Istri Direktur Kemarilah - Bab 35 Istri Sah Yang Menyedihkan

Bab 35 Istri Sah Yang Menyedihkan

“Hahaha, Sheila, kamu pikir aku bodoh? Jangan-jangan kamu mau bilang bahwa ini adalah permainan flirting antara kamu dan Tuan Muda Salim?”

“……”

“Kenapa? Kamu sangat takut terhadap suamimu?” Leni berpura-pura mengasihaninya : “Oh iya, benar juga, teman-teman sekelas sangat iri karena kamu menikah dengan orang kaya, sebenarnya aku tahu penderitaan menikah dengan orang kaya, dan juga aku pernah mendengar bahwa kalian menikah selama 3 tahun, suamimu sama sekali tidak pernah menyentuhmu...”

“……”

“Bulan lalu Pamanku ada datang ke pesta, sepulangnya dia bilang kalau kamu lompat ke laut bunuh diri, aku tentunya bilang bahwa itu tidak mungkin, lalu aku baru tahu ternyata kamu melakukannya karena ingin menarik perhatian suamimu...”

Leni berpura-pura menghela nafas : ”Tidak disangka-sangka Tuan Muda Salim sengaja di depan umum memberimu sebuah pisau, bilang takut kamu tidak bahagia, membiarkanmu memotong pergelangan tangan, kamu sekarang bilang Tuan Muda Salim menyuruhmu diam-diam mencuri fotonya? Jangan-jangan dia sengaja menyuruhmu memfoto dia bermesraan dengan wanita lain?”

[Suami menyuruh istri sahnya memfoto dia bermesraan dengan wanita lain?]

[Sungguh sangat menyedihkan!? Ini adalah istri sah yang paling menyedihkan dalam sejarah!?]

Beberapa pelayan saling bertatap muka, raut wajahnya berbeda-beda, ada yang kaget, ada yang melihat pertunjukkan, ada yang merasa kasihan...

“……”Sheila dengan sopan mendengarkannya sampai selesai, dia sangat mengagumi lubang otak Leni, lagipula kata-kata ini dia sudah sering mendengarnya, sudah sampai mati rasa.

Jika mendengar lagi, hanya membuat dia merasa dulu dia sangatlah bodoh.

Jika dulu tidak bodoh, dia tidak akan mungkin jatuh cinta kepada pria seperti Denis ini...

“Kamu diam-diam mencuri fotonya, jika dia mengetahuinya, jangan-jangan dia akan memukulimu? Atau menghukummu? Atau melepaskanmu?”

Semakin bicara, Leni merasa semakin senang, tetapi dia dengan cepat menyadari bahwa dia tidak boleh terlalu senang, lalu berkata dengan nada sedih : “Bagaimana? Aku tahu diselingkuhi sangat menyedihkan, aku sangat ingin membantumu, tetapi aku juga tidak bisa mengabaikan reputasi hotel ini.”

“Apakah itu...”

“Tentu saja, aku tahu, jika kamu ketahuan diam-diam mencuri foto, setelah pulang ke rumah, hari-harimu pasti tidak akan bisa dilewati dengan mudah... sesungguhnya, aku sangat bersimpati padamu...”Kelopak bunga yang ada didalam genggaman Leni diremas sampai berubah menjadi lumpur, lalu tiba-tiba membalikkan badan dan berkata dengan feminim kepada pelayan : “Bawa dia keluar.”

Sedetik lalu bersimpati, sedetik kemudian membenci seperti menginjak orang mati, kecepatan perubahan wajah ini, sampai-sampai membuat pelayan yang berada di sana tidak bisa menanggapinya.

Sheila tertawa dingin : “Seperti ini ya perlakukan Hotel Marriot terhadap pelanggan?”

Beberapa pelayan baru saja kembali fokus, lalu kembali tertegun oleh wibawa Sheila.

“Walaupun aku diam-diam mencuri foto, bagaimanapun juga aku tetap adalah Nyonya Muda Salim, Leni, walaupun Tuan Muda Salim tidak suka jika ada orang yang mencuri fotonya, dan jika dia sampai mengabaikanku, kamu kira dia bisa menerima jika orang luar memperlakukan istrinya seperti ini?”

Leni sedikit terkejut, Sheila ini sejak kapan menjadi sangat tenang, dalam situasi yang terpaksa seperti ini masih bisa berpikir dengan jernih!

Sheila sengaja maju satu langkah ke depan, beberapa orang malah mundur ke belakang.

Sheila sengaja merasa tak berdaya dan berkata :”Dikarenakan kamu tidak percaya, aku akan menyerahkan handphoneku, lalu foto yang aku ambil diam-diam boleh kamu hapus, dan boleh bertanya kepada Tuan Muda Salim bagaimana penyelesaiannya...”

Tatapan mata Leni bersinar, dia harus mengakui bahwa setiap kata-kata yang diucapkan penakut ini, mengucapkan semua isi hatinya, menyerahkan handphone kepada Denis, di satu sisi bisa sebagai bukti, di sisi lain adalah kesempatan untuk mendekati Denis.

Mengenai Sheila, dia bisa kabur dari ini tetapi tidak bisa kabur dari Denis...

Otaknya berpikir cepat, lalu merebut handphone Sheila.

“Sekarang apa kalian semua boleh keluar? Aku sedang terburu-buru menggunakan toilet, aku tidak biasa menggunakan toilet dengan dikelilingi banyak orang.”

Leni melihatnya dengan curiga, Sheila sudah berbalik badan dan masuk ke dalam ruangan toilet, lalu bertanya :”Kenapa? Takut aku kabur?”

Setelah kata-kata itu diucapkan, tidak ada orang yang merespon, malah terdengar suara langkah berantakan.

Tampaknya orang yang sulit diatasi sudah pergi.

Sheila mendorong pintu dan keluar, memastikan sudah kosong tidak ada orang sama sekali, dia tanpa ragu-ragu membuka jendela, memanjat ke tepi jendela dan meloncat!

Di Restoran

Pria itu mengangkat tangan dan melihat pergelangan tangannya, arloji edisi terbatas menunjukkan sudah lewat dua puluh menit...

Membuka handphonenya, melihat di album foto tidak ada tambahan foto yang baru...

Jarinya mengetuk-etukkan meja, dalam beberapa langkah Jack sudah ada didepan meja makan.

“Pergi cek Nyonya Muda Salim.”

“Baik Tuan.” Jack mundur beberapa langkah, membalikkan badan lalu pergi keluar, berpapasan dengan wanita yang memakai rok setelan hitam yang berjalan masuk.

Tangan wanita itu memegang handphone berwarna merah terang, dia sendiri yang menyerahkan handphone tipe ini kepada Nyonya Muda Salim, makanya dia bisa ingat.

Reaksi pertamanya adalah ada apa-apa dengan Nyonya Muda Salim, dengan otomatis mempercepat langkahnya.

Pandangan Leni hanya tertuju pada pria tampan dan kaya raya yang ada di depan meja makan.

Angin sepoi-sepoi meniup poni pria itu, hidungnya mancung, wajahnya sempurna, tubuhnya langsing tinggi, membuatnya sedikit melayang melihatnya, seperti menginjak jalanan berbatu, langkahnya terhuyung-huyung hampir saja menabrak meja makan.

Denis mendengar adanya pergerakan, memandang dengan dingin wanita itu, wangi parfum wanita yang tebal itu membuatnya sebal dan mengkerutkan dahi, pandangannya dengan cepat jatuh pada handphone yang ada di genggaman tangannya.

Leni dengan sengaja merendahkan suaranya : “Tuan Muda Salim, salam kenal, saya adalah Manajer Customer Service Hotel Marriot, Leni Septiani.”

Selesai bicara, pandangannya tertuju pada kursi kosong yang ada di depan Denis...

Itu mungkin tempat duduk Yuna, kursi beludru putih bergaya Eropa, di atas meja terdapat karangan bunga Lily yang diikat dengan sutra putih sehingga berbentuk dasi kupu kupu .

Bisa dilihat Denis melakukan banyak usaha, dari karangan bunga, sampai tata ruang meja, setiap detail, sangat indah dan romantis.

“Bagaimana handphonenya bisa ada di kamu?”

Suaranya tidak sabaran, nada suara rendah yang merdu, membuat hatinya berantakan, membuyarkan pikiran Leni.

Pria ini begitu sempurna, Sheila sangat beruntung, hidupnya sangat beruntung!

“Pada saat Tuan Muda Salim memasuki restoran, kami menemukan ada orang yang diam-diam mencuri foto Tuan Muda Salim menggunakan handphone ini...”

Selesai bicara, dia menyerahkan handphonenya, lalu dengan sengaja membuka 2 kancing kemejanya, jika dia sedikit saja membungkukkan badan, bisa kelihatan pemandangan yang ada di dalamnya.

Dia melihat sebelah tangan Denis, dengan kaget melihat tipe handphone yang sama, tertegun sebentar,ternyata Sheila mencintai Tuan Muda Salim sampai tidak tahu malu seperti ini, sampai-sampai memakai tipe handphone yang sama dengan Tuan Muda Salim agar terlihat seperti handphone couple.

“Dia ada di dalam toilet, ketika kami pertama kali menemukannya, kami lalu pergi berbicara dengannya, dia sendiri juga mengakui kalau dia diam-diam mencuri foto...”

“Diam-diam mencuri foto?” Denis tidak merampas handphone yang ada di tangan Leni, tetapi melihat sepintas handphonenya, jika Sheila ada mengambil foto, handphonenya bisa dengan otomatis bertambah juga...

Pandangan mata tegas melihat Leni : “Dia ada bicara apalagi?”

“Dia...dia berinisiatif memberikan handphonenya kepadaku, di dalamnya ada foto yang dia ambil secara diam-diam...”

“Berinisiatif memberikan handphonenya kepadamu!?”

Sebuah foto pun tidak ada yang bertambah, malah berinisiatif memberikan handphonenya kepada orang lain?

Apa yang sedang ingin dilakukan wanita ini?

Leni diam-diam mengangkat kelopak matanya, memperhatikan dengan cermat setiap perubahan raut wajah Denis, raut wajah pria itu sangat jelek...ternyata memang benar dia sangat benci jika diam-diam dicuri fotonya.

Memikirkan ini, dia lalu dengan cepat berkata : “Kira-kira Nyonya Muda Salim takut kamu akan menghukumnya, jadi berinisiatif menyuruhku menyerahkan handphone ini kepadamu.”

Da da da

Suara langkah dari jauh terdengar mendekat --

“Tuan Muda - -“ Jack bergegas berlari kemari : “ Nyonya...Nyonya Muda menghilang.”

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu