Istri Direktur Kemarilah - Bab 207 Kesempatan yang Bagus

Sebelum Sheila datang ia khusus mencaritahu informasi mengenai konferensi kali ini, katanya show kali ini adalah sekali yang skalanya lumayan besar di dunia perhiasan sekali, selain artis terkenal hadir, ahli perhiasan paling top di dunia perhiasan Ana, Ketty, Weni Owen dan lain-lain hadir.

Sheila sebelumnya demi menyenangkan Nyonya Besar Salim, jadi membuang waktu mempelajari lebih dalam tentang perhiasan, bukan tidak tahu sama sekali tentang dunia perhiasan.

Tema utama hari ini kira-kira gaya vintage eropa, terlihat di kejauhan Fahmi yang didandani jadi model ratu vampir Eropa, pakaiam formal set isi 3 warna hitam, juga jubah warna hitam dengan kerah merah, make-up smoky warna hitam pekat, juga taring, tangannya mengenakan cincin ratu vampir, bros yang desainnya cantik.

Ini kira-kira mau menunjukkan produk.

Di belakangnya ada sebuah poster skala besar, inti yang mau dipromosikan acara kali ini.

Sheila mau berjalan mendekat ke arah Fahmi, malah tidak tahu siapa yang kasar menabrak Sheila, pada dasarnya tempatnya memang tidak besar, orangnya juga banyak, tertabrak juga sesuatu yang sulit dihindari.

Sheila tidak apa-apa, telepon genggam di tangan orang yang menabrak Sheila jatuh, Sheila membungkuk mau membantu memungut, tidak menyangka layarnya menunjukkan ID penelepon, namanya Yuna Sinai, jarinya menyentuh layar telepon genggam, sebuah hak tinggi sudah menginjak punggung tangan Sheila.

“Aduh, maaf ya, tidak kelihatan.”

Tangan Sheila sakit diinjak, mengernyitkan alis kuat-kuat, mengangkat bolamatanya, sebuah wajah yang familiar.

“Nyonya Muda Salim?” Sora pura-pura terkejut memanggilnya: “kenapa kamu bisa ada disini, kamu bukannya seharusnya menjaga kandunganmu di rumah sakit?”

“Kamu lumayan tahu jelas ya masalahku.” Sheila mendorong Sora, kaki yang menginjak punggung tanganya baru berpindah.

“Menjelaskan kalau kamu punya posisi di mata kami.” selesai bicara masih secara khusus mengubah layar telepon genggam jadi hands-free: “Yuna, kamu tebak aku melihat siapa di show?”

“Siapa?”

“Nyonya Muda Salim yang terdahulu.”

“Nona Sheila?”

“Kita sangat dekat?” Sheila mendoromg telepon genggam, tidak ingin bicara omong kosong lebih banyak lagi dengan mereka.

Tidak menyangka Sora dan yang lainnya tidak mau melepaskan: “kok bisa tidak dekat? Kapan kamu keluar dari rumah, kapan bercerai, kapan pergi lagi jadi jablay ke Tuan Huo, kapan kembali ke kediaman Salim dan menerima sikap dingin Tuan Muda Salim, kami tahu dengan sangat jelas.”

Sesuai dugaan mereka sejenis, sikap menjijikan orang di samping Runi pada Sheila, namun mereka sangat tahu jelas masalah Sheila, hanya bisa menjelaskan sebuah masalah, mereka dan Leni bekerja sama!

Atau rencana mereka, membuat Leni jadi kambing hitam.

Sheila tertawa dingin: “sangat jarang kalian begitu perhatian padaku, kelihatannyaaku harus catat dulu , ada masalah apa kalian pasti tidak bisa lepas dari terikat.”

“Jangan sembarangan bicara tanpa bukti.”

“Kamu merasa ini masih bukan bukti?” Sheila mengayunkan telepon genggam di tanyannya, diam-diam Sheila merekam suaranya.

“Kamu!” wajah Sora menghitam, mau merebut telepon genggam, Sheila dengan cepat memasuklan telepon genggamnya ke dalam tasnya lagi.

“Lain kali kalau bicara dan melakukan sesuatu lebih hati-hati sedikit, jangan tertangkap oleh aku.” Sheila melihatnya dengan tatapan yang penuh arti mendalam.

Sora menggertakkan gigi, tidak bicara, takut salah keterlaluan bicara apa, direkam juga, wanita ini sangat licik.

Melihat tampak belakang Sheila, Sora mengangkat telepon yang belum ditutup: “Yuna, kamu mau datang tidak? Hari ini sangat banyak orang datang, sebuah kesempatan yang bagus loh.”

Sheila menatap Sora dengan sorot mata yang sinis, mendorong kerumunan, berjalan mendekat ke Fahmi, saat berjalan mendekat, mendengar suara asisten desainer bertengkar dengan Fahmi:

“Fahmi, kamu kalau memaksakan begini lagi, aku akan memberitahu Nona Weni Owen, kamu ini sudah termasuk melanggar kontrak..”

Wajah Fahmi memburuk, tangan besarnya melambai, setelah kotak make-up di tangan asisten terbuka membentuk lengkungan di udara, jatuh ke lantai, orang lewat tidak menyadari, menginjak, kalungnya rusak

Asisten tiba-tiba menunduk, melindungi hiasan kepala dengan tubuhnya: “Fahmi kamu menggila apa sih!? Hiasan kepala ini desain yang paling Nona Weni pedulikan, ia membuka kotak, sebuah hiasan kepala berhias permata sudah putus terbelah jadi 2, ada orang lagi yang menabrak sikunya, saat ini seluruh permatanya berceceran.

“Bagaimana!?” asisten terduduk di lantai: “kamu membawa bencana!”

Fahmi melihat sekilas dengan ringan hiasan kepalanya: “pada dasarnya memang masalahnya di kualitasnya, jatuh sedikit langsung putus, suruh aku pakai barang murahan semacam ini? Benda yang sangat feminim, aku akan kehilangan penggemar.”

Asisten tidak menggubrisnya, malah mengangkat hpnya: “ada masalah mendadak, mohon biarkan Nona Weni Wenya ke belakang panggung sebentar.”

Fahmi mengulurkan tangan langsung mau merebut interkomnya: “pasang lagi permatanya memang tidak bisa? Harus banget memanggil wanita tua itu kesini!?”

“Nona Weni?” tidak tahu apa semua desainer agak gampang marah, Sheila memanggil sekali lagi.

Sheila sungguh ingin menggali lubang dan mengubur dia.

Saat itu mulai ada keributan di antara kerumunan orang tersebut, tidak tahu siapa memanggil: “Yavin.”

Seorang wanita yang kira-kira 40 tahun lebih sudah menerobos ke arah mereka: “apa ada kesalahan!? Kamu merusak desainku, nanti aku gimana!?”

Hanya saja tidak tahu kenapa, Sora di sana, Sheila selalu merasa akan muncul masalah apa, berpikir seperti itu, Sheila melindungi bagian perutnya dengan tangan.

“Aku kakak perempuannya Fahmi.” Sheila berkata dengan sangat tulus: “merusak kalung, itu salah Fahmi, bisa tidak jangan lapor polisi dulu, memberi Fahmi kesempatan minta maaf?”

Sungguh tidak pernah bertemu orang sepertimu!

“Aku peringatkan kamu untuk lebih menghormati Nona Weni, kamu nanti masih ingin bekerja tidak di lingkaran hiburan? Kalau ia melaporkan kamu, nanti tidak ada orang yang berani mempekerjakan kamu, aku sungguh menyesal mengundang kamu.”

Selesai bicara, mengangkat mau menelepon, Fahmi terlihat tidak takut.

“Disini berantakan sekali, bukannya sudah suruh kamu ke ruangan besar?” suasana hati Fahmi tidak baik, jadi dengan gelisah ia menepak Luma Hami dengan tangannya, make-up smoky di wajahnya agak luntur,

Namun juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan dia, ibu asuh di keluarga Wijaya, harus mengurus anak sebanyak itu, jadi kurang mendisiplinkan Fahmi, ditambah lagi Fahmi itu anak yang dipungut dari panti asuhan, jadi di keluarga Wijaya sangat tidak memiliki rasa aman, selalu sangat memberontak.

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu