Istri Direktur Kemarilah - Bab 221 Setiap Kata-katamu, Semua Aku Anggap Sungguhan

Gerakan Sheila merebut perekam mini terhenti sejenak: “aku tidak akan setidak percaya aku seperti kamu ini!”

“Kamu yakin dirimu sendiri sangat percaya aku?”

Saat ini Denis sudah ditekan di kursi mobil, kaki panjangnya terpaksa menekuk.

Beberapa helai rambut jatuh dari kepalanya, menyapu wajah tampan dan sempurna Denis, Denis takut Sheila melukai dirinya sendiri demi perekam mini, lalu kesakitan, memindahkan beberapa helai rambutnya ke belakang telinga.

Sheila agak merasa bersalah, Sheila memang tidak cukup percaya Denis, kalau tidak Sheila juga tidak akan curiga anak Rinu itu punya Denis……

“Aku tidak yakin.” Sheila berkata dengan suara rendah.

“Kenapa tidak percaya aku?” Denis memeluk Sheila, memangku Sheila di pahanya sendiri, ini topik pembicaraan yang sangat serius, berhadap-hadapan terlihat lebih tulus.

Meskipun postur ini, sangat menguji orang.

Sheila merangkul leher Denis: “kira-kira karena tidak cukup memahami kamu.”

3 tahun yant lalu, meski suka pada Denis, tapi tidak memahaminya, 3 tahun kemudian setelah perubahan besar setelah terkena obat jenis baru, hati Sheila hanya ingin menjauh darinya, sama sekali tidak bersedia memahakinya……

“Aku akan memberi kamu waktu untuk memahami aku, kamu jawab dulu pertanyaanku, kalau suatu hari nanti, kamu kehilangan aku, kamu akan mencariku tidak?”

“……” Sheila mau mengangguk, tapi ia tidak tahu dirinya sendiri masih ada nanti atau tidak……

Di saat ragu, Denis sudah memberinya perintah dengan yakin: “Sheila!kamu harus datang mencariku! Pasti harus datang mencariku!”

Sheila entah mengapa merasa mau menangis, menahan air mata yang ingin sekali menetes keluae, mengangguk.

Denis menggenggam tangannya, mencium telapak tangannya, sorotan mata mendalamnya mendesak Sheila.

Sheila tiba-tiha menyadari, apa mungkin cinta mereka dulu menggunakan cara yang salah, cinta Denis pada Sheila, tidak mampu Sheila pahami, cinta Sheila pada Denis, juga tidak berani Denis percaya, jadi baru bisa saling salah paham begini kan?

Denis memeluk Sheila semakin erat, seperti mau masuk ke dalam hatinya.

“Sheila, aku anggap kamu setuju, ingat, kangan membohongi menipu aku lagi, karena, mulai sekarang ini, setiap kata-katamu, akan aku anggap sungguhan.”

Sheila dalam pelukan Denis, mencium wangi khas yang hanya dimiliki tubuh Denis, menutup mata.

Mobil berhenti, Sheila mengangkat kepalanya dari pelukan Denis, melihat keluar jendela

“Dimana ini?”

“Supermarket.” Denis sangat tenang saat berkata.

“Supermarket? Kamu mau beli sesuatu?” biasanya baramg mereka semua didaftarkan oleh Jack, yang kemudian menyuruh pembantu yang suruh beli.

Pria tidak terbiasa jalan-jalan, Denis juga sama, utamanya Denis merasa buang-buang waktu, semua ini seharusnya dilakukan bawahan.

Sheila bahkan curiga sebenarnya Denis tahu atau tidak bagaimana belanja di dalam Supermarket……

Hari ini tiba-tiba bilang mau jalan ke Supermarket?

Apa Sheila yang berpikir terlalu banyak? Sheila merasa Denis belakangan ini agak aneh, ikut Sheila belajar bersama bagaimana membesarkan anak, juga menyetujui setiap minggu Sheila meluangkan waktu untuk menemani suster menyusui, sekarang bahkan pergi jalan-jalan ke Supermarket……

Denis seperti melihat kebigungan di mata Sheila, menggenggam tangan Sheila: “aku hanya ingin mencoba hal-hal yang dilakukan pasangan suami istri biasanya, apa kamu merasa jalan-jalan di supermarket tidak cocok sama aku?”

Sheila tertawa dengan suara rendah: “sangat cocok, namun……”

Sheila melihat sekilas pengawal di belakangnya, sebanyak ini orang jalan-jalan di supermarket sungguh terlalu mencolok.

Pada akhirnya, Denishanya menyuruh Jack mengikuti, yang lain menunggu perintah di pintu masuk.

Di depan rak barang yang penuh dan indah ——

“Kita mau beli apa?” Sheila tidak tahu di kediaman Denis masih kekurangan apa.

Sheila menarik Denis berjalan sampai ke depan sederet barang untuk mandi, mendekat dan mencium tubuh Denis: “kamu suka pakai shampo dan sabun mandi merk apa?”

Sudah selama itu bersama, Sheila sepertinya tidak pernah memperhatikan Denis suka pakai apa, tidak suka pakai apa.

Denis mencubit hidung Sheila: “mau memahami aku?”

Denis melepaskan tangan, melihat sekilas barang di rak, mengernyitkan alis, seperti bahkan dirinya sendiri juga tidak tahu jelas,

Melihat sekilas Jack..

“Tuan Muda suka merk WeiKaiSi, semua produk mandi Tuan Muda itu diimpor, takutnya di supermarket tidak ada.”

Ini adalah merk mahal nomor 1 di seluruh dunia, Denis pakai merk ini juga sangat cocok dengan identitasnta, namun setiap kali mereka mandi selalu disiapkan oleh pembantu, baru pertama kali Sheila tahu Denis pakai merk ini.

Tidak jauh, SPG khusus alat cukur sedang menggunakan model manekin untuk mempromosikan produknya sendiri.

Terlihat ia menggunakan krim cukur di wajah model, kemudian dari kiri ke kanan, dari atas sampai bawah, mencukur sesuai arah tumbuh jenggot.

“Apa kamu juga cukur jenggot?”

Sheila tiba-tiba melihat ke dagu Denis, setiap kali Sheila melihat Denis, selalu bersih……

Denis segera menarik tangannya, membiarkan Sheila mengelus dagunya: “lain kali cukurin untukku?”

Sheila mengangguk, jarinya sudah menyentuh sedikit jenggot yang tumbuh mencuat, dilihat dari dekat tidak ada, tapi saat diraba tetap saja ada sedikit.

Mereka memutari rak-rak, belum beli barang apapun.

Pada akhirnya, Denis membawa Sheila ke area makanan.

“Mau beli makanan?” di dalam supermarket ada pasar makanan segar yang sangat besar, berbagai macam buah dan sayur, hampir semuanya ada.

“Beli sayur.” Denis melihat bagian makanan yang ramai dengan orang berlalu-lalang, agak mengernyitkan alisnya.

Jack tahu Tuan Muda tidak suka banyak orang, tapi pengawal semua di luar, tidak bisa mengosongkan tempat.

Siapa sangka Tuan Muda melindungi Nyonya Muda di belakang tubuhnya: “jangan biarkan orang lain menyentuh kamu .”

Ternyata Tuan Muda takut orang lain menabrak Nyonya Muda.

Jack segera mendorong keranjang belanja dan mendekat, dengan begini sayur bisa diletakkan di keranjang, Tuan Muda boleh melindungi Nyonya Muda kapan saja.

“Memangnya tidak ada sayur di rumah?” Sheila tidak paham, ia mau apa beli sayur.

“Kamu mau makan apa?”

Sheila tiba-tiba paham: “kamu tidak mungkin mau masak kan?”

Denis mengangkat alisnya: “tidak boleh?”

“Kamu bisa masak?” Sheila tahu bagaimana situasinya saat Denis buat kue, masak……

Seharusnya juga tidak sebaik apa.

“Tidak bisa, tidak boleh belajar?” pertanyaan Denis pada Sheila, kedua tangannya yang mencubit kedua pipi Sheila seperti menghukum.

“Uhuk uhuk, boleh, tentu saja boleh……” IQ nya melebihi orang biasa, belajar sesuatu seharusnya sangat cepat.

Segera setelahnya, mereka berdua yang tidak pernah beli sayur memilih-milih di sana, seringkali berdiskusi mana yang lebih bagus.

Denis untuk segalanya merasa sayur yang besar itu bagus, Sheila malah merasa yang terlihat cantik baru bagus.

Jack memerah malu di samping, tidak bersuara.

Namun tiba-tiba melihat, saat ini malah seperti pasangan suami istri yang baru saja menikah, sorot mata Denis yang memilih sebuah kol besar seperti berlistrik saja, datang dan pergi ke arah Sheila.

Area magnetik yang manis itu membuat orang yang berada beberapa meter di sekeliling mereka bisa merasakannya.

Dalam beberapa langkah saja, Denis sambil bicara akan tidak menahan diri dan mencium Sheila, di rambut, atau kening, atau telinga, atau tangan!

Orang buta saja bahkan bisa lihat ini sedang jatuh cinta.

……

Hotel Emperor.

Dari sisi pintu kamar sepanjang jalan berlika-liku sampai ke ranjang, sepenuhnya berantakan.

Di atas ranjang, Sisi yang kepalanya sakit mau pecah merasa seluruh tubuhnya seperti hancur, membalikkan badannya ingin mencari posisi yang lebih enak, samar-samar melihat wajah tidur pria itu, seketika langsung sadar, tiba-tiba bangkit duduk dari atas ranjang.

Selimut menurun, menunjukkan kulit yang putih, seiring dengan tubuhnya sendiri menurun, yang terlihat, semua bekas lebam yang biru keunguan, ia terkejut dan menutup mulutnya, takut dirinya sendiri lepas kendali dan berteriak.

Tenang, tenang, Sisi berulangkali mengingatkan diri sendiri, mengambil nafas dalam-dalam.

Kemudian mengambil telepon rumah di lemari di ujung ranjang.

Mengeluarkan 3 angka, belum mengkoordinasi bagaimana enaknya menyampaikan, teleponnya tersambung.

Sisi menutupi mic dengan panik, seperti sedang jadi penjahat, setelah mengatur nafasnya dengan baik, menahan merendahkan suaranya dan berkata: “aku…aku mau lapor polisi…aku dipaksa…”

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu