Istri Direktur Kemarilah - Bab 158 Apakah Punya Masa Depan

Sheila tahu bahwa takdir tidak dapat di tentang, tapi ia malah terburu-buru, dan menghentikan Denis, ia ingin memberi tahu Denis bahwa ini adalah anaknya. Sheila dapat membantunya, mereka masih muda, jika anak itu tiada, di masa depanpun mereka masih dapat memiliki anak lagi.

Tapi benarkah mereka masih memiliki masa depan?

Akan bagaimana jadinya jika Sheila membantu Denis, lalu Denis percaya bahwa itu anaknya, dan jika mereka saling percaya?

Racun baru di dalam tubuh Sheila, membuatnya tidak dapat membuat keturunan pada keluarga Salim. Bahkan Sheila akan mati jika mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan anak itu, dan akhirnya mereka juga akan terpisahkan.

Apa bedanya dengan sekarang?

Sheila mengambil napas dalam-dalam, dan menatap pria di sebelahnya yang sudah siap menuju kasur.

Pria itu juga menatap nya dengan ironi.

Mereka saling menatap.

Sheila pun menutup matanya, dan berhenti melihatnya.

Denis menatapnya, dan perlahan-lahan mengambil kembali tatapannya. Seolah-olah Sheila merelakan sesuatu, dan hatinya menjadi panik.

Sheila bisa saja menyakitinya ratusan kali, tapi dia mungkin akan memaafkannya, kali ini Denis berharap Sheila peduli padanya, dan akan menghentikan semuanya ini.

Namun, wanita ini malah merelakannya.

Akhirnya, ia tidak lagi menatap Denis, dengan yakin pergi keluar !

Pintu tertutup, semua harapan dan kemungkinan terputus.

Tubuhnya terjatuh ke bawah dengan punggung yang menempel di pintu.

"Nyonya, Anda tidak kenapa-kenapa bukan?" Jack dengan cemas mengangkatnya.

Sheila menolak diangkat, "Kalian pergi saja, aku ingin sendirian saja."

"Nyonya, saya akan tetap mengantar Anda kembali ke kamar." Sheila duduk di depan pintu, jika terlalu banyak suara gerakan, maka itu akan menjadi siksaan baginya untuk didengar.

Wajah Sheila menjadi pucat, ia menggelengkan kepalanya, apa yang bisa ia harapkan?

Berharap Denis dapat mengontol dirinya, kontrol dirinya?

Atau berharap dia akan berubah pikiran, dan membuka pintu?

Sayangnya, Denis memberikan tamparan yang kencang kepadanya.

Yuna tidak dapat menahan suara tersedaknya, ketika pria itu bebas, terdengar suara yang merasa lega, terus-menerus terdengar di gendang telinganya.

Suara itu masuk hingga ke dalam perutnya, dan sampai kepusaran, ia langsung menuju kamar mandi, lalu muntah.

Di depan cermin, air matanya terluapkan.

Selama hening, di dalam pikirannya hanya ada dua orang di dalam kamarnya, di tempat tidurnya, senang maupun sedih ...

Sheila masih tidak berhenti memberitahu dirinya, bahwa semuanya hancur itu sangat baik, dan dia tidak ingin terjerat lagi.

Dia tidak dapat tenang dengan keadaan saat ini, Denis dan Keluarga Salim adalah pasir yang tidak dapat ia genggam, terbawa oleh angin.

Menit dan detik berlalu, waktu berjalan dengan lambat,

Sheila tidak tahu apa yang sedang ia tunggu, menunggu keputusan akhir Denis?

Mungkin seperti itu, Sheila tiba-tiba merasa haus, lalu pergi mengambil air.

Tetapi ia mengisi air itu hingga tumpah ke tangannya, ia terkejut karena terkena air panas itu.

Gelas itu terjatuh, ia meniup tangannya ...

Apa lebih baik membaca buku.

Di depan rak buku, ia mengambil sebuah buku, dengan teks yang begitu banyak, tidak ada satu patah kata pun yang dapat ia lihat.

Hatinya menjadi semakin khawatir dari yang dapat dibayangkan, Bolak-balik di dalam kamar.

Sheila tidak berhenti menatap jam, baru saja setengah jam.

Mereka masih belum menyelesaikannya? Sheila hanya dapat menutup matanya.

Sheila tidak dapat tinggal, sehingga ia membanting pintu, lalu pergi ke luar.

Jack berada di depan pintu, "Nyonya, Anda ingin pergi kemana? tunggu aku tunggu ... penjaga rumah menyuruh aku mengikuti Anda."

Sheila seperti mengacuhkannya, ia hanya ingin segera meninggalkan tempat yang membuatnya tertekan.

Berjalan keluar dari rumah utama, di sebelah kanan ada sebuah sungai. Di dekat situ ada sebuah sekolah, Klub kecil sedang menyalakan lentera, dan menonton lentera yang melayang.

Menengok, melihat sinar matahari setelah hujan di halaman rumah utama.

Dinding putih yang megah dan kokoh, atap hitam yang berwarna keabuan di bawah sinar matahari.

Padangan Sheila menuju ke arah kamar. Jendela terbuka, dan angin pun meniup gorden.

Di dalam kamar

dipenuhi dengan nafsu yang tersebar.

Jack pelan-pelan membuka pintu kamar, masuk, mencium bau yang tidak jelas apa.

Dengan rasa yang aneh, Jack masuk dengan menundukan kepalanya,

Tuan muda menekan bagian dalam, lalu menyuruh Jack mengambil alkohol dan kain kasa, Jack tidak bisa apa-apa, hanya mendengarkannya.

Jack merasa sangat aneh, mengapa Tuan muda menyuruhnya membawa barang itu, apakah ia terlalu kasar, sehingga terluka?

Jack menatap tubuh kusutnya di atas kasur, dan segera menutup mata ...

Tuan muda belum selesai, mengapa ia menyuruh Jack masuk ke dalam? lalu masih menyuruhnya menuju ke kamar mandi ...

Jack tidak berani melihat, hanya dapat mengambil tiga langkah dan terburu-buru dalam dua langkah ...

DI dalam kamar mandi, terdengar suara air yang mengalir dari bak. Jack melihatnya lebih dekat, terlihat air yang berwana merah keluar dari bak itu.

Lantai dipenuhi darah, sangat mengejutkan.

"Tuan muda?"

Seluruh badan Tuan Muda terendam dalam air, tangannya terjatuh ke tanah, dan darah mengalir dari kepalan tangannya.

Jack baru sadar, meja wastafel dipenuhi oleh pecahan kaca.

Jack buru-buru mengangkat Tuan muda dari air. Ia menuntun Tuan muda duduk di kursi, dan membuka kepalan tangannya. Jack menemukan pecahan gelas di tangannya, dan darah yang terus mengucur.

Tuan muda menggenggam pecehan gelas itu untuk mengendalikan dirinya, untuk menenangkan dirinya ?

Karena ia berada di kamar mandi, jadi siapa yang akan memindahkannya ke ranjang ... ?

Jack tidak berani untuk terlalu banyak berpikir, dia hanya dapat menangani luka Tuan muda.

Denis dengan lemas bersender ke dinding, dengan pandangan yang kosong, seperti tidak memiliki jiwa. Membiarkan Jack mengobatinya.

"Bagaimana dengan Sheila?"

Jack terkejut, karena Denis menanyakan Sheila ia hanya dapat jujur menjawab," yang saya dengar, Nyonya sedang jalan-jalan di tepi sungai yang berada di luar rumah utama."

Saat ini dia ingin menuju tepi sungai jalan-jalan ...

Denis menyengir, "Suruhlah para pelayan menjemputnya kemari."

"Baik." Jack tidak berani menebak apa yang ada di pikiran Tuan muda, dan langsung bergegas.

Sore pun tiba, setelah hujan yang lebat, langitpun di penuhi oleh senja sore.

Matahari yang terbenam menyinari wajah Sheila, wajah putihnya meleleh dengan rona hangat, tetapi kesedihannya meluap ke luar.

Ia mendengar bahwa Denis ingin menemuinya, ia mengepalkan tangannya, ia tidak tahu mengapa hatinya menjadi sangat kompleks.

Dia sudah tidak tahu lagi harus bagaimana menghadapinya. Sheila melihat, pasir yang baru saja ia ambil dan terbawa angin jatuh ke atas rerumputan.

Sheila mulai mengumpulkan semua ekspresinya, menegakkan tubuhnya, berjalan menuju rumah utama ...

Ternyata Denis masih berada di kamar Sheila, Jack membukakan pintu, "Nyonya, Tuan Muda berada di dalam menunggumu."

Tirai di dalam kamar tertutup, dengan lampu kecil yang menyala.

Di dalam, aura hubungan seksual antara pria dan wanita membuat Sheila ingin muntah.

Sheila menutupi bibirnya, dan meludah ketika dia memegang tangannya ke dinding.

DI kursi depan jendela, duduk sesosok orang, "Sudah kembali?"

Suaranya sangat dingin, seolah-olah kembali lagi kepada kejadian tiga tahun lalu, dia juga menggunakan suara dinginnya kepada Sheila.

Juga dengan cara yang sama di dalam kegelapan, dengan pertanyaan yang sama: [Sudah kembali?]

Detik berikutnya, Denis melanjutkan suara dinginnya, [Aku akan membuatmu menyesal karena telah menikahiku.]

Novel Terkait

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu