Nona Yuna menundukkan kepala dengan malu, wajah memerah hingga ke telinga: " lagipula, semalam Denis karena membantuku.."


"itu karena dihatinya ada dirimu baru bersedia membantumu." kemudian melotot kearah Sheila :" dengar-dengar aroma terapi pemberianmu?"


" tidak salah, pemberianku, ada masalah?" Sheila mengaku dengan lapang dada.


" kamu tau dikeluarga kita ada larangan, setiap orang dilarang menyimpan obat bius, yang melanggar akan dihukum berat?!"


Saat berusia 14 tahun, sejak Denis diberi obat hipnotis oleh pelayan untuk menggodanya, keluarga Salim memasukkan peraturan melarang memiliki obat bius sebagai peraturan keluarga.


Nyonya besar Salim memukul pegangan sofa dengan keras :" pelayan, tangkap Nyonya muda , hukum pukul dengan tongkat, lihat dia masih berani menggunakannya lagi atau tidak."


Para pelayan wanita segera mengepung, Sheila dalam keadaan panik mengambil gelas diatas meja teh dan membantingnya ke lantai, sekeliling dipenuhi oleh pecahan gelas.


Para pelayan terkejut, Sheila mundur setengah langkah kebelakang, berkata dengan mantap :" Saya memberikan aroma terapi ada salah apa?"


"mencampur barang yang tidak wajar? Hanya sebotol aroma terapi biasa, buat apa panik seperti itu? Nyonya besar, orang tua harus memperhatikan tekanan darah."


"mencampur obat bius masih berani mengelak?"


"obat bius? Ada bukti?" yang saya berikan hanya aroma terapi biasa, kalau dibilang ada obat bius, itu pasti ada yang menjebak, intinya hal seperti ini bukan lah yang pertama atau kedua kalinya..


"bukti? Apa yang Yuna katakan adalah bukti, apakah kamu masih mau berkelit? Sedang apa kalian diam disana? Cepat ikat dia!"


" kita lihat siapa diantara kalian yang berani mendekat?!" tatapan Sheila menyapu seluruh pelayan, tatapannya yang tajam membuat para pelayan tidak berani berkutik, tidak berani sembarangan melangkah maju.


"nenek, sudahlah, kak Sheila bukan sengaja, aku percaya dia juga berniat baik..."


"berniat baik? Anak bodoh. Dia ingin menggoda Denis, tetapi siapa sangka yang diinginkan Denis malah kamu? Tidak perduli apa tujuannya, menggunakan barang seperti itu..."


Dia memotong omongan dengan tawa sinis:" menggoda? Sebagai seorang Nyonya muda Salim perlukah menggoda suami sendiri? Itu namanya--meningkatkan gairah."


"meningkatkan gairah?" Nyonya besar Salim seperti mendengar sebuah lelucon.


Nona Yuna maju untuk berbicara :" kak Sheila bagaimana boleh kamu berbicara seperti itu kepada nenek, kau sudah bersama kak Denis selama tiga tahun, kau yang terkena obat hipnotis, kak Denis tidak mungkin menyentuhmu, bagaimana kau bisa beranggapan jika kau tidak menggoda, kak Denis bisa tergoda? Semua orang berkata harga diri itu sesuatu yang penting, kak Sheila, aku harap kau juga punya."


Setelah Nona Yuna menyelesaikan semua perkataannya, sekujur tubuhnya gemetar karena emosi, terlihat seperti sedang membela Nyonya besar Salim, sikap dia marah seolah-olah menunjukkan bahwa walaupun perkataan yang diucapkan seberat apapun pasti akan termaafkan.


Sheila tidak sanggup lagi menahan tawanya, seperti seekor ayam betina yang sedang marah.


"kalau begitu, apa yang saya lakukan terhadap suami sendiri adalah menggoda, sementara apa yang kau lakukan pada Denis adalah kewajaran? Nona Yuna sepertinya terlalu mendalami perannya, sudah menganggap dirinya sendiri sebagai Nyonya muda Salim."


"aku.. Aku tidak.. Lagipula aroma terapi semalam adalah pemberianmu.."


Dia cepat atau lambat akan menjadi Nyonya muda Salim, kamu kira kamu masih bisa bertahan di posisi Nyonya muda Salim berapa lama?"


Sheila dengan ogah-ogahan memainkan cincinnya, seolah-olah tidak perduli dengan apa yang dikatakan Nyonya besar Salim, berkata dengan angkuh:


"kedudukan Nyonya muda Salim, kau pikir aku perduli? Semua orang menganggap tuan muda Salim sebagai harta, tetapi saya malah merasa dirinya lebih rendah daripada rumput yang kuinjak dibawah kaki, siapa diantara kalian yang suka, silahkan bawa dia pergi"


Kepala pelayan dan para pelayan menarik nafas dalam-dalam setelah mendengar perkataan Sheila, meskipun mereka tidak menyukai Tuan muda Salim, tetapi didepan Nyonya besar Salim mengatakan tuan muda hanyalah sebatang rumbut yang diinjak dibawah kaki, nyalinya sangat besar."


"Tuan muda..."


Tiba-tiba dari depan pintu terdengar seruan, sesosok bayangan yang gagah dan tinggi telah berdiri tegap didepan pintu

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu